duniafintech.com – iGrow adalah sebuah platform yang membantu petani lokal. Melalui platform ini, lahan yang belum optimal diberdayakan. Tak hanya itu, platform ini juga menawarkan kepada masyarakat untuk berinvestasi di sektor pertanian.
Apa yang dilakukan iGrow? iGrow mengidentifikasi tanaman yang punya kebutuhan tinggi di pasar, stabilitas harga, dan karakteristik yang baik. Lalu, iGrow menghubungkan petani dan lahan yang bisa dipergunakan. Selain itu, iGrow membuka peluang pembiayaan penanaman kepada kaum urban.
Baca juga: https://duniafintech.com/finnesia-tawarkan-pinjaman-bagi-guru/
Pengguna cukup melakukan registrasi online melalui website resmi iGrow dengan melengkapi data diri, seperti alamat email, nama, dan password. Pengguna dapat melihat detil bibit yang disediakan oleh iGrow untuk dapat didanai sehingga dapat ditanam oleh petani yang bekerja sama dengan iGrow. Pengguna akan mendapatkan sertifikat bukti kepemilikan tanaman sebagai bukti kepemilikan investasi di iGrow.Pengguna juga dapat memonitor investasi penanaman melalui update berkala yang dikirimkan oleh surveyor iGrow tentang kondisi terbaru penanaman milik mereka. Ketika masa panen tiba, maka pengguna akan mendapatkan pemberitahuan. iGrow kemudian akan mengirimkan keuntungan dari investasi penanaman pengguna sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
iGrow memberikan pengalaman seperti bermain game Farmville bagi para investor penanaman sehingga mereka tidak hanya bisa melihat investasi mereka, tapi juga bisa merasakan senangnya menumbuhkan dan melihat perkembangan tanaman yang mereka danai melalui platform iGrow.
Baca juga: https://duniafintech.com/invoila-asuransikan-peminjaman-melalui-marketplace/
iGrow menerapkan biaya yang bervariasi tergantung pada apa yang pengguna ingin sponsori. Pada umumnya, biaya mencakup sewa tanah jangka panjang, bibit, pemeliharaan, dan obat-obat yang terkait bila dibutuhkan. Pengguna juga membiayai kegiatan surveyor independen dan pekerjaan administratif pengelolaan sistem iGrow secara keseluruhan. Semua biaya ini sudah termasuk di dalam biaya investasi tanaman yang tertera di website.
Setiap sponsor memiliki bukti berupa Sertifikat Kepemilikan Pohon (SKP) yang di dalamnya menjelaskan pohon apa yang disponsorinya, lengkap dengan lokasi, jumlah, dan siapa yang mengelola pohon-pohon tersebut atau operatornya.
Sponsorship bisa bersifat sosial atau komersial. Artinya, pengguna bisa mensponsori ditanamnya pohon yang hasilnya diserahkan kepada pihak-pihak yang berhak, seperti sekolah, rumah sakit, institusi pengembangan ilmu dan sebagainya. Pengguna juga bisa bisa meminta bagi hasil untuk diri sendiri ketika pohon-pohon tersebut mulai berbuah.
Bila untuk kepentingan komersial, iGrow tidak menjanjikan hasil definitif pada tingkat tertentu. Yang bisa iGrow berikan adalah best estimate berdasarkan dengan statistik pohon sejenis. Sebagai contoh, durian dengan biaya penanaman termasuk sewa lahan jangka panjang 18 tahun, bibit dan sebagainya sebesar Rp5 juta untuk 18 tahun. Pohon mulai berbuah diharapkan pada tahun ke-5 dan terus meningkat sampai tahun ke-12. Pohon akan stagnan sampai tahun ke-18. Dengan pola demikian, tingkat bagi hasil rata-ratanya diperkirakan mencapai sekitar 18% per tahun.
Baca juga: fokuskan-minat-pada-p2p-lending-arrowgrass-kengembangkan-aset-fintech-di-aim/
Selain manfaat finansial, menanam pohon bisa menjadi sedekah pengguna untuk setiap buah yang dikonsumsi oleh manusia maupun binatang. Menanam pohon juga melestarikan kehidupan dengan menjamin kelangsungan ketersediaan oksigen di udara dan terserapnya CO2 dari aktivitas pernafasan dan kehidupan masyarakat.
Jadi, iGrow bukanlah semata produk dengan visi komersial saja, tapi juga punya misi besar untuk bisa melestarikan kehidupan di bumi. Singkatnya, turut menciptakan ketahanan pangan yang dapat diakses secara adil dan merata bagi semua manusia di bumi.
Source:Â igrow.asia
Written by: Sebastian Atmodjo