JAKARTA, duniafintech.com – Apa itu crypto winter? Istilah ini kian santer terdengar belakangan ini, utamanya di kalangan peminat kripto.
Sebagai informasi, saat ini di dunia mata uang kripto atau cryptocurrency sedang terjadi fenomena yang disebut dengan “Crypto Winter”.
Adapun fenomena yang satu ini dinilai dapat berdampak buruk terhadap ekosistem industri mata uang kripto.
Nah, untuk mengetahui lebih jauh soal istilah yang satu ini, simak ulasan berikut ini, seperti dinukil Kompas.com.
Baca juga: Apa Itu Crypto Winter? Simak Perbandingan Crypto Winter 2018 dan 2022
Apa Itu Crypto Winter?
Crypto winter adalah sebuah istilah/penyebutan untuk fenomena jatuhnya harga atau nilai mata uang kripto di pasar secara drastis dan berkepanjangan.
Perlu diketahui, sejumlah mata uang kripto yang cukup dominan di pasar harganya sempat jatuh, misalnya saja Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).
Namun, fenomena merosotnya nilai mata uang kripto ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Istilah crypto winter pun telah digunakan sejak awal tahun 2018 lalu untuk menandai merosotnya nilai Bitcoin di pasar lebih dari 80 persen.
Pada 2017 lalu, Bitcoin pernah mencapai level harga tertingginya di angka hampir 19.500 dollar AS (Rp 289 juta jika menggunakan kurs saat ini). Nah, saat memasuki 2018, harga bitcoin anjlok jadi sekitar 3.300 dollar AS (Rp 48 juta).
Di masa itu, musim dingin crypto ini berlangsung mulai Januari 2018 hingga Desember 2020. Kemudian, harga mata uang kripto pun berangsur pulih.
Puncaknya, pada November 2021 lalu, harga 1 koin Bitcoin sempat berada di level 68.990 dollar AS (Rp 1 miliar). Akan tetapi, menguatnya nilai mata uang kripto itu tidak berlangsung lama.
Pasalnya, nilai beberapa mata uang kripto, termasuk Bitcoin dan Ethereum, terus mengalami kemerosotan hingga 70 persen, sejak tujuh bulan terakhir sejak November 2021.
Adapun fenomena amblesnya nilai mata uang kripto selama berbulan-bulan itu yang kemudian diindikasikan sebagai crypto winters, mirip dengan yang terjadi pada tahun 2018.
Sejak beberapa waktu belakangan, spekulasi akan terjadinya crypto winter jilid dua pun sejatinya sudah muncul dan terus terdengar hingga saat ini.
Kondisi Musim Dingin Kripto Tahun 2022
Adapun sebelum terjadi pada tahun 2022, musim dingin kripto ini sebenarnya pernah terjadi pada tahun 2018 lalu.
Di kurun itu, harganya mengalami penurunan drastis setelah adanya kenaikan tajam pada tahun 2017.
Namun, kondisi musim dingin kripto yang terjadi pada tahun 2022 dianggap lebih parah.
Bahkan, Bitcoin mengalami kejatuhan terparahnya sejak 2011, dengan monthly loss experienced sebesar 40% pada Juni 2022.
Sejumlah hal yang menjadi penyebab terjadinya musim dingin kripto pada tahun 2022, di antaranya runtuhnya Terra USD dan LUNA.
Adapun Terra USD merupakan stablecoin yang dipasok dengan rasio harga 1:1 dengan USD.
Di lain sisi, LUNA adalah koin pendampingnya, yakni mata uang digital yang lebih tradisional dan diharapkan memiliki kenaikan harga lebih tinggi.
Akan tetapi, pada Mei 2022, harga LUNA berada pada angka sekitar $0,0001 setelah sebelumnya berada di angka $116 pada bulan April 2022.
Lebih jauh, hancurnya TerraUSD beserta LUNA dalam waktu singkat ini, menyebabkan terjadinya guncangan besar bagi para investor yang mengandalkan proyek ini untuk memperoleh cuan.
Di samping itu, musim dingin kripto juga terjadi sebagai dampak dari tindakan banyak investor global yang menjual hampir semua kelas asetnya.
Baca juga: Apa Itu Crypto Winter yang Terjadi Tahun 2022, Begini Kondisinya
Hal itu lantas diperparah dengan kondisi bearish market yang sedang terjadi di pasar saham sejak awal tahun 2022 dan secara official diumumkan pada 13 Juni 2022.
Kondisi tersebut semakin memperparah musim dingin kripto dan memberikan tantangan untuk penanganannya agar harga crypto kembali stabil.
Dampak Terjadinya Apa Itu Crypto Winter
- Dampak terhadap Investor
William Luther, seorang profesor ekonomi di Florida Atlantic University, menilai bahwa fenomena Crypto Winter semacam ini dianggap sebagai hal yang lumrah dalam perdagangan mata uang kripto.
Melangsir CNBC, Luther pun mengingatkan para investor tetap tenang dan menjaga pandangan mereka dalam jangka panjang.
Adapun kerugian akibat merosotnya nilai mata uang kripto dikatakan hanya sebagai fenomena sesaat.
Ia menambahkan, fenomena crypto winter bisa menjadi pengingat bagi para investor untuk berhati-hati dalam berinvestasi, utamanya di industri yang gampang mengalami pasang surut.
- Dampak terhadap Karyawan
Bukan hanya terhadap para investor, crypto winter pun berdampak buruk bagi mereka yang bekerja/karyawan di perusahaan penyedia layanan transaksi kripto.
Di tengah musim dingin crypto ini, investor memang cenderung untuk menghentikan/mengurangi aktivitas perdagangan kripto mereka.
Hal itu akan membuat pendapatan perusahaan dengan layanan transaksi kripto akan menurun.
Pada akhirnya, kondisi itu memaksa perusahaan untuk mengurangi ongkos produksi layanan, di antaranya dengan mengurangi/memecat karyawan.
Baca juga: Apa Itu Crypto Winter? Simak Sejarahnya di Sini
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com