duniafintech.com – Menjadi anak yang terpinggirkan atau marginal bukanlah pilihan. Himpitan ekonomi, sosial dan sebagainya menjadi faktor yang melatarbelakanginya. Anak-anak marginal tersebut memerlukan berbagai bentuk uluran tangan. Yayasan Sahabat Anak bisa menjembataninya.
Yayasan Sahabat Anak adalah yayasan nirlaba yang memberikan pendidikan serta memperjuangkan hak-hak anak-anak marginal dan anak jalanan di Jakarta dan sekitarnya supaya mereka tidak terus hidup di jalan dan memiliki masa depan. Sahabat Anak terdiri atas para relawan yang peduli terhadap kesejahteraan anak jalanan dan memberi perhatian melalui persahabatan.
Sejarah Yayasan Sahabat Anak bermula dari tahun 1997. Saat itu, Jambore Anak Jalanan diadakan untuk pertama kalinya. Setelah acara tersebut, panitia dan pendamping mengadakan follow up berupa peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI dan merancang sekolah untuk anak jalanan dengan menggunakan fasilitas yang ada di Asrama KDM Pondok Gede.
Jambore Anak Jalanan rutin digelar tiap tahunnya. Pada setiap perhelatan tersebut, panitia atau pendamping acara tersebut berinisiatif menindaklanjuti pengembangan rencana kegiatan antara lain membuka kegiatan bimbingan belajar (bimbel) rutin bagi anak-anak di area Prumpung, Jakarta Timur.
Pada awal tahun 2001, Tim Formatur terbentuk. Tindak lanjut Jambore Anak Jalanan 2002 adalah membuka bimbel di area Grogol, Jakarta yang diketuai oleh Frisca Hutagalung. Tahun-tahun berikutnya bimbel serupa dibuka di berbagai lokasi lainnya.
Pada Maret 2005, Divisi Outreach berubah nama menjadi Divisi Sahabat Anak. Ini adalah salah satu divisi dalam Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM). Tahun 2005 juga merupakan rangkaian terakhir jambore dari agenda lima tahunan yang dibuat oleh Tim Formatur.
Sahabat Anak mengawali tahun 2006 dengan pergantian kepengurusan. Pengurus yang baru memiliki Strategic Planning 2007–2011. Sahabat Anak mulai mengarah untuk menjadi sebuah badan hukum. Program-program Sahabat Anak kian gencar dan membumi. Tahun 2006 pula, Jambore Anak Jalanan berganti nama menjadi Jambore Sahabat Anak (JSA) dan diketuai oleh Elia Nenoharan. Singkat cerita, pada tahun 2010, Sahabat Anak menjadi organisasi yang mandiri, sebagai badan hukum resmi bernama Yayasan Komunitas Sahabat Anak Jakarta.
Sahabat Anak menyalurkan berbagai bantuan kepada anak jalanan yang menghabiskan waktunya (hampir) 24 jam di jalanan. Mereka makan, tidur, bekerja, dan tinggal tidak jauh dari jalan. Mereka pun tidak bersekolah, tidak memiliki keluarga, tempat tinggal, atau kabur dari keluarga dan tidak kembali ke rumah.
Sahabat Anak juga menyasar anak-anak yang terpaksa bekerja di jalan karena membantu ekonomi keluarga. Anak jalanan kelompok kedua ini sebagian ada yang bersekolah dan masih tinggal atau kembali ke keluarganya. Tak hanya itu, anak yang bergaul dengan kelompok satu dan dua di atas juga tak luput dari perhatian Sahabat Anak.
Sahabat Anak membuka kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengembangkan berbagai program-program mereka. Selain sebagai relawan (volunteer), Sahabat Anak juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin memberikan advokasi atau berdonasi.
Yang unik, Sahabat Anak menyebarkan kampanye “Stop Beri Uang” kepada anak-anak marginal. Bentuk ‘bantuan’ seperti itu hanya bersifat sesaat dan (mungkin) tidak tepat sasaran. Oleh sebab itu, Sahabat Anak mengadakan program-program yang berkelanjutan, seperti bimbel, Pusat Kegiatan Anak (PKA) dan sebagainya.
Source: sahabatanak.org
Written by: Sebastian Atmodjo