JAKARTA, duniafintech.com – Ramalan bisnis fintech pinjol datang dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Terkait ramalan bisnis fintech pinjol tersebut, AFPI memproyeksi penyaluran pinjaman online (pinjol) pada saat momentum Ramadan 2024 ini akan melonjak.
Menurut Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar, bahwa asosiasi menargetkan pendanaan di industri financial technology peer-to-peer/fintech P2P lending saat Ramadan dapat tumbuh sebesar 12%.
“Industri fintech lending cenderung melihat peningkatan penyaluran pendanaan menjelang Ramadan karena permintaan yang meningkat,” ucapnya terkait ramalan bisnis fintech pinjol, dikutip dari Bisnis, Senin (4/3/2024).
Baca juga: Pinjaman Sejumlah Fintech Lending Masih Bertumbuh di Tengah Tren Gagal Bayar
Ramalan Bisnis Fintech Pinjol
Akan tetapi, terkait ramalan bisnis fintech pinjol, Entjik juga mewanti-wanti adanya potensi inflasi dan lonjakan kredit macet yang bisa menjadi tantangan dan perlu dihadapi industri menjelang momentum Ramadan 2024.
Ia berpandangan, penyelenggara fintech P2P lending perlu melakukan analisa dan pemantauan lebih lanjut terhadap faktor-faktor di lapangan yang mempengaruhi dinamika permintaan secara langsung.
“Mitigasi yang tepat perlu dilakukan untuk menekan angka kredit macet, seperti peningkatan analisis risiko dan pemantauan yang lebih ketat terhadap pinjaman yang diberikan,” paparnya terkait ramalan bisnis fintech pinjol.
Entjik menambahkan, terkait ramalan bisnis fintech pinjol, dengan mengedepankan perlindungan konsumen dan manajemen risiko yang efektif, serta dengan menjunjung semangat melayani segmen masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan keuangan tradisional.
“Langkah ini tidak hanya menjaga keberlanjutan industri, tetapi juga membuka jalan bagi inklusi keuangan yang lebih luas, memperkuat posisi fintech sebagai katalis positif dalam masyarakat,” ungkapnya terkait ramalan bisnis fintech pinjol.
Baca juga: SEOJK untuk Fintech Lending Diterbitkan OJK, Ini Isinya
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi inflasi secara umum pada momentum Ramadan tahun ini.
Biasanya, komoditas pangan berpotensi memberikan andil terhadap inflasi pada momen Ramadan, seperti daging ayam ras, minyak goreng, beras, ayam hidup, daging sapi, telur ayam ras, dan gula pasir. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M.
Habibullah menyampaikan bahwa secara historis, tekanan inflasi cenderung meningkat pada periode tersebut.
“Waspada terjadinya kenaikan secara umum pada momen bulan Ramadan, yang ditunjukkan dari data historis perkembangan inflasi, di mana pada momen Ramadan selalu terjadi inflasi,” ujar Habibullah dalam konferensi pers, Jumat (1/3/2024).
Baca juga: Ini Kata AFPI dan OJK Terkait KPPU akan Panggil Empat Fintech
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com