JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia kali ini terkait langkah atau strategi fintech P2P Lending mencegah gagal bayar ke lender.
Adapun kasus gagal bayar yang mencoreng industri fintech P2P atau peer-to-peer lending telah membuat investor yang berinvestasi menjadi pendana atau lender di fintech P2P lending lebih berhati-hati.
Saat ini, para pemain fintech pun harus berbenah supaya kasus serupa tidak terulang kembali.
Sekalipun terdapat kasus gagal bayar yang menimpa industri ini, sebagian pemain fintech tetap pede dengan linis bisnis investasi dari lender pada 2023.
Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya, seperti dinukil dari Kontan.co.id, Senin (2/1/2023).
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Jumlah Deals Turun, tetapi Nilai Pendanaan Startup Fintech Naik
Berita Fintech Indonesia: Targetkan Pembiayaan Produktif Usaha Kecil Meningkat
Menurut Chief Platform Officer KoinWorks, Jonathan Bryan, pada tahun 2022 kemarin, penyaluran pembiayaan KoinWorks mencapai Rp 8 triliun hingga pertengahan Desember 2022 dan masih meningkat di penghujung tahun.
Dalam hal ini, KoinWorks menargetkan pembiayaan produktif untuk usaha kecil bisa meningkat.
Apalagi, imbuhnya, sepanjang 2022 lalu, KoinWorks lebih banyak menyasar kepada usaha berskala mikro dan menengah sehingga bisa meningkatkan penyaluran pembiayaan.
Sementara itu, untuk para lender di KoinWorks, mereka memperoleh imbal hasil dengan rentang yang bervariasi pada setiap produk pendanaan yang dipilih.
“Di tahun 2022 ini, imbal hasil yang ditawarkan berada di rentang 5%—14% p.a untuk KoinRobo dan untuk KoinP2P hingga 18% p.a,” ucapnya, belum lama ini.
Ia menerangkan, dalam meningkatkan disbursement kepada para UMKM, KoinWorks pun berusaha untuk memberikan edukasi dan literasi keuangan secara konsisten kepada para pengguna.
“Peningkatan kerja sama strategis dengan para partner juga terus dilakukan sepanjang tahun 2022, salah satunya dengan menggandeng berbagai perusahaan FMCG dan lainnya untuk menyalurkan pendanaan yang tepat sasaran,” paparnya.
Targetkan Penyaluran Pinjaman Rp6 Triliun
Di lain sisi, dikatakan CEO Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, pada tahun 2023 ini, pihaknya menargetkan penyaluran pinjaman sekitar Rp 6 triliun.
Adapun demi menopang target tersebut, Ivan menyebut bahwa Akseleran terus menggenjot supply chain financing partnership serta menambah direct sales relationship manager untuk dapat menggapai lebih banyak borrower lagi.
“Kami juga tetap fokus dalam assesmen pinjaman secara prudent agar non performing financing (NPF) dapat dijaga rendah sehingga lender bisa terus happy,” jelasnya.
Di Akseleran, imbal hasil lender tercatat sekitar 10,5% per tahun. Kata Ivan lagi, pada tahun 2022 lalu, Akseleran menargetkan memperoleh pinjaman dari lender sebesar Rp 3,2 triliun.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: IFSoc Tepis Isu Investasi pada Fintech di Indonesia Mulai Redup
“Hingga akhir tahun 2022 ini sudah Rp 3,15 triliun, jadi cukup tercapai,” tuturnya.
Berita Fintech Indonesia: Berikan Program dan Promosi
CEO Modalku, Reynold Wijaya, menyebut, dalam meningkatkan jumlah pemberi dana, Modalku pun memberikan program serta beberapa promosi yang bisa menarik minat para pemberi dana agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih.
Dengan demikian, sambungnya, para pemberi dana juga lebih percaya diri untuk mulai mendanai para pelaku UMKM.
Ia memaparkan, Modalku senantiasa menerapkan prinsip responsible lending dalam memberikan pendanaan.Â
Modalku melakukan penilaian secara ketat terhadap UMKM yang ingin mengajukan modal usaha dan kemampuan finansial mereka untuk melunasi pendanaan.
“Hal tersebut kami lakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada pemberi dana yang meminjamkan dananya melalui Modalku,” ucapnya.
Disampaikannya, Modalku rutin melakukan edukasi kepada pemberi dana untuk mengurangi risiko pendanaan, salah satunya dengan diversifikasi.
Tentunya, kata dia lagi, aktivitas diversifikasi bagi pemberi dana ini sangat penting untuk memitigasi risiko saat memberikan pendanaan kepada UMKM di Modalku.
“Kami selalu menyarankan para pemberi dana untuk mendanai sebanyak mungkin UMKM untuk menjaga portofolio pendanaan tetap positif,” tuturnya.
Ia pun menyatakan, jika salah satu UMKM yang didanai mengalami keterlambatan atau gagal bayar maka pemberi dana bisa terhindar dari risiko kehilangan semua pendanaannya. Di samping itu, Modalku pun memberikan fasilitas bagi para pendana dengan berbagai profil risiko, melalui inovasi produk yang bisa meminimalisasi risiko para pendana sehingga mereka merasa lebih aman melalui fasilitas Pinjaman Terproteksi.
Sejauh ini, Grup Modalku diketahui sudah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 41 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Diterangkan Reynold, tingkat bunga di Modalku cukup variatif sesuai dengan portofolio UMKM yang didanai para pemberi dana.
Pemberi dana secara umum dapat memperoleh tingkat bunga sekitar 10% sampai dengan 17% per tahunnya, bergantung pada preferensi dan toleransi risiko masing-masing pemberi dana.
Sekian ulasan tentang berita fintech Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com