JAKARTA, duniafintech.com – Setelah Ghozali Everyday sukses mencuri perhatian publik dengan penjualan NFT foto selfie-nya hingga miliaran rupiah, kini muncul fenomena baru di mana orang-orang menjual foto selfie sembari memegang KTP di marketplace OpenSea.
Alih-alih menggunakan platform tersebut untuk menjual karya kreatif dengan nilai seni yang tinggi, oknum ini malah menjual foto diri dengan menggenggam data pribadinya yang rawan disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Menanggapi hal ini, Peneliti Keamanan Siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persada mengatakan bahwa, maraknya penjualan NFT foto selfie dengan KTP ini merupakan ulah oknum yang sengaja menjual data KTP seseorang di Opensea.Â
“Para penjual ini bisa mendapatkan data dari berbagai macam tempat, bisa dengan membelinya di forum jual beli peretas seperti Raidforums dan berbagai platform sosmed,” katanya kepada Duniafintech.com, Senin (17/1).
Dia pun mengungkapkan, data yang dijual ini kebanyakan didapat dengan cara meretas suatu situs atau platform yang menghimpun data masyarakat, contohnya seperti pinjaman online (pinjol).
Menurutnya, meskipun teknologi blockchain dalam pengembangan NFT ini tergolong aman, namun data pengguna yang menampilkan foto diri lengkap dengan data pribadinya tersebut rawan untuk disalahgunakan.
“Siapapun bisa mengcapture foto tersebut dan dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, membuat meme misalnya atau di Indonesia bisa untuk memalsukan KTP. Jadi tetap harus waspada,” ujarnya.
Apalagi, sambungnya, pelaku kejahatan saat ini cukup lihai, mereka dapat mencari foto KTP yang dijual beserta penjualnya, misalnya foto selfie eKTP. Lalu dari data tersebut, pelaku kejahatan mencari data di database yang bocor seperti data akun Tokopedia yang bocor 91 juta lebih pemakainya.Â
“Dicocokkan datanya, ini berbahaya bisa digunakan sebagai modal penipuan, misalnya menjebol rekening atau membuat akun palsu yang memerlukan verifikasi KTP,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Peneliti ekonomi digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda. Menurutnya viralnya kasus foto selfie Ghozali baru-baru ini mendorong masyarakat untuk mengetahui apa itu NFT.Â
Apalagi, setelah Ghozali mendapatkan cuan yang berlimpah hasil menjual foto selfie, masyarakat mulai menganggap NFT seperti e-commerce biasa, padahal fungsinya berbeda. Orang mulai iseng pasang foto selfienya alih-alih karya seni yang mempunyai nilai dan unik. Hingga ada foto selfie KTP di situ.
“Jadi orang seperti ikut-ikutan saja. Jelas pasang foto selfie dengan KTP dan dijual di NFT merupakan sebuah kesalahan yang dapat dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Menurutnya sangat berbahaya sekali ketika masyarakat memperjualbelikan data pribadinya secara bebas di platform digital, terlebih ketika aturan terkait perlindungan data pribadi belum terlalu kuat dan regulasi terkait NFT ini belum ada.
“Berbahaya sekali informasi pribadi bisa dijual-belikan di situ. Makanya saya rasa pemerintah harus turun tangan soal jual beli data pribadi di NFT ini jangan sampai masyarakat dirugikan,” tegasnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra