duniafintech.com – Kesulitan akses ketika ingin melakukan perdagangan suatu komoditas ke pasar seringkali melanda para petani di berbagai dunia, hal tersebut juga dialami oleh negara Australia. Saatnya bantu kesejahteraan petani dengan Blockchain.
Untuk mengatasi keterbatasan dan kesulitan akses tersebut, diciptakanlah sebuah platform Blockchain baru guna bantu kesejahteraan petani dengan platform Blockchain baru tersebut, yang menghubungkan 4.500 petani di Australia ke pelanggan akhir global seperti restoran dan supermarket.
Kehadiran platform ini dianggap efektif sebagai solusi dari kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh para petani di Australia untuk bantu kesejahteraan petani, yaitu ketika melakukan perdagangan.
Di mana pada platform Blockchain baru tersebut, para petani memiliki akses terkait informasi yang lebih detail seperti memeriksa harga, melakukan transaksi, melacak pengiriman pesanan, dan memberikan informasi secara real time, dan terutama transaksi dalam dilakukan dengan berbagai mata uang.
Baca juga: Fujitsu Bangun Infrastruktur Blockchain Dengan Bank?
Dilansir Strait Times, proyek platform Blockchain ini merupakan hasil kolaborasi dari Bank DBS Singapura, perusahaan perdagangan komoditas Agrocorp International dan penyedia layanan Blockchain DLT. Â
Salah satu alasan yang melatar belakangi adalah negara Singapura termasuk 10 besar importir terbesar pada sektor produk pertanian Australia.
Untuk tahun depan, proyek platform Blockchain baru ini direncanakan akan berekspansi ke pasar Kanada dan Myanmar.
Menjelang peluncuran platform Blockchain ini, Kepala Pengembangan Bisnis, Agrocorp International, Vischal Vijay mengatakan biasanya membutuhkan waktu 5 hingga 10 hari untuk melakukan pengecekan dan verifikasi dokumen-dokumen bahwa memang benar barang-barang atau produk pertanian tersebut sudah berpindah tangan.
Baca juga: Oracle Corp Rilis SaaS Untuk Manajemen Rantai Pasok
Namun dengan bantuan Blockchain lamanya proses verifikasi tersebut dapat dikurangi. Yang mana, platform ini akan menghemat waktu sebaik mungkin dan mengurangi biaya-biaya administrasi lainnya seperti biaya penyimpanan, dan jumlah bunga yang harus dibayarkan ke pihak bank sehingga para petani bisa lebih cepat dalam menerima pembayarannya.
Selain itu, transparansi juga menjadi hal wajib yang sangat diperhatikan untuk pelanggan akhir. Alhasil, mereka tahu dari mana produk atau barang tersebut berasal guna menjaga kualitas produk tetap baik hingga ke tangga konsumen.
Semua kemudahan ini terdapat pada satu platform Blockchain saja, yang mana semua aktivitas manajemen rantai pasokan seperti  pengecekan harga, informasi pengiriman, perjanjian penjualan, dan pembayaran dilakukan dan disimpan secara digital. Ini akan membuat petani kian kompetitif dan memudahkan mereka menjual produk hasil pertaniannya ke skala yang lebih besar.
Written by: Febrian Surya