duniafintech.com – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengumumkan bahwa nantinya PT Bank Royal Indonesia akan berfokus ke segmen kredit digital. Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan saat ini pihaknya telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham untuk akuisisi Bank Royal.
Karena telah disetujui, pihak BCA kini hanya tinggal menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum Bank Royal resmi dimiliki dan menjadi anak usaha BCA. Jahja pun juga mengatakan:
“Kami sudah ajukan surat ke OJK, kami harapkan (pada) kuartal III bisa rampung untuk (proses akuisisi) Bank Royal.”
Sekedar informasi, pada pertengahan April 2019 lalu, BCA bersama anak usahanya BCA Finance, membeli seluruh saham PT Bank Royal Indonesia dari PT Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemadi, Ibrahim Soemadi, Nevin Soemadi dan Ko Sugiarto.
Baca juga: GoPay dan DMI Akan Men-Digitalisasi Ribuan Masjid di Indonesia
Bank Royal Akan Fokus ke Kredit Digital
Jahja pun mengatakan bahwa Bank Royal nantinya tidak akan berfokus pada menjaring nasabah tabungan lewat digital, melainkan akan berfokus pada pengembangan pemberian kredit digital.
Strategi yang kini tengah disiapkan antara lain dengan memanfaatkan basis nasabah BCA untuk melakukan pengajuan kredit via digital ke Bank Royal. Sebelumnya, Jahja mengatakan Bank Royal tidak akan dijadikan bank digital karena di BCA hampir seluruh layanan digital banking sudah tersedia.
Lalu mengapa BCA kini memutuskan Bank Royal akan menjadi bank digital?
Jahja mengatakan bahwa karakteristik digital banking BCA adalah pada proses pembayaran dan seputar pembukaan rekening saja, belum ke sektor kredit digital.
Namun, dalam prakteknya BCA tidak akan serta merta memberikan data nasabah BCA ke Bank Royal, melainkan akan melalui skema cross selling. Jahja mengatakan:
“Jadi, kalau ada customer yang bagus, kami berikan ke mereka (Bank Royal). Kami arahkan ke Bank Royal, lebih elegan.”
Baca Juga: OJK Yakin Mampu Untuk Selamatkan AJB Bumiputera
Bank Royal akan Bertransformasi Penuh
Meski begitu, Jahja mengatakan bahwa pihaknya masih akan mempelajari skema bisnis yang akan diterapkan di Bank Royal. Sebab, untuk Bank Royal secara penuh bertransformasi menurutnya masih membutuhkan waktu yang cukup lama, setidaknya satu tahun.
Strategi ini bisa jadi menjadi cara BCA untuk meredam ‘serangan’ tidak langsung dari perusahaan Fintech khususnya Peer-to-Peer (P2P) lending, sebab BCA memiliki kelebihan dari sisi database dan tingkat kehati-hatian yang jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan Fintech pada umumnya. Jahja juga mengatakan:
“Kalau Fintech itu bunganya tinggi banget. Kalau kita bisa masuk, harapannya bunganya tidak setinggi itu (Fintech).”
Hanya saja, Jahja menjelaskan rencana bisnis tersebut mesti lebih dulu disetujui oleh OJK.
-Syofri Ardiyanto-