Duniafintech.com – Maraknya kasus kejahatan cyber hingga aksi cyber bullying melalui akun sosial media menjadi isu yang perlu diperhatikan. Pasalnya dalam beberapa kasus kejahatan digital menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi korbannya dan bahkan dalam beberapa kasus cyber bullying menyebabkan kematian pada si korban.
WhatsApp sebagai aplikasi pesan instan yang bisa digunakan di platform Android. Pengguna aplikasi tersebut bisa menjadi target sasaran pelaku kejahatan cyber. Pelaku akan menggunakan trik untuk bisa merebut akun WhatsApp pengguna. Untuk bisa mencegah terjadinya pembajakan akun WhatsApp, ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan.
Pakar keamanan Pratama Persadha beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa pengguna perlu mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah. Fitur keamanan verifikasi dua langkah ini memiliki kemampuan melindungi akun penggunanya dari potensi penipuan dan kerusakan data. Fitur ini akan berguna saat pengguna masuk ke WhatsApp di perangkat lain.
Hanya ada satu metode untuk mengaktifkan fitur keamanan verifikasi dua langkah di WhatsApp. Caranya dinilai cepat dan sangat sederhana. Setelah masuk, aplikasi meminta pengguna untuk membuat kode PIN khusus agar terhindar dari kejahatan cyber.
Baca Juga:
- Perubahan Paradigma Keamanan Siber, Ini Pandangan Microsoft
- Kementerian Industri Sebut Cloud Computing Solusi UKM Saat Pandemi
- OJK Tetapkan Kebijakan Relaksasi Kredit Bagi Para Debitur, Begini Syaratnya
Dalam kesempatan lain, Chairman and Co-Founder Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Adri Sutedja mengatakan kesadaran akan keamanan siber di Indonesia tergolong rendah. Hal itu tercermin dari timpangnya anggaran penggunaan telekomunikasi dan layanan digital, dengan anggaran yang dikeluarkan untuk membangun keamanan siber oleh berbagai sektor industri.
Pencurian data dapat terjadi saat pengguna smartphone mengunduh aplikasi, khususnya aplikasi tidak resmi, dan memberikan akses terhadap informasi dalam perangkat. Dengan begitu pembuat aplikasi dapat mengintip informasi pribadi, data penting terkait pekerjaan, bahkan mengakses kamera perangkat.
Kebocoran data perangkat juga dapat terjadi melalui jaringan WiFi yang tidak terenkripsi optimal. Alhasil saat perangkat smartphone atau komputer terhubung ke internet dari WiFi, ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang bisa melihat data di penyimpanan perangkat, lokasi, dan sebagainya.
(DuniaFintech/VidiaHapsari)