32.1 C
Jakarta
Jumat, 22 November, 2024

Altcoin: Defenisi, Jenis, Perbedaan dan Keunggulannya dari Bitcoin

Bagi sebagian orang, mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya altcoin. Altcoin merupakan aset kripto yang memproyeksikan sebagai versi yang lebih baik daripada bitcoin. Meski kehadiran mata uang digital peer-to-peer (P2P) ini memang karena kesuksesan bitcoin. Akan tetapi, defenisi altcoin hadir sebagai upaya untuk memperbaiki kekurangan yang bitcoin.

Kehadiran altcoin dapat menciptakan persaingan di industri cryoptocurrency lebih sehat. Nah, untuk lebih jelasnya, berikut ini DuniaFintech jabarkan apa itu altcoin, jenis-jenis altcoin, perbedaan serta keunggulan altcoin dengan bitcoin.

Defenisi Altcoin

Defenisi Altcoin terlahir dari gabungan kata alternatif coin. Mata uang ini dibuat untuk menampung fitur-fitur yang belum dimiliki sama sekali oleh pendahulunya, yaitu bitcoin. Hal inilah yang membuat altcoin lebih unggul daripada bitcoin.

Baca Juga : 5 Pembelian NFT Termahal Sepanjang Sejarah, Capai Puluhan Juta Dollar

Baca Juga : Ini Cara Mudah Berpenghasilan Dollar dengan Staking

Meski demikian, mayoritas altcoin tercipta dengan framework yang dibangun lewat bitcoin. Perbedaannya terletak pada defenisi altcoin, mereka akan berusaha menawarkan alternative yang lebih efisien dan murah saat bertransaksi di internet. Hal ini membuat beberapa altcoin memiliki fitur serupa dan membuat variasinya menjadi cukup banyak.

Jenis-jenis Altcoin

Berdasarkan data, sejak Maret 2021 ini sudah beredar sekitar 9.000 mata uang kripto. CoinMarketCap menyebut mata uang altcoin telah mengisi lebih dari 40% pasar mata uang kripto di dunia. Meski belum dapat menggeser pendahulunya, altcoin mempunyai masa depan yang cerah.

Misalkan, kini, ada dua pesaing utama yang siap menggeser bitcoin, yaitu ethereum dan binance coin. Kedua mata uang ini merupakan mata uang yang mewakili altcoin.

Seiring perkembangannya, muncul pengelompokan altcoin berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Meski begitu, tentu saja tetap terbuka kemungkinan mata uang digital masuk ke dalam satu tipe atau lebih. Ada empat jenis altcoin saat ini, yaitu sebagai berikut.

1.      Altcoin Mining-based

Jenis altcoin pertama adalah altcoin mining-based. Jenis altcoin ini membuat pembeli mesti melewati proses penambangan untuk mendapatkan koin baru. Caranya adalah dengan memecahkan suatu permasalahan untuk membongkar blok. Altcoin mining-based punya kesamaan dengan Bitcoin, yaitu  mayoritas altcoin terkemuka masuk ke dalam tipe mining-based, contohnya adalah Ethereum.

2.      Security token

Jenis altcoin kedua adalah security token. Security token ini mirip dengan saham konvensional, yaitu mengiming-imingi investor dengan dividen, di antaranya adalah pembayaran profit atau kepemilikan bisnis. Karena berhubungan dengan bisnis, peluncuran altcoin security token ini dilakukan lewat Initial Coin Offering (ICO).

Security token ialah token digital yang berbasis blockchain, yaitu nilainya dipatok kepada satu aset sekuritas tertentu, seperti misalnya emas, nilai tanah, ataupun saham. Contohnya, nilai 1 token sama dengan 1 gram emas, atau senilai 1 lembar saham, dan lain sebagainya. Security Token alias token sekuritas ini juga sebagai sebagai masa depan dari cryptocurrency.

3.      Stablecoin

Stablecoin bisa dikatakan sebagai koin stabil. Detailnya stablecoin adalah aset digital dengan harga yang stabil. Koin jenis ini dipatok terhadap instrumen investasi konvensional seperti dolar Amerika, emas, atau komoditas aset digital lainya.

Jadi, nilainya juga lebih stabil dan tidak mudah berubah. Hal ini yang membuat banyak bisnis dan perusahaan yang memilih stablecoin karena volatilitasnya lebih terjamin daripada aset kripto lainnya. Stablecoin juga disebut sebagai kelas baru dari cryptocurrency yang mencoba untuk menawarkan stabilitas harga serta didukung berbagai aset cadangan.

Jenis altcoin satu ini telah mendapatkan daya tarik saat menawarkan yang terbaik dari kedua dunia, yaitu dengan privasi pembayaran cryptocurrency, serta penilaian stabil yang bebas volatilitas dari mata uang fiat.

4.      Utility token

Utility token adalah token (tidak konkret) yang tercipta dengan tujuan crowdfunding. Artinya, pembeli utility token membayar penerbit token uang yang bisa untuk pengembangan dan nantinya dapat tertebus oleh pembeli tersebut.

Dilansir dari CoinDesk, startup blockchain meningkat US$5,4 miliar melalui Initial Coin Offering atau ICO. ICO ialah sebuah proses di saat utility token dikeluarkan dan dijual dalam crowdfunding.

Altcoin utility token ini fokus pada upaya klaim layanan tertentu. Contohnya adalah Filecoin yang sengaja dibuat untuk ditukar dengan layanan ruang penyimpanan arsip yang terdesentralisasi.

 

Perbedaan Altcoin dengan Bitcoin

Tujuan utama bitcoin ialah untuk menggagas mata uang digital yang terdesentralisasi, dengan harapan dapat menggantikan posisi uang fiat. Memang, Bitcoin tercipta untuk transaksi sederhana dengan mekanisme kesepakatan peer-to-peer (P2P).

Cara tersebut bisa memberdayakan jaringan yang ada. Verifikasi transaksi secara kolektif dapat terjadi dengan penambahan ‘rantai’ yang hadir menjadi bagian rangkaian transaksi dalam suatu blok. Meski begitu, bitcoin saat ini belum dapat mendekati fungsi kartu kredit atau alat pembayaran digital lain. Belum lagi upaya penambangan untuk verifikasi transaksi mengakibatkan banyak sumber daya terkuras. Hal inilah yang membuat biayanya cenderung lebih mahal.

Keunggulan altcoin di sini menawarkan mekanisme berbeda, dengan tujuan untuk menekan biaya dan kompleksitas penambangan tadi. Hal itu membuat altcoin dapat memproses lebih banyak transaksi setiap detiknya.

Beberapa jenis altcoin juga menyediakan teknologi terkini, yakni smart contract. Melalui metode tersebut, aset kripto dapat mendirikan aplikasi yang inovatif di blockchain. Di samping itu, koin seperti ripple dan dash juga menghadirkan pembaruan perspektif terkait kecepatan pembayaran dan kemungkinan transaksi.

Kedua koin ini punya desain baru yang berusaha keras memperbaiki masalah terdahulu oleh bitcoin. Misalkan koin ripple yang hadir untuk memfasilitasi transaksi lintas batas yang tersentralisasi antara perusahaan dan institusi besar.

Sedangkan koin dash mengklaim memiliki kecepatan transaksi yang sangat singkat, yaitu 1 detik per transaksi. Selain itu, juga berfokus pada keamanan yang sangat ketat dan ekosistem yang mempermudah investor mengelola uangnya.

Penulis : Kontributor

Editor : Gemal A.N. Panggabean

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU