JAKARTA, duniafintech.com – Platform penyedia infrastruktur pembayaran digital, Xendit, mencatatkan kinerja yang menjanjikan di sepanjang 2021. Pandemi Covid-19 yang berlangsung dalam dua tahun terakhir tak menyurutkan langkah perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang.
Co-Founder dan COO Xendit Tessa Wijaya mengungkapkan, sepanjang tahun 2021 Xendit mampu tumbuh 250% secara tahunan atau year on year (yoy) dengan jumlah transaksi yang mencapai US$12 miliar atau setara dengan Rp172,2 triliun (kurs Rp14.353/US$).
“Kami sudah berkembang 250% dari tahun ke tahunnya. Jadi memang jumlah transaksi yang melewati produk kami ini bertumbuh cukup pesat dan kami melihat bahkan ini belum maksimum. Potensinya masih lebih banyak lagi,” katanya saat berbincang dengan Duniafintech.com, Rabu (19/1).
Tokoh yang masuk dalam list Forbes Asia Power Businesswomen 2021 ini pun mengungkapkan, nilai transaksi yang dapat diproses Xendit pada 2021 ini berasal dari 150 juta transaksi yang terjadi di dalam ekosistem platform penyedia infrastruktur pembayaran tersebut.
“Tentu saja kami bangga bisa bertumbuh dengan pesat bahkan di tengah pandemi. Di 2021 sendiri Xendit sudah memproses 150 juta transaksi. Jadi jumlah transaksi yang melewati produknya kami,” ujarnyaย
Tessa pun menuturkan, sebagai startup business to business (B2B) yang menyandang status unicorn pertama di Indonesia, pihaknya tidak saja berfokus pada layanan pembayaran saja.
Namun, di tahun 2021 pihaknya juga mengembangkan berbagai layanan untuk memudahkan ekosistem Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan skup bisnis lainnya agar dapat terus berkembang.
Salah satu inisiatif yang dilakukan oleh Xendit untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis di sektor UMKM ini di 2021 adalah dengan meluncurkan program Xendit Level Up. Sebuah inisiatif untuk mendukung 1.000 UMKM dan pelaku bisnis yang terdampak oleh pandemi Covid-19.ย
Inisiatif ini pun telah diluncurkan pada pertengahan tahun lalu dengan dukungan pembiayaan sebesar Rp1 triliun. Dukungan itu tak terlepas atas semakin banyaknya UMKM yang mendigitalisasi bisnisnya selama pandemi.
“Kami lihat dengan adanya potensi besar di UMKM ini mereka tentu memerlukan cara untuk mengakses produk kami lebih gampang lagi, sambil lihat hape, sambil berjalan-jalan, mungkin dari rumah aja, jadi itu memang suatu yang benar-benar kami banggakan,” ucapnya.
Indonesia Menyimpan Potensi Pembayaran yang Besar
Indonesia memiliki potensi besar dalam hal pembayaran. Karena itu Xendit ke depan akan terus meningkatkan capaiannya agar dapat memanfaatkan potensi tersebut.
Tessa bilang, pada 2021 secara besaran jumlah, pembayaran yang berhasil diproses itu mencapai US$100 miliar atau setara dengan Rp14.353 triliun. Angka ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan besaran pembayaran saat Xendit hadir di Indonesia pada 2016.
“Itu bukan hanya potensi saja tapi yang sudah ada di 2021 ini dan 2025 pun akan berkembang lebih pesat lagi. Jadi memang Indonesia itu potensinya besar sekali ke depannya bahkan untuk US$100 miliar dolar itu hanya baru cicip-ciciplah,” ujarnya.
Dia yakin, potensi ini akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Peluang inilah yang coba dimanfaatkan oleh Xendit melalui proses pembayaran digitalnya. Lebih-lebih, pandemi Covid-19 telah mengubah cara orang dalam bertransaksi, yang mana semua beralih ke digital.
“Jadi go digital itu bukan, ya kalau ada bolehlah oke, tapi karena semua terpaksa tutup itu akhirnya jadi emas, jadi kebutuhan,” terangnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra