26.3 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Lebih Transparan, Blockchain Jadi Jawaban untuk Berantas Korupsi di Indonesia

JAKARTA, duniafintech.com – Pakar Digital Marketing Indonesia, Anthony Leong, memandang bahwa potensi teknologi blockchain sangat besar dan pantas untuk dikembangkan di tanah air, utamanya dalam hal memberantas korupsi. Misalnya, blockchain ini bisa digunakan untuk membuat e-budgeting.

Dalam pandangannya, Blockchain memiliki kelebihan tersendiri, antara lain, lebih efisien sebab dapat menekan biaya transaksi, transparan lantaran dapat diakses publik, dan keamanannya tinggi serta mampu meminimalisasi kasus human error sebab nantinya seluruh transaksi sudah terkomputerisasi dan tercatat secara otomatis.

Tidak tanggung-tanggung, imbuhnya, bank ternama seperti Citibank, HSBC, dan bank terkenal lainnya di luar negeri juga telah mengaplikasikan teknologi ini pada sistem perbankan mereka.

Bukan itu saja, Visa yang dikenal sebagai perusahaan sistem pembayaran (remittance) terbesar di dunia pun kabarnya ikut tergoda dan saat ini tengah menguji teknologi tersebut. Di sisi lain, perusahaan teknologi raksasa Jepang, Hitachi, juga tidak lama lagi bakal bersiap meluncurkan terobosan terbaru dalam dunia bisnis dan finansial.

Mengacu pada laporan resminya, Hitachi bahkan menyebutkan bahwa mereka bakal membangun Financial Innovation Laboratory di Silicon Valley. Inovasi besar yang akan diciptakan ini bernama teknologi blockchain, yang merupakan basis dari teknologi mata uang digital.

“Blockchain terbukti dapat diaplikasikan di sektor teknologi dan finansial. Namun, teknologi ini juga bisa digunakan untuk berbagai bidang lainnya. Bahkan, beberapa perusahan ternama dan pemerintahan lainnya rela mengeluarkan dana besar untuk mengembangkan Blockchain, seperti Netscape, Operator bursa saham Nasdaq, Bank Sentral (Eropa dan China), Pemerintah Honduras, dan akhir-akhir ini Perdana Menteri Singapura juga sudah memberi perintah untuk mempelajari lebih lanjut tentang teknologi ini,” kata Anthony, seperti dikutip dari Suara.com, Selasa (1/3/2022).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pengusaha Digital Indonesia (APDI) ini kemudian juga menyoroti manfaat menarik lainnya yang bisa diperoleh dari penerapan teknologi blockchain ini, mulai dari membuat e-budgeting hingga membuat pemilihan umum menjadi lebih transparan, dan smart contracts. Di samping itu, terangnya, boleh jadi nantinya tidak akan perlu lagi adanya pihak ketiga untuk menjadi saksi transaksi perpindahan dana dan dokumen lainnya.

“Manfaatnya banyak. Kalau e-budgeting itu, nantinya jika sudah dibuat di database Blockchain, itu sudah tidak bisa diganggu gugat lagi oleh siapa pun. Kalau dari Pemilu, nantinya bisa menjadi solusi yang baik ke depannya tanpa membuang biaya yang besar,” ulasnya.

Dalam pengamatannya, teknologi terbaru ini memang belum tentu bisa terealisasi dalam dekat sebab memang diperlukan waktu yang lama. Meski demikian, sambung Komisaris PT Indo Menara Digital ini, sudah ada banyak perusahaan global ternama yang terlibat dalam proyek pengembangan teknologi blockchain. Dengan demikian, lanjutnya, sudah cukup jelas bahwa teknologi ini bakal memasuki aspek kehidupan manusia suatu saat nanti.

“Dibutuhkan waktu lebih dari 30 tahun bagi internet untuk berkembang luas ke seluruh dunia, 8 tahun sudah blockchain terbentuk. Kami lihat saja 5—10 tahun lagi, blockchain akan masuk ke dalam setiap aspek kehidupan kami semua seperti kami memakai smartphone,” tuntasnya.

 

 

 

Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU