28.4 C
Jakarta
Kamis, 16 Mei, 2024

Di Tengah Invasi Rusia, Ukraina Pakai Sumbangan Kripto untuk Beli Pasokan Penting

JAKARTA, Duniafintech.com – Pemerintah Ukraina telah membeli beberapa pasokan penting, termasuk gas, makanan dan peralatan militer, menggunakan sumbangan kripto yang diterima saat negara itu menentang invasi dari Rusia.

Sekitar USD 10 juta atau sekitar Rp 143,6 miliar telah dihabiskan pemerintah Ukraina untuk membeli berbagai kebutuhan tersebut.

Data dari blockchain menunjukkan, sumbangan didistribusikan dari dompet digital pemerintah, dibuat oleh pertukaran kripto yang berbasis di Kyiv, Kuna ke dompet digital lainnya sebelum dibelanjakan. Pada Senin pagi, sekitar USD 6,5 juta dalam bentuk Ether telah dipindahkan dari dompet pemerintah ke bursa.

“Kami mengevakuasi orang-orang sehingga kami mengirim uang untuk membeli bensin, untuk membeli makanan dan air bagi orang-orang yang mengungsi. Kami mengirimkan sejumlah uang kepada personel militer setempat yang dapat membeli beberapa persediaan secara lokal,” kata pendiri Kuna, Michael Chobanian kepada CoinDesk, seperti dikutip Selasa (1/3/2022).

Chobanian menambahkan, pemerintah Ukraina juga membeli drone, kacamata heat vision dan bensin dari sumbangan kripto.

Chobanian membagikan laporan di akun Twitter-nya pada Senin yang menunjukkan total dukungan kripto untuk pemerintah Ukraina melalui berbagai cryptocurrency dan Stablecoin lebih dari USD 12 juta.

Sedangkan Elliptic, yang membantu melacak transaksi di blockchain, mengatakan pemerintah dan organisasi non-pemerintah telah meraih sumbangan sebesar USD 20 juta.

Sumbangan Bitcoin yang dikumpulkan oleh pemerintah didistribusikan dengan cukup cepat, menurut data blockchain. Hampir semua Bitcoin yang terkumpul, berjumlah sekitar USD 4 juta, telah dikirim ke berbagai dompet.

“Kami berhasil membeli semua barang ini di Eropa menggunakan kripto. Banyak teman saya di industri kripto membantu. Kami mengirim mereka kripto, mereka membayar (barang) dalam euro,” kata Chobanian.

Mungkinkah Gencatan Senjata?

Di sisi lain, perang antara Rusia dan Ukraina belum mereda. Dikutip dari Tirto.id, berdasarkan pemberitaan baru-baru ini, lebih dari 70 tentara Ukraina tewas setelah artileri Rusia menghantam pangkalan militer di Okhtyrka, tempat itu terletak di antara Kharkiv dan Kyiv.

AP News melaporkan, Dmytro Zhyvytskyy memposting foto-foto dari sebuah bangunan berlantai empat yang hangus dan tim penyelamat bergegas mencari puing-puing. Dalam postingan di Facebook, dia mengatakan, ada banyak tentara Rusia dan beberapa penduduk setempat juga tewas dalam pertempuran hari Minggu lalu.

Namun, laporan itu tidak dapat segera dikonfirmasi. Selain itu, berdasarkan gambar satelit yang diambil oleh sebuah perusahaan Amerika, Maxar Technologies menunjukkan konvoi militer sekitar 40 mil mendekati ibukota Ukraina pada hari Senin. Seperti dilaporkan NBC News, menurut Maxar, sejumlah rumah dan bangunan di bagian utara dan barat laut yang dilalui konvoi tampak terbakar.

Pemakaman Korban Ukraina Pada hari kelima pertempuran, Ukraina mengklaim pasukan Rusia telah memperlambat gerak mereka, tetapi masih mengincar Kyiv, sedangkan Rusia melaporkan kemajuannya di selatan. Di sisi lain, pertempuran berkecamuk di sekitar pelabuhan Laut Hitam Odessa dan di dekat Ochakiv dan Chornomorsk. Rusia juga masih berusaha mengatur pedaratan angkatan laut di Mariupol di tepi selatan Laut Azov.

Ukraina mengatakan pihaknya masih menahan Kharkiv, 500 kilometer timur Kyiv, meskipun ada pemboman Rusia. Menurut tentara Ukraina, tidak rudal Rusia menargetkan Kyiv, tetapi satu sudah berhasil dicegat, demikian Al Jazeera melaporkan. Rusia mengatakan, pihaknya sudah mengepung kota Kherson dan kota Berdyansk dekat Krimea. Sedangkan Ukraina mengonfirmasi kalau Berdyansk sudah diduduki oleh tentara Rusia.

BBC melaporkan, pihak berwenang Ukraina mengatakan, delegasinya akan tiba di perbatasan Ukraina-Belarus. Mereka akan membicarakan gencatan senjata dan penarikan pasukan dari wilayah Ukraina. Sebelumnya dilaporkan kalau pembicaraan mengenai perdamaian ditunda karena masalah logistik dan keamanan.

Sebelumnya, Rusia tidak meluncurkan satu serangan mematikan di Ukraina, baik dari darat, udara dan laut. Tetapi pertarungan sengit terus berlanjut di sepanjang akhir pekan karena pasukan Rusia tidak menargetkan kota-kota dalam Ukraina.

Namun, mereka gagal menahan di kota Kharkiv dan serangan dari Rusia terus berlanjut dari segala arah. Pasukan Kremlin juga mengepung kota-kota pelabuhan Kherson dan Berdyansk. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan rencana untuk bertemu dengan satu delegasi Rusia untuk perbatasan Ukraina-Belarusia setelah bertemu dengan pemimpin Belarus Alexander Lukashenko.

 

Penulis: Kontirbutor/Panji A Syuhada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU