duniafintech.com – Dukungan yang diberikan kepada startup (usaha rintisan Indonesia) mengalir dari berbagai pihak. Baik itu datang dari para investor, masyarakat selaku pasar atau pengguna, dan tentu saja dari pemerintah (baca juga : BEKRAF DUKUNG STARTUP MELALUI BUKU PENGEMBANGAN APLIKASI DIGITAL).
Peran pemerintah untuk mendukung startup sangat dirasakan, misalnya saja terbukanya akses untuk masuknya investor sehingga suntikan dana bisa diraih, dan lain sebagainya. Untuk itulah pada minggu lalu di acara Konferensi IDByte 2017, Presiden Joko Widodo dalam pembukaannya menyampaikan pesannya untuk startup tanah air, yang dirangkum berikut ini.
- Fokus membuat jasa yang unik, lokal dan mengandung cita rasa Indonesia. Tujuannya, agar startup tidak lagi membuat produk yang sudah ada di pasaran. Meski kemajuan teknologi dengan internet jarak bukan lagi masalah, tapi cita rasa lokal merupakan yang utama.
Sebuah perusahaan sekali berada di internet, dia langsung muncul di seluruh dunia dan itu berarti sebuah perusahaan yang sukses di internet bisa berkembang cepat sekali dan bisa menjadi raksasa dalam waktu yang sangat cepat,” terang Presiden Jokowi.
- Manfaatkan platform yang ada, dan karyakan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk membuat produk lokal dan unik. Tujuannya adalah agar startup tidak perlu berkeinginan untuk menyaingi atau membuat tandingan perusahaan yang sudah mantap seperti Google, atau Alibaba. Sebab akan membuang waktu dan tenaga.
“Menurut saya, menurut bapak ibu dan saudara bisa berbeda, jangan coba-coba bikin Alibaba atau Google tandingan. Buat apa bikin lagi, menurut saya buang energi. Lebih baik manfaatkan mereka untuk mengembangkan inovasi baru karena bisa menjadi pasar tersendiri,” ungkapnya.
- Regulasi berlebihan tidak akan diberikan untuk startup. Tujuannya agar memiliki keleluasaan dalam berinovasi dan berkreasi.
“Ini juga satu alasan kenapa deregulasi itu penting untuk mengurangi tumpang tindihnya aturan, persyaratan yang menghambat cara-cara baru, menghambat pola-pola baru,” ujarnya.
- Bangkit cepat, jangan permasalahkan bila harus gagal.
Enggak apa-apa, jangan malu, jangan menyerah dan startup yang gagal jangan dikejar-kejar. Kan namanya juga PT, perseroan terbatas. Artinya, kewajiban atau resikonya sebatas modal yang sudah dituangkan dalam PT itu. Jangan dibawa ke pribadi para pendiri startup,” terangnya.
Source : mediaindonesia.com
Written by : Fenni Wardhiati