duniafintech.comย – Baru-baru ini dikabarkan bahwa kini jumlahย warga Korea Selatan lebih banyak membeli mata uang kripto daripada sebelumnya dan dengan jumlah uang lebih besar, dilansir dari jaringan berita harian lokal Arirang Daily News 20 April.
Merujuk hasil survei Desember 2018 dari organisasi nirlaba Korea Financial Investors Protection Foundation, Arirang mengungkapkan 7,4% dari 2.500 orang dewasa yang disurvei mengatakan mereka telah membeli cryptocurrency.
Angka itu naik 1% dari tahun sebelumnya, meskipun industri menghadapi rintangan secara lokal dalam bentuk pergeseran peraturan dan berbagai peretasan pertukaran.
Tidak hanya jumlah pembeli yang meningkat, merekaย yang sudah memiliki crypto, juga membeli lebih banyak crypto daripada sebelumnya.
Dibandingkan dengan 2017, investasi rata-rata wargaย Korea Selatan per orang melonjak 64% menjadi lebih dari $ 6.000, menurutย Arirang.ย Menurut survei,ย pembeli kebanyakan investor berusia 50-an, diikuti oleh yang berusia 30-40 tahun.
Kabar lainย terkaitย crypto, datang dari Venezuela. Kampanye amal dilakukan untuk negara itu dalam bentuk asetย crypto karena krisis moneterย yang berkepanjangan.ย ย Kampanye amal itu memungkinkan transfer langsung denganย tujuan sumbangan crypto ke Venezuela, dimana telah terdaftar sekitar 60.000 penerima terverifikasi dan mengumpulkan sekitar $ 272.000 hingga saat ini. Berita itu diungkapkan dalam sebuah wawancara dengan pemimpin kampanye, Steve Hanke, dengan National Public Radio pada 21 April.
Profesor Hanke, seorang profesor ekonomi terapan di Universitas Johns Hopkins yang dilaporkan menjabat sebagai penasihat ekonomi untuk mantan presiden Venezuela Rafael Caldera antara tahun 1995 dan 1996,ย menguraikan bahwa kampanye, dijuluki “Airdrop Venezuela,” menggunakan blockchain yang ada dan infrastruktur e-wallet yang terhubung dengan bank dari startup AirTM yang berbasis di Meksiko. Bersamaan dengan token crypto berdenominasi dolar Amerika Serikat asli, AirUSD, layanan e-wallet juga mendukung sembilan cryptocurrency lebih lanjut, menurut siaran pers tahun 2018.
Profesor Hanke mengatakan kepada NPR bahwa kampanye tersebut bertujuan untuk memiliki 100.000 Venezuela, dan melakukan verifikasi terdaftar bagi orang yang memenuhi syarat untuk menerima sumbangan.
picture:ย ย pixabay.com
-Sintha Rosse-