31.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Apa Itu Crypto Winter? Simak 4 Jurus Jitu Menghadapinya

JAKARTA, duniafintech.com – Apa itu crypto winter? Istilah berikut ini memang kian sering terdengar dan menarik perhatian belakangan ini.

Boleh jadi, istilah ini pun masih terasa asing di telinga sebagian besar orang. Namun, di komunitas kripto, istilah ini memang kerap kali muncul.

Menukil laman CNBC, istilah yang satu ini menjadi ungkapan yang mengacu pada saat pasar tengah lesu, utamanya di pasar uang digital.

Untuk mengetahui lebih jauh soal istilah yang satu ini, simak ulasan berikut ini.

Baca juga: Cara Trading Crypto di Indodax via Aplikasi Mobile, Simak Panduannya di Sini

Apa Itu Crypto Winter?

Menurut berita Forbes, istilah “crypto winter” ini kemungkinan berasal dari serial hit HBO, “Game of Thrones.”

Dalam pertunjukan itu, moto House of Stark adalah “Winter is coming.” Hal itu pun dianggap sebagai peringatan bahwa konflik abadi bisa turun di tanah Westeros kapan saja.

Demikian pula, masalah yang berkepanjangan mungkin terjadi di pasar crypto. Selama masa sulit ini, investor harus tetap waspada dan bersiap menghadapi kekacauan yang melanda pasar tanpa banyak peringatan.

Secara lebih harfiah, musim dingin kripto merupakan saat harga kripto terkontraksi dan tetap rendah untuk waktu yang lama. Para analis pun percaya bahwa roda musim dingin kripto yang muncul sudah bergerak lebih awal pada tahun 2022.

“Pasar crypto sudah merasakan efek dari peristiwa dunia, terutama konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan gejolak dalam keuangan global,” ucap CEO DBX Digital Ecosystem, Igor Zakharov.

Ia mencatat, inflasi yang tinggi sudah mendorong kenaikan suku bunga di AS, yang merupakan pemain terbesar dalam crypto.

“Pada saat TerraUSD dan Luna runtuh dan menggerakkan efek domino di dunia kripto, musim dingin kripto telah dimulai,” tuturnya.

Sejak November 2021, pasar crypto telah turun 60% atau turun drastis dari US$ 3 triliun menjadi kurang dari US$ 1 triliun saat ini.

Dampak Terjadinya Musim Dingin Kripto

  1. Dampak terhadap Investor

William Luther, seorang profesor ekonomi di Florida Atlantic University, menilai bahwa fenomena Crypto Winter semacam ini dianggap sebagai hal yang lumrah dalam perdagangan mata uang kripto.

Melangsir CNBC, Luther pun mengingatkan para investor tetap tenang dan menjaga pandangan mereka dalam jangka panjang.

Adapun kerugian akibat merosotnya nilai mata uang kripto dikatakan hanya sebagai fenomena sesaat.

Ia menambahkan, fenomena crypto winter bisa menjadi pengingat bagi para investor untuk berhati-hati dalam berinvestasi, utamanya di industri yang gampang mengalami pasang surut.

  1. Dampak terhadap Karyawan

Bukan hanya terhadap para investor, crypto winter pun berdampak buruk bagi mereka yang bekerja/karyawan di perusahaan penyedia layanan transaksi kripto.

Di tengah musim dingin crypto ini, investor memang cenderung untuk menghentikan/mengurangi aktivitas perdagangan kripto mereka.

Hal itu akan membuat pendapatan perusahaan dengan layanan transaksi kripto akan menurun.

Pada akhirnya, kondisi itu memaksa perusahaan untuk mengurangi ongkos produksi layanan, di antaranya dengan mengurangi/memecat karyawan.

Baca juga: Cryptocurrency Hari Ini: Bitcoin Cs Menghijau, Intip Harganya!

Jurus Jitu Menghadapi Apa Itu Crypto Winter

  1. Tetap berinvestasi dengan konsisten

Dalam dunia investasi kripto, kita mengenal adanya istilah bear market dan bull market.

Bear market adalah periode ketika para investor tengah dihadapkan dengan kondisi yang penuh dengan kerugian besar.

Sebaliknya, bull market adalah masa-masa saat para investor bergelimang profit. Maka dari itu, tidak mengherankan, jika bull market pun terasa lebih menyenangkan ketimbang bear market.

Akan tetapi, dalam investasi kripto, sebenarnya sangat memungkinkan bagi investor untuk memanfaatkan dan “menikmati” periode bear market, sebagaimana selama bull market.

Iakov Levin, pendiri sekaligus CEO platform investasi aset kripto Midas, mengatakan kepada BeInCrypto, “Pengguna dapat menyimpan sebagian dari portofolio mereka dalam [bentuk] stablecoin untuk tetap terus menerapkan strategi dollar-cost averaging (DCA).” 

Selanjutnya, dia menambahkan bahwa investor kemudian dapat menggunakan dana tersebut untuk membeli aset kripto utama, seperti BTC dan ETH.

