27.8 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

ASEAN Kini Menjadi Pusat Pertumbuhan Cross Border Payment

ASEAN bergerak menuju jaringan pembayaran bergaya Single European Payments Area (SEPA). Ini menjadikan Asia Tenggara sebagai titik fokus global untuk pertumbuhan pembayaran real-time lintas batas (cross border payment).

Berikut laporan duniafintech mengutip dari fintechnews.sg mengenai perkembangan fintech di Asia Tenggara.

Cross border payment adalah suatu sistem pembayaran yang melewati lintas negara. Sistem ini banyak terjadi di Eropa mengingat negaranya yang kecil dan berdempetan.

Baca Juga : 7 Tren Fintech pada Tahun 2021 di ASEAN, Apa Saja?

Baca Juga : Gojek Akhirnya Merger dengan Tokopedia, Simak Ulasan Ini

Dekade terakhir telah menyaksikan ekonomi di seluruh APAC memodernisasi sistem pembayaran mereka. Ini menggantikan infrastruktur domestik mereka untuk membuat pembayaran lebih murah, lebih cepat, dan lebih efisien.

Asia Tenggara khususnya telah membuat kemajuan dalam hal inovasi pembayaran real-time dengan banyak regulator meluncurkan alat. Termasuk pembayaran instan, kode QR, dan jaringan debit langsung waktu nyata.

Cross Border Payment di Singapura

Singapura meluncurkan layanan transfer dana elektronik Fast And Secure Transfers (FAST) pada tahun 2014. Ini memungkinkan individu dan entitas sama-sama melakukan transfer elektronik secara real-time.

FAST beroperasi dari Network for Electronic Transfers (NETS). Platform ini adalah penyedia layanan pembayaran elektronik yang dari DBS Bank, OCBC Bank dan United Overseas Bank (UOB).

Cross Border Payment di Malaysia

Malaysia memperkenalkan Real-time Retail Payment Platform (RPP) pada awal 2019 setelah upaya beberapa tahun untuk memodernisasi infrastrukturnya. Paynet ingin melakukan kredit instan lintas batas dan pembayaran peer-to-peer (P2P) di seluruh wilayah ASEAN.

CEO grup PayNet Peter Schiesser, mengatakan dalam Januari 2019. Bank Negara Malaysia (BNM) adalah pemegang saham tunggal terbesar PayNet dengan sebelas lembaga keuangan Malaysia.

Menghubungkan infrastruktur pembayaran real-time domestik

Meskipun proyek-proyek ini terutama fokus pada pasar domestik masing-masing, negara-negara Asia Tenggara berupaya untuk menciptakan hubungan lintas batas.

Pengaturan tersebut termasuk misalnya nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara operator sistem pembayaran di Asia Tenggara. Mereka adalah NETS, PayNet, serta National ITMX (ITMX) dari Thailand, National Payment Corporation of Vietnam (NAPAS) dan PT Rintis Sejahtera (Rintis) dari Indonesia.

Mereka bertujuan untuk mengaktifkan pembayaran lintas batas real time dengan menghubungkan infrastruktur pembayaran masing-masing.

Operator-operator ini adalah anggota Jaringan Pembayaran Asia (APN), sebuah inisiatif yang diluncurkan pada tahun 2006 untuk berfungsi seperti SEPA. Seperti yang dibayangkan semula, APN akan dimulai di negara-negara ASEAN. Nantinya juga akan berkembang mencakup lebih banyak negara di Asia Pasifik.

Contoh lain adalah keterkaitan PayNow Singapura, layanan transfer dana peer-to-peer (P2P) dari ssociation of Banks in Singapore (ABS) pada tahun 2017, ke layanan yang setara di Thailand, PromptPay.

Di Malaysia dan Singapura, masing-masing operator sistem pembayaran, PayNet dan NETS, secara resmi meluncurkan pembayaran kartu debit lintas batas waktu nyata pada akhir 2019. Ini memungkinkan penggunaan kartu ATM NETS Singapura di Malaysia dan penggunaan kartu ATM MyDebit Malaysia dapat terjadi di Singapura.

NETS dan PayNet sejak itu telah bekerja untuk menghubungkan masing-masing infrastruktur pembayaran waktu nyata untuk memungkinkan transfer dana instan lintas batas dan pembayaran QR antara Singapura dan Malaysia.

Penulis : Kontributor

Editor : Gemal A.N. Panggabean

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU