30 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Wall Street Tertekan Menjelang The Fed : Kemungkinan Buruk Saham Turun

New York, 21 Maret 2024 – Bursa saham Wall Street mengalami tekanan pada hari Kamis (21/3) menjelang pengumuman keputusan suku bunga dari The Fed. Investor waspada terhadap potensi kenaikan suku bunga yang agresif untuk meredam inflasi, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Indeks S&P 500 turun 0,5% pada hari ini, dengan sektor teknologi dan keuangan mengalami penurunan terbesar. Indeks Nasdaq Composite turun 0,8%, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,3%.

Investor mencermati pernyataan The Fed terkait dengan prospek ekonomi dan arah kebijakan moneternya. Diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, namun investor khawatir The Fed akan memberikan sinyal kenaikan suku bunga yang lebih agresif di masa depan.

Beberapa faktor yang menekan Wall Street:

  • Kekhawatiran akan inflasi: Inflasi di Amerika Serikat masih berada di level tinggi, dan investor khawatir The Fed perlu menaikkan suku bunga secara agresif untuk meredam inflasi, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
  • Kenaikan imbal hasil obligasi: Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun telah naik di atas 3%, yang dapat menekan harga saham.
  • Ketidakpastian geopolitik: Perang di Ukraina dan ketegangan geopolitik lainnya meningkatkan risiko dan membebani sentimen investor.

Analis memprediksi:

  • Pasar saham akan tetap volatile dalam waktu dekat, dan investor akan mencermati pernyataan The Fed untuk mendapatkan arahan.
  • Sektor defensif seperti utilitas dan kesehatan mungkin akan berkinerja lebih baik dibandingkan sektor siklikal seperti teknologi dan keuangan.
  • Investor perlu berhati-hati dan melakukan diversifikasi portofolio mereka untuk mengurangi risiko.

Investor akan mencermati:

  • Pernyataan The Fed setelah pengumuman keputusan suku bunga.
  • Data ekonomi AS, seperti data pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.
  • Perkembangan geopolitik di Ukraina dan kawasan lainnya.

Wall Street tertekan menjelang pengumuman The Fed. Investor waspada terhadap potensi kenaikan suku bunga yang agresif dan ketidakpastian geopolitik. The Fed diharapkan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, namun investor khawatir The Fed akan memberikan sinyal kenaikan suku bunga yang lebih agresif di masa depan.

The Fed Naikkan Suku Bunga 25 Basis Poin, Wall Street Mixed

The Fed pada hari Rabu (21/3) mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, seperti yang diprediksikan oleh para analis. Kenaikan ini merupakan yang pertama sejak tahun 2018.

The Fed menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi yang tinggi. Inflasi di Amerika Serikat mencapai 7,9% pada bulan Februari 2024, level tertinggi dalam 40 tahun.

Reaksi Pasar:

  • Wall Street: Pasar saham AS mixed setelah pengumuman The Fed. Indeks S&P 500 naik 0,2%, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,1%. Dow Jones Industrial Average ditutup flat.
  • Imbal Hasil Obligasi: Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun sedikit setelah pengumuman The Fed.
  • Mata Uang: Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya.

Pernyataan The Fed:

  • The Fed mengindikasikan bahwa akan terus menaikkan suku bunga secara bertahap untuk meredam inflasi.
  • The Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan melambat pada tahun 2024.
  • The Fed memprediksi inflasi akan mulai turun pada akhir tahun 2024.

Analisis:

  • Kenaikan suku bunga kemungkinan akan menekan pasar saham dalam jangka pendek.
  • Kenaikan suku bunga dapat membantu meredam inflasi, tetapi juga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
  • Investor perlu berhati-hati dan memantau perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter The Fed.

The Fed menaikkan suku bunga acuannya untuk meredam inflasi. Pasar saham AS Wall Street mixed setelah pengumuman The Fed. Investor perlu berhati-hati dan memantau perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter The Fed.

  • The Fed akan mengadakan konferensi pers pada hari Kamis (22/3) untuk membahas keputusannya.
  • Investor akan mencermati data ekonomi AS dan pernyataan The Fed di masa depan untuk mendapatkan arahan.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU