JAKARTA, duniafintech.com – Kerugian besar yang dialami selama pandemi Covid-19 membuat manajemen induk restoran Texas Chicken, PT Cipta Selera Murni (CSMI) Tbk, harus memotong setengah gaji karyawannya atau 50% hingga menjual gudangnya untuk melunasi utang usaha.
Adapun selama pandemi ini, pendapatan perseroan ini diketahui turun lebih dari 50% akibat pembatasan kegiatan. Lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT CSMI menyebut bahwa mereka memotong gaji karyawan hingga 50%, baik di pusat maupun di cabang.
Di samping itu, memutus karyawan kontrak yang masa kontraknya sudah habis dan merumahkan karyawan apabila restoran tutup terpaksa jalan yang mesti diambil.
“Kebijakan terhadap karyawan sehubungan dengan adanya pandemi Covid-19; karyawan kontrak diputus yang masa kontraknya sudah habis, merumahkan karyawan jika restoran tutup atau tidak memerlukan (unpaid leaved), upah seluruh karyawan pusat dan cabang dievaluasi dan dibayar 50%,” ucap Arriola Arthur Raphael selaku Direktur Utama CSMI, dikutip dari Detik.com, Senin (18/4).
Namun, tidak diketahui pasti sejak kapan hal ini berlangsung. Adapun pada Agustus 2021 lalu, nilai penjualan yang dibukukan Texas Chicken hanya Rp2,24 miliar, turun drastis dibandingkan Januari 2021 yang sebesar Rp6,52 miliar. Per September 2021 perseroan hanya membukukan kas dan setara kas sebesar Rp8,4 miliar atau hanya 7,34% dari total aset perseroan.
Akan tetapi, per Januari 2022 restoran ayam goreng tersebut mulai mengalami kenaikan penjualan menjadi Rp5,88 miliar dan Februari 2022 Rp4,20 miliar.
“Penyebab kas dan setara kas kecil cukup kecil karena memang telah digunakan untuk membayar kegiatan perusahaan seperti pembelian persediaan tunai dan pembayaran operasional lainnya,” paparnya.
Perseroan pun sebelumnya sempat memproyeksikan penjualan per 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp226,5 miliar atau meningkat 11% dibanding penjualan per 31 Desember 2019. Sayangnya realisasinya hanya mampu membukukan penjualan Rp77,3 miliar atau hanya 34,14% dari target proyeksi.
Kata Arriola, hal ini terjadi lantaran dampak pandemi yang mengakibatkan penjualan turun lebih dari 50%. Hal ini pun mengakibatkan pihaknya harus menutup banyak gerai hingga tak tersisa lagi di Jakarta.
Kini, tersisa 22 gerai Texas Chicken. Mereka berada di kota Medan, Binjai, Manado, Padang, Makassar, Bukittinggi, Banjarmasin, Kendari, dan Samarinda.
Gudang akan dijual
Untuk diketahui, Texas Chicken juga punya utang usaha per 30 September 2021 senilai Rp23,4 miliar. Untuk membayar sebagian utang itu, gudang gudang pusat milik perseroan di Tangerang rencananya akan dijual.
“Rencana perseroan untuk melunasi utang usaha tersebut, perseroan akan menjual gudang pusat di Tangerang dan melunasi sebagian,” jelas Arriola.
Diterangkan Arriola, jumlah utang usaha cukup tinggi lantaran merupakan liabilitas perseroan yang paling besar. Namun, di luar itu, ia pun memastikan tidak ada bunga yang dikenakan.
“Utang usaha per 30 September 2021 sebesar Rp23,4 miliar, sebagian utang usaha tersebut adalah utang usaha yang umurnya lebih dari 6 bulan,” paparnya.
Di samping utang usaha, Texas Chicken pun memiliki utang bank sebesar Rp25,6 miliar per 30 September 2021, yang terdiri dari Rp5,6 miliar bagian jangka pendek dan Rp19,9 miliar bagian jangka panjang.
“Perseroan telah melakukan relaksasi kredit selama 2020 sampai Juni 2021. Saat ini utang bank statusnya lancar dan membayar sesuai schedule yang ada,” sebutnya.
Lebih jauh, per 30 September 2021 perseroan pun membukukan utang lain-lain sebesar Rp16,4 miliar atau meningkat 16% ketimbang 31 Desember 2020. Utang ini diketahui kepada pihak berelasi.
“Utang berelasi adalah utang kepada PT Cipta Swadaya Murni yang terdiri dari sewa-menyewa bangunan baik untuk gerai dan kantor pusat/cabang dan pinjaman uang. Peningkatan nilai utang karena perseroan tidak bisa membayar utang tersebut. Tidak ada bunga,” tuturnya.
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Editor: Rahmat Fitranto