duniafintech.com – Mendengar kata aset digital pasti tidak akan pernah lepas dari teknologi blockchain. Blockchain merupakan salah satu teknologi yang tidak menggunakan pihak ketiga dalam suatu proses pertukaran data yang dalam hal ini terjadi pada proses transaksi.
Baca juga :ย Investasi Kripto Bikin Bingung? Kenali Dulu metodenya!
Sederhananya, jika Anda membeli sesuatu di toko dengan membayar menggunakan kartu debit, maka pihak toko akan percaya saldo yang anda masukkan sudah masuk ke rekening milik mereka. Nah, pihak ketiga yang dimaksud disini adalah perusahaan Bank yang sebagai penghubung pembeli dan penjual tersebut dalam bertransaksi menggunakan kartu debit tadi.
Ditemui dalam acara Finhacks 2019 yang diselenggarakan Asosiasi Blockchain Indonesia dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan mengangkat tema #blockchainnovation, Gilang Bhagaskara, CEO Blocksphere menjelaskan bagaimana kerja Blockchain apabila dianalogikan dalam kehidupan nyata.
Dalam blockchain, proses yang terjadi memiliki satu kesamaan, yaitu transaksi perlu divalidasi. Konsensus pertama yang digunakan dalam blockchain adalah Proof of Work. Analoginya ini merupakan bukti bahwa bahwa ‘saya’ betul-betul menuliskan sebuah transaksi yang benar. Karena jika ‘saya’ menuliskan transaksi yang salah, ‘saya’ akan rugi waktu dan tenaga itulah yang terjadi dan dikenal dengan istilah stake, yang berarti dipertaruhkan.
“Jika sebuah transaksi dilakukan biasanya transaksi itu akan di cek validitasnya maka kita perlu melihat pencacatan dari transaksi tersebut. Kalau pencacatan itu dicatat oleh satu pihak kita tidak akan bisa menjamin transaksi tersebut dikemudian hari akan diubah atau tidak. Misalnya saya meminjam uang 100.000 , dikemudian hari yang saya pinjam uangnya menagih saya 200.000, dengan itu pencacatannya pun dapat dikatakan rentan”, Kata Gilang.
“Kalau misalnya saya percayakan pada pihak ketiga masih tetap ada kemungkinan pihak ketiga tadi itu saya sogok. Lalu, bagaimana kalau pencatatan tadi itu diberikan keseluruh orang yang ada diseluruh dunia? Jadi kalau saya mau nyogok orangnya ya saya mungkin ga akan balik modal karena saya harus menyogok satu per satu untuk mengubah transaksi tadi”, jelasnya.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sistem Blockchain tidak menggunakan pihak ketiga sebagai pusatnya. Namun, menggunakan banyak pihak atau komputer yang tersebar di jaringan itu sendiri. Hal ini akan membuat orang yang tidak bertanggung jawab menjadi kesulitan melakukan pembobolan pada sistem dan mempunyai gangguan yang kemungkinan kecil akan terjadi
“Di kehidupan biasanya kita mengenal musyawarah untuk mecapai mufakat, jadi dalam blockchain bisa dilihat bagaimana kita membuat komputer-komputer itu bermusyawarah untuk mencapai mufakat. Kita memerlukan hal tersebut karena jika kita membicarakan soal data yang disimpan secara terdesentralisasi atau disebar disemua tempat, semua orang bisa menulis. Sehingga kita harus menyepakati mana yang akan kita catatย untuk akhirnya menjadi sebuah transaksi yang benar”, tutupnya.
Baca juga : Tertarik Investasi Aset Kripto? Ketahui Poin Penting Ini!
— Dinda Luvita —