JAKARTA, duniafintech.com – Platform e-commerce Tokopedia mengungkapkan alasannya kenapa belum ingin bicara tentang pasar global. Padahal, e-commerce lokal tersebut telah memiliki pangsa pasar yang luas di dalam negeri.
Senior Lead Public Policy and Government Relations Tokopedia Kevin Tarigan menyebutkan, alasan kenapa Tokopedia masih fokus mengembangkan pasar lokal karena masih banyak masyarakat yang belum terjangkau oleh teknologi perdagangan elektronik tersebut.
“Mungkin kalau Anda heran kenapa tokopedia tidak pernah berbicara line pasar selain Indonesia, pada kenyataannya pasar Indonesia sendiri banyak yang belum terjangkau,” katanya dalam AFPI Lending Summit 2021, Jumat (3/12).
Bahkan, sambungnya, masih banyak masyarakat Indonesia terutama di daerah yang belum mengenal teknologi digital, apalagi teknologi turunannya yang lebih advance seperti financial technology (fintech) dan kecerdasan buatan (AI).
Untuk itu, dia bilang bahwa Tokopedia ingin menjadi platform digital yang mengenalkan pertama kali kepada kalangan tersebut mengenai kecanggihan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam keseharian mereka.
“Kami berusaha menjadi solusi pertama di mana mereka mengenal apa yang namanya fintech. Di mana mereka mengenal akses pembiayaan nonkonvensional,” ujarnya.
Kevin pun menuturkan, sebagai salah satu kekuatan ekonomi digital, e-commerce memiliki penetrasi yang sangat besar ke masyarakat. Bahkan, melebihi penetrasi yang mampu dijangkau oleh lembaga keuangan konvensional seperti perbankan.
“Penetrasi e-commerce itu jauh lebih besar daripada perbankan atau jasa keuangan konvensional dan itu kelebihan Tokopedia karena kami menyediakan solusi menjangkau masyarakat yang unbanked. Dan ini akan kami refleksikan di produk kami,” ucapnya.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), Tokopedia telah memiliki 100 juta pengguna setiap bulannya, dengan 11 juta penjual dan 500 juta produk yang ditawarkan setiap harinya.
Berdasarkan survei yang sama, pada 2020 tercatat bahwa sebanyak 86,5% penjual di Tokopedia merupakan pebisnis baru. Selama pandemi pin Tokopedia berhasil memicu peningkatan penjualan di tiga daerah di luar Pulau Jawa, yaitu NTB (144,6%), Sulawesi Selatan (73,3%) dan Sulawesi Tengah (73,4%).
Dengan kata lain, data itu menunjukkan bahwa Tokopedia telah memainkan peran dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat hingga ke berbagai daerah di Indonesia.
“Ini sedikit contoh saja mengenai bagaimana kami berkontribusi terhadap pemerataan ekonomi di Indonesia. Perlu diakui bahwa saat ini memang ekonomi Indonesia masih banyak berpusat di Pulau Jawa,” tuturnya.
Kevin pun mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh LDFEB UI tersebut juga terlihat bahwa masyarakat mengenal pembayaran elektronik baik itu melalui mobile banking ataupun dompet digital (e-wallet) justru setelah mengenal Tokopedia.
“Jadi kebalik, bukan mereka punya akun bank dulu, baru berbelanja di tokopedia. Namun mereka berbelanja di tokopedia melihat banyak sekali pilihan pembiayaan dan mereka lihat promod dan kemudian baru masuk ke e-wallet dan mobile banking,” kata dia.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra