JAKARTA, duniafintech.com – Lonjakan transaksi uang elektronik hingga kartu kredit memicu pertumbuhan konsumsi rumah tangga dari sisi pengeluaran sebesar 3,55 persen pada kuartal IV 2021 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu sebagaimana catatan Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut Kepala BPS, Margo Yuwono, indikasi kebangkitan konsumsi rumah tangga di tanah air dalam tiga bulan belakangan pada tahun kemarin tampak dari lonjakan nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit.
“Ada indikasi, nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kredit tumbuh 9,11 persen, menguat dibanding kuartal IV 2020 di mana terjadi kontraksi sebesar 0,88 persen,” katanya dalam konferensi pers rilis PDB Kuartal IV 2021, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Senin (7/2/2022).
Disampaikannya, gairah konsumsi rumah tangga pun tampak jelas dari peningkatan penumpang pesawat yang meroket dari minus 64,38 persen pada kuartal IV 2020 menjadi 18,23 persen pada periode sama 2021. Ia juga mencatat penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor yang ikut melonjak, masing-masing 72,85 persen dan 64,7 persen untuk periode yang sama.
Baca Juga:
- Transaksi Uang Elektronik Meningkat, BI Proyeksikan Akhir Tahun Capai Target
- LinkAja: Aplikasi Uang Elektronik & Dompet Digital Milik BUMN
“Penjualan eceran tumbuh 8,74 persen, menguat dibanding kuartal IV 2020 yang meski kontraksi 16,68 persen,” jelasnya.
Konsumsi tumbuh
Dalam catatan yang sama, BPS menyebut bahwa kebangkitan konsumsi rumah tangga dari sisi pengeluaran yang membentuk pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu. Konsumsi rumah tangga pun tercatat tumbuh 3,55 persen pada kuartal IV tahun lalu dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun pada kuartal III 2021, konsumsi rumah tangga hanya bertumbuh 1,02 persen, sedangkan pada kuartal IV 2020 lalu nilainya minus 3,61 persen. Meski demikian, BPS menerangkan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini belum menyamai level pra-pandemi yang berada di kisaran 5 persen.
“Penjualan eceran tumbuh. Penjualan wholesale mobil juga tumbuh, termasuk sepeda motor. Ini indikasi pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat,” kata Margo Yuwono.
Kontribusi pertumbuhan konsumsi rumah tangga sendiri ditopang oleh transportasi dan komunikasi, makanan dan minuman, di samping dari restoran. Kemudian, juga ditopang oleh perumahan dan perlengkapan rumah tangga, kesehatan dan pendidikan, serta restoran dan hotel.
Sebagai informasi, konsumsi rumah tangga adalah motor utama pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi total 52,91 persen terhadap PDB dan mengikuti di belakangnya ada PMTB, ekspor, dan lainnya.
Diketahui, pada tahun lalu, ekonomi RI tumbuh 3,69 persen. Angka itu berada di atas realisasi tahun sebelumnya, yaitu minus 2 persen. Meski demikian, angkanya masih di bawah ekspektasi Menteri Keuangan Sri Mulyani, yakni sebesar 4 persen.
Namun, jika dibandingkan dengan kuartal IV 2020 lalu atau year on year, pertumbuhan ekonomi RI tercatat tumbuh 5,02 persen.
“Industri pengolahan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV. Polanya mirip dengan kuartal III 2021, dimana industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan,” tuturnya.
Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama
Editor: Anju Mahendra