33 C
Jakarta
Minggu, 17 November, 2024

Ekonomi Indonesia Membaik, Penerimaan Pajak Capai Rp 678,99 Triliun Hingga Akhir Mei

JAKARTA, duniafintech.com – Ekonomi Indonesia dinilai telah membaik, penerimaan pajak yang diterima hingga menjelang akhir Mei ini sudah terbilang tinggi.

Terkait ekonomi Indonesia yang membaik, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menyatakan bahwa penerimaan pajak telah mencapai Rp679,99 triliun per 26 Mei 2022 atau setara 53,04 persen dari target APBN tahun ini Rp1.265 triliun.

“Ini menjadi jaminan betapa ekonomi kita membaik,” kata Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak DJP Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Yon Arsal dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (27/5).

Melanisir Antara, Yon menjelaskan, bahwa target Rp1.265 triliun ini akan dicapai melalui pajak penghasilan Rp680,9 triliun, pajak bumi dan bangunan Rp18,4 triliun, PPN dan PPnBM Rp554,4 triliun serta pajak lainnya Rp11,4 triliun.

Sementara penerimaan yang hingga 26 Mei 2022 mencapai Rp679,99 triliun meliputi PPh Non Migas Rp416,48 triliun, PPh Migas Rp36,03 triliun, PPN dan PPnBM Rp224,27 triliun serta PBB dan pajak lainnya Rp3,21 triliun.

Selanjutnya Yon merinci perkembangan penerimaan pajak per bulan tahun ini meliputi Rp109,1 triliun pada Januari, Rp90,3 triliun pada Februari, Rp123 triliun pada Maret, Rp245,2 triliun pada April dan Rp112,39 triliun pada Mei.

Baca juga: NIK jadi NPWP Berlaku Tahun Depan, Semua Orang Wajib Bayar Pajak?

Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan DJP Kemenkeu Ihsan Priyawibawa mengaku optimis penerimaan pajak tahun ini akan tumbuh double digit atau mencapai Rp1.450 triliun sampai Rp1.485 triliun dari target dalam APBN sebesar Rp1.265 triliun.

“Kita optimis tahun ini bisa tumbuh double digit,” tegasnya.

Beberapa strategi dilakukan oleh DJP untuk mencapai perkiraan penerimaan tersebut seperti pengawasan pembayaran masa, pengujian kepatuhan material maupun penyempurnaan mulai dari regulasi, proses bisnis dan sumber daya manusia.

Peminat yang tinggi 

Di sisi lain, aset kripto menjadi salah satu instrumen investasi masa depan yang cerah. Perkembangan kripto di Indonesia cukup signifikan, para investor dominan memilih Kripto sebagai salah satu aset digital.

Di satu sisi, investor aset kripto terus meningkat di Indonesia. Bahkan, Indonesia menjadi negara dengan tingkat kepemilikan aset kripto terbesar di dunia dengan potensi pertumbuhan signifikan.

Baca juga: Manfaatkan Twitter Buat Cari Jodoh, Pria Indo Ini Malah Dicolek Ditjen Pajak

Merujuk laporan berjudul “2022 Global State of Crypto Report” yang berisikan survei kepada 30.000 responden global pada 20 negara periode November 2021 dan Februari 2022 disebutkan bahwa, Indonesia bersama dengan Brazil berada di urutan pertama sebagai negara dengan tingkat kepemilikan aset kripto tertinggi dengan persentase mencapai 41 persen.

Disebutkan bahwa 41 persen orang Indonesia, berusia antara 18-75 tahun dengan pendapatan lebih dari US$14.000 (setara Rp200 juta) per tahun, memiliki aset kripto.

Dalam penelitian tersebut juga menemukan bahwa 61 persen responden Indonesia setuju dengan anggapan bahwa crypto adalah investasi masa depan dan layanan keuangan yang mumpuni.

Potensi pertumbuhan pun cukup tinggi. Jumlah pengguna ponsel pintar mencapai 167 juta orang atau 89 persen dari total penduduk Indonesia. Hal ini membuat investasi kripto lebih bisa dijangkau semua kalangan.

Selain itu, demografi Indonesia yang didominasi generasi muda. Jumlah penduduk Indonesia adalah 277,7 juta pada Januari 2022. Sebanyak 39 persen didominasi gen Z dan milenial. Menurut data Bappebti pada akhir 2021, saat ini ada 66 persen investor aset kripto di Indonesia didominasi oleh kedua generasi tersebut.

Baca juga: Tentang Apa Itu Pajak Tanah hingga Contoh Perhitungannya

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU