duniafintech.com – Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia memilih negara India dan Tiongkok sebagai referensi dalam mengatur data pengguna fintech Tanah Air. Menurutnya kedua negara tersebut dinilai berhasil mengolah data yang bisa dijadikan acuan publik.
Langkah Bank Indonesia dalam mencari referensi manajemen data ditujukan agar pengguna dan pengembang fintech memiliki ekosistem yang harmonis.
Pesatnya pertumbuhan fintech di Indonesia memerlukan sisi manajerial yang mumpuni. Hal ini tentunya untuk menghindari perbuatan melanggar hukum dari beberapa oknum teknologi keuangan.
Baca juga:Â Youtuber Nicholas Merten Prediksi Bitcoin dan Altcoin Tumbuh Pesat
Pengelolaan data pengguna jasa teknologi keuangan tentunya bukan hanya ditujukan untuk membuat data terpadu kepada pemerintah saja. Dalam penerapannya, pihak Bank Indonesia tetap menghargai privasi dari setiap pengguna. Hal ini diwujudkan melalui pemberian izin dari setiap pengguna untuk memberikan identitasnya.
Baca juga:Â Milio, Beri Keuntungan Dengan Blockchain Melalui Sosial Media
Bank Indonesia Klaim Data Pengguna Fintech Ditujukan untuk Inovasi
Perry menegaskan jika pengelolaan data pengguna fintech tidak hanya untuk memberikan rasa aman terhadap konsumen. Ia mengatakan nantinya data-data tersebut akan digunakan pengembang untuk melakukan inovasi.
-Fauzan-