Di samping itu, bisa juga berinvestasi di proyek solusi layer 1 dan layer 2 terbaik di pasaran.

Kemudian, Levin memaparkan, “Saya melihat strategi DCA sebagai solusi jangka panjang selama enam bulan hingga satu tahun. Strategi seperti ini memberi pengguna titik entry yang baik dan memungkinkan mereka menghasilkan keuntungan yang memuaskan selama siklus kenaikan berikutnya.”

Menurut kamus keuangan online Investopedia, dollar-cost averaging sendiri adalah sebuah strategi untuk menginvestasikan jumlah uang yang sama secara teratur dan berkala. Strategi ini bisa terus investor terapkan terlepas dari volatilitas harga aset yang terjadi, atau dalam hal ini harga aset kripto. 

Selain itu, strategi ini juga merupakan bentuk investasi sistematis yang berpotensi menawarkan efisiensi yang berguna di di tengah bear market.

  1. Pilih aset digital yang “stabil” dan tetap konsisten mengembangkannya

Secara historis, setiap kali bear market berakhir, pasar kripto akan selalu bangkit lagi untuk memulihkan kerugian yang ditimbulkannya. Sementara itu, di pasar yang berisikan puluhan ribu proyek peniru, aset kripto blue-chip cenderung memiliki daya tahan yang lebih lama.

Terkait hal ini, Chris Esparza, yaitu pendiri sekaligus CEO dari platform keuangan terdesentralisasi Vault Finance, juga mengatakan kepada BeInCrypto bahwa, “Salah satu cara yang terbukti [keberhasilannya] untuk tetap bertahan selama crypto winter adalah dengan menghindari mata uang digital yang sangat fluktuatif.” 

“Semakin stabil sebuah aset digital, [maka] semakin kecil kemungkinan investor [untuk] kehilangan dananya. Investor yang sukses menghindari prospek keuntungan yang berlebihan selama crypto winter dan sebaliknya, [lebih] memilih investasi berisiko rendah yang memiliki tingkat return yang terjamin.”

Meskipun faktanya tidak ada satupun aset kripto yang tanpa volatilitas serta risiko bawaan, “dana investasi perlu dialokasikan dengan benar, [serta] dengan ketentuan yang memadai untuk kerugian marjinal,” ujar Esparza.

Apa Itu Crypto Winter

  1. Terapkan strategi “rebalancing” pada portofolio

Bull market mungkin saja telah menyebabkan proporsi aset kripto dalam portofolio kamu menjadi berlebihan. Jadi, jika itu benar adanya, maka kamu perlu menyeimbangkan kembali (rebalance) portofolio yang kamu punya. Strategi ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Iakov Levin. Ia mengusulkan “untuk menjual semua aset digital dengan likuidasi rendah.”

Selanjutnya, ia menjelaskan usulan tersebut dengan memberikan contoh, “Misalnya, [ada] beragam altcoin berkapitalisasi kecil, [yaitu] hingga US$100 juta – [juallah], jika tidak ada prasyarat fundamental khusus terkait pertumbuhan mereka selama bear market saat ini.” Kemudian, ia mengatakan bahwa “Pengguna juga dapat membuat strategi hedging DeFi, di mana investor [bisa] menghasilkan keuntungan ketika penurunan pasar.”

  1. Tetap fokus pada target jangka panjang

Terlepas dari seberapa dalam penurunan pasar kripto yang terjadi. Penting bagi investor untuk tetap mempertahankan perspektif tentang dasar-dasar investasi jangka panjang di industri yang sedang berkembang ini.

Pasalnya, secara historis, pasar kripto selalu berhasil bangkit dari setiap penurunan yang terjadi.

Dengan kata lain, sebagai investor, kamu tidak perlu panik dan langsung menjual blue chip milikmu tanpa pikir panjang, atau bertindak gegabah.

Mendukung perspektif itu, ternyata hal yang sama juga sempat dibahas oleh co-founder Paradigm, Fred Ehrsam.

Dalam sebuah unggahan blog platform-nya baru-baru ini, ia menulis, “Mengingat semuanya serasa berjalan baik di masa booming, [investor] tergoda untuk melakukan segalanya. Pertahankanlah standar tinggi untuk mengubah atau memperluas perspektif Anda.”

“Konsep yang sama berlaku untuk siklus turun. Kuburan kripto dipenuhi oleh sisa-sisa perusahaan yang meninggalkan misi utama mereka ketika siklus turun, hanya untuk menyaksikan dengan sedih ketika ide mereka [baru] mulai berhasil di siklus naik berikutnya.”

Meskipun pesan Ehrsam tersebut kemungkinan utamanya ditujukan bagi para pendiri proyek kripto, tetapi nasihat itu juga bisa berlaku untuk investor biasa.

Baca juga: Cryptocurrency Hari Ini: Harga Bitcoin Cs Terus Bergairah, Cek Daftarnya

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU