25.2 C
Jakarta
Minggu, 3 November, 2024

Sentimen Membaik, UOB Berhasil Raup Laba Bersih US$3,06 Miliar di Q3

UOB Group berhasil membukukan hasil keuangan yang memuaskan pada kuartal III-2021 dengan laba bersih yang meningkat 37% menjadi US$3,06 miliar, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Deputy Chairman and Chief Executive Officer UOB, Wee Ee Cheong mengatakan, peningkatan ini didukung oleh kenaikan pendapatan di tengah membaiknya sentimen bisnis dan cadangan kerugian penurunan nilai kredit.

“Keberhasilan ini dicapai berkat pertumbuhan kredit yang sehat dan pendapatan yang berkelanjutan,” katanya dalam keterangannya, Rabu (10/11).

Adapun, jika dilihat dari kuartal ke kuartal (qtq) laba bersih pada III-2021 ini naik 4% menjadi US$1,05 miliar. Hal ini menurutnya cukup positif di tengah melambatnya pemulihan ekonomi di Asia Tenggara.

Indikator Bisnis Perusahaan Terus Tumbuh

Selain itu, pendapatan bunga bersih meningkat 4% dari tahun lalu menjadi US$4,71 miliar, didorong pertumbuhan pinjaman yang sehat sebesar 9% dan margin bunga bersih yang secara umum tetap stabil.

Pun, pendapatan biaya dan komisi bersih naik 24% ke level tertinggi baru yakni US$1,82 miliar. Biaya manajemen kekayaan meningkat 22% dan mencetak rekor sebesar S$639 juta berkat kembalinya kepercayaan investor.

Biaya terkait pinjaman juga mencapai rekor tertinggi sebesar S$528 juta, tumbuh sebesar 33% yoy didorong pertumbuhan perdagangan dan investasi. Biaya pengelolaan dana dan kartu kredit juga lebih tinggi karena pasar ekuitas dan belanja nasabah sudah pulih sejak tahun lalu.

“Pendapatan treasury terkait nasabah tumbuh 8%, sementara pendapatan non-bunga lainnya turun 12% menjadi US$822 juta karena pendapatan perdagangan non-nasabah yang lebih rendah,” urainya.

Kulitas Aset Tetap Tangguh

Menurutnya, kinerja UOB Group pada kuartal III-2021 didukung oleh mesin pertumbuhan yang beragam dalam konektivitas, digital, dan kemampuan keberlanjutan.

Selain itu, pendapatan lintas negara juga disebutkan tetap stabil. Sementara terkait pinjaman, pengelolaan kekayaan, dan dana serta biaya kartu kredit mencatatkan pertumbuhan yang kuat.

“Biaya kredit di kuartal III-2021 datar pada 20 basis poin (bps) setiap tiga bulan. Hal ini mencerminkan portofolio dan kualitas aset Grup yang tangguh dan aman,” ujarnya.

Adapun, neraca UOB Group tetap kuat dengan likuiditas yang cukup dan rasio Common Equity Tier 1 (CET1) yang kuat di 13,5%.

Dia melanjutkan, UOB telah membangun momentum pertumbuhan yang kuat pada tahun 2021 untuk mencatat laba bersih yang lebih tinggi pada kuartal ketiga.

Hal ini terjadi di tengah kondisi makro yang menantang dengan adanya disrupsi pada rantai pasokan global, perekonomian Tiongkok yang melambat, serta pandemi Covid-19 yang muncul kembali di seluruh kawasan.

“Dalam melalui masa-masa tersebut, kami senantiasa mendukung nasabah kami, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM). Kami juga bangga telah dinobatkan sebagai Bank Terbaik Dunia oleh Euromoney dan Global
Finance atas upaya kami membantu UKM,” ucapnya.

Berharap Pada Geliat Perekonomian Global

Di tengah ketidakpastian jangka pendek ini, pembukaan kembali sejumlah negara secara bertahap menjadi pertanda baik bagi arus bisnis UOB. Mereka pun menyambut positif aktivitas yang kuat di sepanjang koridor perdagangan Tiongkok Raya-ASEAN.

Baginya, fundamental perusahaan yang kuat memungkinkan mereka terus berinvestasi untuk memperdalam kemampuannya dalam konektivitas, inovasi digital, serta keberlanjutan.

“Semuanya adalah aspek-aspek yang akan mendorong pertumbuhan di Asia selama beberapa dekade mendatang,” tuturnya.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU