26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Berita Bitcoin Hari Ini: Tahun 2024, Investasi Bitcoin Masih Menarik

JAKARTA, duniafintech.com – Berita Bitcoin hari ini terkait mata uang kripto Bitcoin semakin diakui sebagai alternatif investasi yang menarik. Tentu saja, hal ini harus dipertimbangkan dengan cermat berdasarkan risiko dan tujuan investasi masing-masing individu.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Fidelity, yang dilakukan selama periode 1 Agustus 2010 hingga 31 Agustus 2022, jika seorang investor memasukkan tiga persen dari total portofolio mereka ke dalam Bitcoin, yang lainnya terdiri dari 60 persen obligasi dan 40 persen saham, maka hal tersebut dapat meningkatkan kinerja portofolio mereka secara rata-rata sebesar 15,5 persen per tahun.

Co-Founder dan Chief Compliance Officer Reku Robby mengatakan bahwa laporan ini memperkuat peran Bitcoin sebagai instrumen diversifikasi yang menarik dan dapat memberikan dukungan bagi kinerja instrumen investasi tradisional.

Baca juga: Berita Bitcoin Hari Ini: Harga Bitcoin Sempat Sentuh Posisi Tertinggi dalam 6 Minggu

Namun, ia juga menekankan pentingnya bagi investor untuk mengalokasikan dana investasi mereka sesuai dengan tujuan investasi yang mereka miliki. Bitcoin, bersama dengan aset kripto lainnya, dapat digunakan dengan berbagai tujuan investasi, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Robby menjelaskan bahwa ada beberapa peristiwa penting yang telah mempengaruhi potensi Bitcoin sebagai alternatif investasi. Salah satunya adalah tahun 2009, yang merupakan awal munculnya Bitcoin sebagai mata uang digital. Selain itu, momen penting lainnya adalah ketika Indonesia menjadi negara pertama yang memiliki Bursa Kripto, yang diresmikan pada bulan Juli tahun ini.

“Ini adalah momen bersejarah yang melengkapi regulasi aset kripto di Indonesia, sehingga memastikan bahwa keamanan masyarakat dalam berinvestasi kripto semakin terjamin. Kehadiran Bursa Kripto diharapkan dapat mendorong adopsi aset kripto di Indonesia,” ujar Robby.

Crypto Analyst Reku, Afid Sugiono, menambahkan bahwa selalu ada tren yang dapat menjadi katalis di balik fenomena halving Bitcoin. Pada halving tahun 2017, Initial Coin Offering (ICO) menjadi faktor pendorong kenaikan harga Bitcoin. Kemudian, pada tahun 2021, tren DeFi (Keuangan Terdesentralisasi) dan NFT (Token Non-Fungible) menjadi pendorong kenaikan harga Bitcoin.

Baca juga: Berita Bitcoin Hari Ini: The Fed Tahan Suku Bunga, Bitcoin Stabil

“Pada tahun 2024 yang akan datang, beberapa tren yang berpotensi menjadi pendorong harga Bitcoin termasuk Exchange Traded Fund (ETF) Bitcoin yang menawarkan variasi lain dalam berinvestasi Bitcoin, serta keputusan The Fed dalam mempertahankan suku bunga yang akan memengaruhi kondisi makroekonomi secara keseluruhan,” kata Afid.

Analis Ini Prediksi Potensi Harga Bitcoin

Bitcoin (BTC), salah satu kripto utama yang selalu menjadi topik perdebatan dan spekulasi, mendapatkan prediksi potensial penurunan harga.

Dalam sebuah cuitan di platform Twitter baru-baru ini, Analis Bloomberg, Mike McGlone menyampaikan keprihatinannya tentang masa depan harga Bitcoin. Ia mengungkapkan kemungkinan adanya penurunan harga kripto utama ini hingga mencapai level US$10.000 menjelang akhir tahun 2023. Prediksi ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas kripto.

Salah satu faktor utama yang menyumbang pada prediksi ini adalah perjuangan berkelanjutan Bitcoin untuk menembus level resistensi sekitar US$30.000. Level ini dianggap penting dalam memicu kenaikan harga BTC yang signifikan. Namun, analisis McGlone menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya terobosan semacam itu semakin berkurang.

Baca juga: Berita Bitcoin Hari Ini: Mayoritas Aset Kripto Wait and See

Meskipun Bitcoin telah mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2023, dimulai dari sekitar US$16.000 pada awal tahun, McGlone memperingatkan agar tidak menganggapnya sebagai reli berkelanjutan. Ia mengusulkan bahwa kenaikan tersebut mungkin hanya merupakan reli jangka pendek yang didorong oleh dinamika pasar jangka pendek, bukan oleh faktor fundamental jangka panjang.

Salah satu faktor yang berkontribusi pada ketidakpastian masa depan Bitcoin adalah dinamika likuiditas dalam ekosistem Bitcoin. McGlone mencatat bahwa likuiditas tetap negatif selama kuartal keempat, menunjukkan adanya tekanan penjualan yang lebih besar daripada tekanan pembelian di pasar kripto, yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin.

Selain itu, kenaikan suku bunga global juga menjadi pertimbangan penting. Awalnya, Bitcoin terkenal karena suku bunga rendah atau nol, memberikan investor alternatif investasi yang menarik. Namun, dengan kenaikan suku bunga global, Bitcoin dan aset kripto lainnya mungkin menghadapi tantangan. Kenaikan suku bunga dapat mengurangi likuiditas di pasar kripto dan mempengaruhi harga kripto utama ini.

Analisis McGlone juga menyoroti hubungan antara Bitcoin dan pasar keuangan tradisional. Bloomberg Intelligence telah mengidentifikasi korelasi antara kontrak berjangka yang dikeluarkan oleh The Fed dan harga Bitcoin. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin mungkin perlu mengalami penurunan lebih lanjut sebelum terjadi perubahan arus likuiditas dalam kontrak tersebut.

Baca juga: Persiapan Halving Bitcoin: Dampak dan Efek Jangka Panjang

Selain itu, McGlone juga mengingatkan bahwa penurunan pasar saham tradisional, seperti saham Apple dan Microsoft, juga dapat berdampak negatif pada pasar kripto. Analisis ini mencerminkan pandangan beberapa ahli kripto lainnya yang juga menyoroti keterkaitan antara pasar kripto dan pasar tradisional.

Sementara beberapa ahli mengkhawatirkan penurunan harga potensial Bitcoin, tetaplah penting untuk diingat bahwa investasi dalam kripto selalu memiliki risiko. Keputusan investasi harus selalu didasarkan pada penelitian yang cermat dan pemahaman mendalam tentang pasar kripto.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU