JAKARTA, duniafintech.com – Alasan Facebook Meta bermasalah meski belum setahun sejak berubah nama menjadi Meta. Keputusan itu dibuat sebagai upaya perusahaan melangkah lebih jauh ke dalam dunia metaverse.ย
Namun semua hal itu tidak berjalan mulus, setidaknya dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini seperti saat sahamnya anjlok pada beberapa waktu kemarin ke angka 26%. Selain itu, Facebook juga sempat mengalami penurunan pengguna harian untuk pertama kalinya.ย
Hal ini menunjukkan bahwa meta atau induk Facebook sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Lantas, apa alasan Facebook Meta bermasalah? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini.
6 Alasan Facebook Meta Bermasalah
Mengutip CNBC Indonesia dari Straits Times merangkum 6 hal yang menunjukkan Meta dalam masalah. Berikut ini adalah daftar alasan induk Facebook Meta dalam masalah, yaitu:
- Perubahan Aturan Privasi Apple
Tahun lalu, Apple sudah memperkenalkan aturan privasi terbaru kepada App Tracking Transparency (ATT). Hal ini membuat pengguna iPhone mempunyai berbagai pilihan untuk memberikan kemampuan pemantauan aktivitas online pada aplikasi seperti Facebook.
Tentu saja hal ini membuat rugi aplikasi seperti Facebook pada iklan bertarget perusahaan. Perusahaan juga mengkritik kebijakan itu, bahkan Meta juga telah memprediksi kebijakan itu nantinya akan merugikan perusahaan hingga US$10 miliar atau sekitar Rp143,8 triliun.
- Pertumbuhan Penggunaย
Pertumbuhan pengguna Facebook nampaknya sudah masuk di batas tertingginya. Aplikasi inti yang ada dalam keluarga besar Meta itu kehilangan sekitar setengah juta pengguna selama kuartal keempat dari sebelumnya.
Namun, hanya Facebook saja yang mengalami hal ini dan menjadi pertama kalinya dalam 18 tahun sejarahnya. Aplikasi lainnya yakni Instagram, Messenger dan WhatsApp mencatatkan keuntungan dari pengguna walau tipis.
- TikTok vs Reels
Alasan Facebook Meta bermasalah salah satunya adalah perbandingan TikTok dan Reels. Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook telah lama menunjukkan bahwa TikTok merupakan pesaing yang tangguh. Aplikasi yang berasal dari China itu kian berkembang dan kini mempunyai lebih dari satu miliar pengguna, dan menjadi ancaman untuk aplikasi dibawah naungan meta seperti Instagram.
Tak mau kalah, Meta juga mengkloning TikTok menjadi salah satu fitur yang ada di Instagram bernama Reels. Menurut Zuckerberg, fitur itu juga menjadi sebuah pendorong keterlibatan nomor satu di seluruh aplikasi.
Masalahnya Reels tidak bisa menjadi tempat yang dapat menghasilkan uang seefektif fitur Instagram lainnya, seperti Stories dan Feed. Fitur itu juga lebih lambat menghasilkan uang dari fitur iklan yang ada di video karena orang-orang cenderung melewatinya. Artinya, semakin Instagram mendorong penggunanya menggunakan Reels, maka semakin sedikit pula uang yang dihasilkan.
Baca Juga:
- Mark Zuckerberg Terdepak Dari Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia, Ini Penyebabnya
- Fase Kritis Facebook: Saham Meta Anjlok, Kekayaan Mark Zuckerberg Turun
- Pangsa Iklan Online Diambil Googleย
Dampak perubahan aturan Apple juga berdampak ke hal-hal lain, yakni mulai dari mengalihkan anggaran iklan pada platform lain, sebut saja Google.
Google ternyata mendapatkan rekor keuntungan tertinggi dari penjualan terutama iklan pencarian e-commerce. Tidak seperti Meta, Google memang tak terlalu bergantung pada Apple untuk data pengguna.
Kepala Keuangan Meta, David Wehner mengatakan Google kemungkinan punya “data pihak ketiga yang jauh lebih banyak untuk pengukuran dan pengoptimalan” dibandingkan dengan platform iklan Meta.
- Metaverse
Fokus Meta memang sepenuhnya ada di tangan Metaverse, dan Zuckerberg pun percaya bahwa teknologi itu jadi generasi berikutnya dari internet. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan juga tak main-main, yakni mencapai lebih dari US$10 miliar pada tahun lalu.
Bahkan, Zuckerberg juga berharap supaya dapat menghabiskan lebih banyak uang lagi di masa depan untuk Metaverse.
- Ancaman Regulasi Anti Monopoli
Alasan Facebook Meta bermasalah selanjutnya adalah Meta harus dapat menghadapi banyak penyelidikan. Seperti dari Federal Trade Commision AS dan beberapa jaksa agung negara bagian.
Hal ini dilakukan untuk penyelidikan terkait cara Meta bertindak langsung pada cara anti-monopoli. Para anggota parlemen juga masih berusaha mengupayakan kongres meloloskan RUU anti-monopoli.
Zuckerberg pun membantah soal monopoli, dia mengatakan ‘tingkat persaingan yang belum ada sebelumnya’ termasuk dengan Tiktok, Apple, dan Google.
Penulis: Kontributor / M. Raihan Muarif
Editor: Anju Mahendra