26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Yuni Shara hingga Sammy Simorangkir Diduga Terlibat Kasus Robot Trading Fahrenheit

JAKARTA, duniafintech.com – Para korban robot trading Fahrenheit menduga bahwa ada beberapa selebritas yang terlibat dalam kasus investasi bodong tersebut. Para public figure itu, yakni Yuni Shara, DJ Diana Dee, DJ Nasita, Sammy Simorangkir, serta juga ada nama Roni Waluya dan Meli Zamri.

Hal ini sebagaimana diungkap oleh kuasa hukum para korban robot trading Fahrenheit, Oktavianus Setiawan, pada Kamis (14/4) kemarin.

“Jadi, ada public figure yang dengan kehadirannya otomatis meyakinkan korban untuk turut hadir dalam sebuah acara gala dinner,” katanya usai mendatangi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri untuk melengkapi berkas laporannya.

Diterangkannya, para artis itu hadir sebagai pengisi acara gala dinner pada tanggal 21—23 Januari 2022 yang diadakan di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali. Oktavianus menambahkan, para pesohor dunia hiburan itu memang tidak aktif mengajak para korban untuk ikut menggunakan robot trading tersebut.

Meski demikian, sambungnya, para korban menilai kehadiran mereka cukup membuat para korban untuk berpikir bahwa perusahaan itu cukup bonafit.

“(Mereka) Hanya bernyanyi dan menyapa semua tamu dan membuat tamu-tamu (para korban) berfikir, ‘Oh ini berarti bukan tipu-tipu’, karena mengundang artis seperti ini, ini menjadi daya tarik,” jelasnya seraya menunjukkan bukti video dan berkas sebagai alat bukti yang diserahkannya.

Kata Oktavianus lagi, pihaknya meminta kepada penyidik untuk mendalami dan meminta konfirmasi terhadap para pesohor tersebut. Pasalnya, saat diminta secara profesional mereka dihubungi oleh salah satu petinggi di Fahrenheit, misalnya, top leader-nya.

“Dengan para artis ini diperiksa, kami berharap ini semua prosesnya bisa ditelusuri secara penuh dan mendalam,” tuturnya.

Oktavianus sebelumnya mengatakan bahwa jumlah korban investasi bodong itu kini telah mencapai 700—800 orang. Ia pun bilang, berdasarkan keterangan para korban, kerugian yang diterima nilainya mulai dari 500 dolar Amerika hingga yang paling tinggi mencapai 1,3 juta dolar Amerika.

“Kami menyerahkan bukti-bukti dari para korban yang kita bawa hari ini berjumlah sekitar 700-800 korban dengan kerugian mencapai Rp 750 miliar. Mereka tersebar dari seluruh Indonesia,” katanya ketika melaporkan kasus ini pada tanggal 30 Maret 2022 lalu.

“Itu yang saat ini kita handle dan kemungkinan akan terus bertambah angka kerugian ini.”

Di lain sisi, Direktorat Tindak Pidana Khusus Ekonomi Khusus Bareskrim Polri diketahui telah menahan bos robot trading Fahrenheit, Hendry Susanto. Adapun Hendry resmi ditahan setelah diperiksa pada 21 Maret 2022 lalu di Rumah Tahanan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.

 

 

Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama

Admin: Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU