JAKARTA – Sejumlah bank besar di China dilaporkan telah menolak memproses transaksi pembayaran dari Rusia, yang merupakan dampak dari sanksi Amerika Serikat terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Hal ini menyebabkan para pelaku bisnis Rusia kesulitan dalam melakukan transaksi perdagangan dengan mitra mereka di China, dan mendorong mereka untuk beralih ke mata uang kripto sebagai alternatif.
Bank China Tolak Pembayaran Rusia, Dorong Penggunaan Kripto
Menurut laporan media Rusia, Izvestia, hampir 98% bank di China menolak pembayaran langsung dalam mata uang yuan dari Rusia. Bahkan, bank-bank regional di China, yang sebelumnya dianggap sebagai pilihan yang lebih aman untuk transaksi lintas batas, juga telah mengikuti langkah bank-bank besar tersebut.
Penolakan bank-bank China terhadap pembayaran dari Rusia ini merupakan dampak dari sanksi sekunder yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Sanksi ini menargetkan bank-bank lokal China yang melakukan transaksi dengan sektor-sektor yang membantu mesin perang Rusia.
Pemerintahan Biden telah meningkatkan upaya untuk memperluas jaringan sanksinya dan menargetkan bank-bank lokal China yang kurang melakukan uji tuntas terhadap transaksi dengan sektor-sektor tersebut.
Peralihan ke Kripto dari Fiat
Isolasi dari pasar keuangan internasional telah mendorong Rusia untuk semakin bergantung pada yuan untuk sebagian besar transaksi perdagangannya dengan China. Namun, dengan penolakan bank-bank China terhadap pembayaran dari Rusia, para pelaku bisnis Rusia kini beralih ke mata uang kripto sebagai alternatif.
Mata uang kripto, seperti Bitcoin dan Ethereum, menawarkan sejumlah keuntungan bagi para pelaku bisnis Rusia, termasuk:
- Desentralisasi: Mata uang kripto tidak dikendalikan oleh pemerintah atau lembaga keuangan mana pun, sehingga tidak dapat dibekukan atau disita.
- Anonimitas: Transaksi mata uang kripto dapat dilakukan secara anonim, sehingga sulit dilacak oleh pihak berwenang.
- Kecepatan: Transaksi mata uang kripto dapat diselesaikan dalam hitungan menit, jauh lebih cepat daripada transaksi bank tradisional.
Penolakan bank-bank China terhadap pembayaran dari Rusia telah menciptakan peluang bagi mata uang kripto untuk semakin diadopsi. Mata uang kripto menawarkan solusi bagi para pelaku bisnis Rusia yang kesulitan melakukan transaksi perdagangan dengan mitra mereka di China.
Namun, penting untuk dicatat bahwa mata uang kripto juga memiliki risiko, termasuk volatilitas harga dan potensi penipuan. Para pelaku bisnis Rusia harus mempertimbangkan risiko-risiko ini sebelum memutuskan untuk menggunakan mata uang kripto.Saya harap artikel berita ini informatif. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda memiliki pertanyaan lain.