29.9 C
Jakarta
Kamis, 19 Desember, 2024

Ekonomi Digital Makin Menggeliat, Pemerintah Berharap Unicorn Makin Menjamur di 2022

JAKARTA, duniafintech.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berharap pertumbuhan perusahaan-perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau unicorn semakin menjamur pada tahun 2022.

Pasalnya, pada tahun depan diproyeksikan nilai ekonomi digital di dalam negeri akan semakin bertumbuh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, potensi pertumbuhan unicorn ini semakin terbuka lebar karena pemerintah terus menggencarkan program digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM).

Menurutnya, dengan transformasi digital yang berlangsung di dalam ekosistem UMKM, akan dapat dimanfaatkan unicorn sebagai mitra dalam mengembangkan bisnisnya, sehingga nilai transaksi akan terus meningkat.

“Kami mendorong agar unicorn-unicorn yang sudah ada dengan transformasi digital memungkinkan mereka untuk lebih bertumbuh. Hal ini sejalan dengan perkembangan ekonomi digital di Indonesia,” katanya dalam acara Indonesia Smart City Conference 2021, Selasa (14/12).

Plate menyebut, ke depan pemerintah akan terus memberikan pendamping terhadap startup yang potensial di Indonesia. Sehingga dapat melahirkan unicorn baru di semua bidang.

Adapun, saat ini Indonesia telah memiliki tujuh unicorn dan satu perusahaan bervaluasi di atas US$10 miliar atau decacorn. Satu decacorn tersebut adalah gabungan Gojek dan Tokopedia (GoTo Grup).

Dia pun mengaku optimis ekonomi digital Indonesia semakin bertaji mulai tahun 2022. Apalagi, pandemi Covid-19 telah mendorong terjadinya akselerasi transformasi digital hampir di seluruh sektor. Sehingga, pelaku usaha dapat terus mempertahankan usahanya.

“Kita kan sudah punya infrastruktur digital yang baik. Potensi digital ekonomi yang tinggi karena bergabungnya atau on boarding-nya UKM ke dalam digital ini akan mendorong peningkatan digital ekonomi yang lebih baik di tahun depan,” ujarnya.

Plate bilang, peluang semakin terbuka dengan penetrasi internet yang terus meningkat hingga ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia. Hal ini tercermin dari data per Januari 2021 di mana penetrasi internet telah mencapai 73,7% dari total penduduk atau setara 202,6 juta orang

Bahkan, pemerintah memproyeksikan bahwa pangsa pasar internet of things (IoT) di Indonesia dapat mencapai Rp577 triliun pada tahun 2025. Nilai tersebut naik signifikan dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp355 triliun.

Angka tersebut merupakan potensi yang sangat menjanjikan bagi ekonomi digital di dalam negeri. Dengan pasar yang begitu besar, diperkirakan bakal menarik banyak pemain industri digital untuk mengembangkan bisnisnya.

“Nilai pangsa pasar IoT di Indonesia akan mengalami peningkatan dari Rp355 triliun di tahun 2022 mencapai Rp 557 triliun di tahun 2025,” tuturnya.

Tak hanya itu, peningkatan penggunaan IoT tersebut ke depan diperkirakan juga akan meningkatkan volume data pengguna secara signifikan. Pasalnya, pemerintah saat ini tengah mendorong pengembangan Smart City.

“Ke depan akan terjadi pula peningkatan volume data yang signifikan. Contoh sebuah smart city dengan satu juta penduduk dapat menghasilkan 200 petabyte data setiap harinya,” ujarnya.

Sementara itu, ke depan pemerintah juga akan memberikan perhatian terhadap sumber daya manusia (SDM) atau talenta-talenta digital. Caranya dengan menjalin kerja sama dengan universitas-universitas terkenal di negara lain seperti China, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pelatihan secara berkelanjutan.

“Kami berharap ini dapat memberikan pemahaman terkait dengan digital policy yang memadai sehingga bisa secara langsung memberikan penugasan-penugasan kepada berbagai kabupaten dan kota untuk membangun kota cerdas di Indonesia,” ucapnya.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU