WASHINGTON DC – Warga Amerika Serikat mengalami kerugian lebih dari 5,6 miliar dolar akibat skema penipuan yang melibatkan mata uang kripto sepanjang tahun 2023, menurut laporan FBI.
Dalam laporan yang dirilis pada Selasa, 10 September 2024, FBI mencatat bahwa pihaknya menerima lebih dari 69.000 pengaduan dari korban penipuan keuangan terkait mata uang kripto—seperti bitcoin, ethereum, dan tether—dengan total kerugian mencapai 5,6 miliar dolar. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 45 persen dibandingkan dengan tahun 2022.
Mayoritas kerugian berasal dari penipuan investasi, yang menyumbang sekitar 3,9 miliar dolar dari total kerugian. Selain itu, penipuan terkait pelanggaran data pribadi (kerugian 494,4 juta dolar) dan penipuan dukungan teknis (hampir 421 juta dolar) juga memberikan kontribusi signifikan.
Michael Nordwall, asisten direktur divisi investigasi kriminal FBI, mengungkapkan bahwa meskipun hanya 10 persen pengaduan penipuan yang berkaitan dengan kripto, kerugian finansial dari kasus-kasus ini hampir mencapai setengah dari total uang yang hilang pada tahun 2023.
“Sifat desentralisasi mata uang kripto, kecepatan transaksi yang tidak bisa dibatalkan, serta kemampuan untuk memindahkan nilai ke seluruh dunia menjadikannya alat yang menarik bagi para penjahat, sekaligus menyulitkan pemulihan dana yang dicuri,” jelas Nordwall.
Skema Penipuan Orang Terdekat
FBI menemukan bahwa para pelaku penipuan biasanya membangun kepercayaan dengan korban sebelum meyakinkan mereka untuk menggunakan situs web atau aplikasi palsu untuk investasi kripto. Para pelaku seringkali menghubungi korban melalui berbagai platform, termasuk aplikasi kencan, media sosial, situs profesional, atau aplikasi pesan terenkripsi.
Setelah berhasil meyakinkan korban untuk membuka situs web atau aplikasi palsu, pelaku memandu korban melalui proses investasi palsu dan menunjukkan keuntungan fiktif. Dalam beberapa kasus, korban sempat menerima keuntungan kecil, tetapi saat mereka mencoba menarik dana sepenuhnya, mereka dikenakan biaya atau pajak tambahan. Meskipun korban membayar, dana tersebut tetap tidak dicairkan oleh pelaku.
Dalam beberapa kasus, korban yang telah kehilangan uang juga menjadi sasaran bisnis palsu yang menawarkan jasa pemulihan dana kripto. Bisnis ini biasanya meminta biaya di muka dan menghentikan komunikasi setelah permintaan awal atau meminta dana tambahan.
Negara Bagian dengan Jumlah Korban Tertinggi
Negara bagian dengan jumlah pengaduan tertinggi adalah California (9.522), Florida (5.076), Texas (4.770), New York (3.202), dan Washington (2.049). Sementara itu, negara bagian dengan jumlah pengaduan terendah adalah South Dakota (117), North Dakota (103), Wyoming (96), dan Vermont (69).
Untuk mencegah penipuan, FBI menyarankan masyarakat untuk selalu memverifikasi identitas pihak yang tidak dikenal, baik melalui telepon, situs web, atau media sosial, sebelum memberikan informasi pribadi.
Penipuan terkait kripto semakin menjadi perhatian sejak tahun 2022, terutama setelah runtuhnya bursa kripto FTX dan kasus pendirinya, Sam Bankman-Fried, yang divonis bersalah atas tujuh tuduhan penipuan dan konspirasi, serta dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.