27.3 C
Jakarta
Sabtu, 28 Desember, 2024

Tempati Posisi Kedua, Investasi Fintech Indonesia Capai Rp12,8 Triliun di 2021

UOB, PwC Singapore, dan Singapore FinTech Association (SFA) telah mengeluarkan laporan FinTech in ASEAN 2021. Laporan tersebut memuat besaran investasi finansial teknologi (fintech) yang mengalir ke ASEAN sepanjang 2021.

Dalam laporan tersebut diperlihatkan bahwa Indonesia menempati urutan kedua dalam hal torehan investasi fintech dengan nilai sebesar US$904 juta atau setara dengan Rp12,8 triliun (kurs Rp14.194 per US$).

Head of Group Channels and Digitalisation, UOB, Janet Young mengatakan tahun ini Indonesia mempertahankan posisi kedua dengan memperoleh pendanaan sebesar 26 persen dari total investasi ASEAN.

Dia menjelaskan, posisi pertama ditempati oleh Singapura dengan nilai US$1,6 miliar atau hampir setengah dari total investasi fintech di ASEAN, yaitu 49%. Sedangkan tempat ketiga diduduki Vietnam yang investasi digitalnya melonjak tajam menjadi US$375 juta atau 11% sebagai hasil dari dua putaran besar. 

“Perusahaan FinTech di Singapura dan Indonesia menerima pendanaan di hampir setiap kategori, sebuah indikasi industri yang dinamis dan berkembang dengan adegan investasi yang aktif,” katanya dalam keterangannya, Senin (15/11).

Pandemi Dorong Peningkatan Industri Fintech

Sementara itu, Presiden SFA Mr Shadab Taiyabi merasa senang karena fintech di Asia Tenggara terus berkembang dan tumbuh dengan pesat, sebagaimana dibuktikan oleh rebound yang kuat dalam pembiayaan tahun ini. 

Menurutnya, salah satu pendorong utama kebangkitan ini adalah pandemi yang telah mempercepat adopsi digital di Singapura dan di seluruh kawasan, serta mendorong peningkatan pembayaran digital dan mempercepat peralihan menuju kanal digital di sektor jasa keuangan.

“Secara khusus, Singapura telah mencatatkan pendanaan paling kuat karena didukung oleh semakin banyaknya FinTech yang ingin mendirikan kantor pusat mereka di negara tersebut berkat adanya dukungan regulasi yang kuat,” ujarnya.

Selain itu, Singapura menjadi tujuan investasi utama karena peluang untuk kolaborasi pada tingkat kawasan yang besar, serta ekosistem investor yang berfokus pada perusahaan rintisan (startup) yang terus berkembang di sana.

“SFA tetap berkomitmen dalam mendukung dan memfasilitasi ekosistem fintech guna mendorong peluang baru bagi perusahaan-perusahaan untuk berkolaborasi, terhubung, dan berkreasi bersama,” ucapnya.

Investasi Fintech ASEAN Capai Rp49,6 Triliun

Adapun, aliran uang yang masuk ke sektor teknologi keuangan (fintech) di ASEAN mengalami kenaikan signifikan di 2021. Dalam sembilan bulan, pendanaan di sektor ini telah mencapai US$3,5 miliar atau setara dengan Rp49,6 triliun (kurs Rp14.189 per US$).

Menurut laporan Fintech in ASEAN, rebound dalam pendanaan fintech didorong oleh 167 kesepakatan termasuk 13 putaran besar, yang menyumbang US$2 miliar dari total pendanaan.  

Janet Young mengatakan, sebagian besar investor menunjukkan minat yang kuat terhadap perusahaan fintech tahap akhir dan berkomitmen mendukung 10 dari 13 mega rounds atau putaran besar tahun ini. 

Tren ini menandakan adanya pergeseran strategi investor di beberapa negara di ASEAN karena mereka mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati dan menghindari risiko dalam mendukung perusahaan yang sudah mapan dan dipandang memiliki peluang lebih besar untuk bangkit dan menjadi lebih kuat dari pandemi. 

“Dengan meningkatnya pemanfaatan pembayaran digital di ASEAN, investor menaruh kepercayaan mereka pada fintech tahap akhir dari sektor pembayaran dan juga menyuntikkan dana dalam jumlah tertinggi kepada perusahaan-perusahaan fintech tersebut,” ujar Janet.

Tiga Sektor Fintech Dengan Pendanaan Terbesar

Sementara itu, berdasarkan laporan yang sama diungkapkan tiga sektor fintech dengan jumlah investasi terbesar. Urutan pertama adalah platform pembayaran dengan pendanaan sebesar US$1,9 miliar.

Kedua adalah sektor teknologi investasi atau platform penyedia investasi, dan ketiga adalah aset kripto atau cryptocurrency. Masing-masing memperoleh pendanaan sebesar US$457 juta dan US$356 juta.

FinTech Leader, PwC Singapura, Wanyi Wong menyatakan perusahaan yang telah merangkul fintech tengah mengocok ulang pasar. Karena pembayaran digital kini sudah menjadi norma, dan bidang-bidang seperti teknologi kekayaan dan aset kripto dengan cepat menjadi populer.

“Temuan dari penelitian kami menunjukkan bahwa konsumen di ASEAN telah merangkul berbagai solusi fintech bersama dengan pengalaman digital, dan mereka siap menghadapi masa depan dengan dunia digitalnya,” katanya.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU