JAKARTA, duniafintech.com – Bank Jago resmi terintegrasi Gopay untuk buka rekening. Realisasi integrasi terbaru dengan dompet digital milik Gojek, yaitu GoPay, resmi dilakukan oleh PT Bank Jago Tbk. (ARTO). Hal ini diungkap oleh Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar, dalam konferensi pers daring, Kamis (25/11/2021).
“Sekarang, melalui integrasi layanan Jago dan GoPay, masyarakat dapat langsung membuka rekening Jago melalui aplikasi Gojek,” katanya, seperti dikutip dari Bisnis.com, Minggu (28/11).
Kharim menyampaikan, integrasi ini adalah terobosan baru dalam mempercepat inklusi keuangan kepada masyarakat. Hal itu karena kolaborasi tersebut punya cara baru dalam menawarkan layanan keuangan kepada pengguna GoPay.
“Sehingga nanti para pengguna atau nasabah dapat pengalaman bertransaksi yang relevan dengan gaya hidupnya, yaitu secara praktis, seamless, dan juga jauh lebih cepat,” paparnya.
Untuk diketahui, pada pada Juli 2021 lalu, Jago dan Gojek sudah melakukan tahap awal integrasi pembayaran, antara lain, dengan menghubungkan Kantong Jago dan Gojek, membayar Gojek melalui Kantong Jago, dan bebas biaya pengisian dan penarikan dana di GoPay melalui Bank Jago.
Pada paparan publik, September 2021 lalu, Manajemen Bank Jago menyatakan akan memperbanyak integrasi pembayaran dan pengelolaan keuangan dengan Gojek dan GoPay, di antaranya mendata profil nasabah GoPay dan Jago di satu alur yang nyaman, lalu membayar dari Kantong Jago di semua merchant lewat GoPay.
Integrasi ini pun memungkinkan akses ke fitur Jago lainnya, misalnya tabungan atau kartu yang terhubung. Di samping itu, para pelanggan pun bisa mengelola dana atau uang digital di Gopay lewat aplikasi Jago.
Bukan hanya terintegrasi dengan Gojek, aplikasi Jago pun saat ini sudah terhubung dengan aplikasi reksadana online Bibit.id. Dikatakan Kharim, fitur Kantong Jago yang terhubung dengan aplikasi Bibit dan Gojek juga membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih disiplin, inovatif, dan kolaboratif.
Di samping berkolaborasi dengan Bibit dan Gojek, Jago pun bekerja sama dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan lain berbasis digital. Adapun pola kerja sama pembiayaan (partnership lending) itu membuat Jago mampu untuk ekspansif, tetapi dengan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Hal itu tercermin pada rasio kredit bermasalah (NPL) yang berada di level 0,6 persen.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra