DuniaFintech.com – Hadirnya layanan fintech urun dana (equity crowdfunding) di Indonesia menjadi angin segar untuk peminat industri keuangan. Layanan ini menjadikan tren jual dan beli saham di level industri UMKM berpotensi dikenal luas sebagai produk jasa keuangan.
Hal itu diamini oleh badan penelitian ekonomi dan keuangan (INDEF), Nailul Huda yang mengatakan popularitas fintech urun dana akan meningkat kedepannya. Pernyataannya didasari dengan kondisi dan corak ekonomi dalam negeri yang didukung oleh industri mikro hingga menengah.
“Platform equity crowdfunding menjadikan pelaku umkm sebagai pangsa pasar. Agar usaha mereka berlanjut, mereka peru mencari modal, dan cukup berat apabila menawarkannya ke pasar modal,”
“Mereka bisa memanfaatkan platform ECF sebagai sarana menawarkan saham mereka. Mendapatkan modal dengan menjual saham mereka menjadi kesempatan bagus untuk mengembangkan bisnis,”
Baca juga:
- Ini Daftar Terbaru Pemain Fintech Urun Dana Indonesia di Tahun 2021
- INDEF: E-commerce Pintu Pembangunan Wilayah Pelosok Indonesia
- Kasus Harian COVID-19 Tembus Satu Juta! Kembali Optimalkan Fintech?
Jual Beli Saham UMKM Bantu Usaha Kecil Naik Kelas
Lebih lanjut, hadirnya fintech urun dana yang membuat para pendana seperti jual beli saham industri UMKM dinilai Huda dapat memberi dampak positif. Disamping itu, para pelaku usaha yang akan didanai akan berpeluang besar untuk meningkatkan usahanya.
“Hadirnya fintech urun dana membuat pilihan permodalan untuk pelaku usaha menjadi bertambah,”
Menurut Huda, saat ini akses permodalan untuk pelaku usaha sangat terbatas. Terlebih, banyaknya permintaan kredit perbankan yang anjlok. Keterbatasan akses tersebut dinilainya mampu terjawab oleh layanan fintech urun dana.
“Mereka membutuhkan sistem permodalan baru dan tidak memberatkan, salah satunya melalui fintech urun dana,”
DuniaFintech/Fauzan