JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia kali ini terkait bisnis fintech syariah yang tumbuh tinggi selama tahun 2022 lalu.
Menurut catatan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), sepanjang tahun 2022, penyaluran pembiayaan fintech syariah mengalami pertumbuhan lebih dari 400% dari tahun sebelumnya.
Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya, seperti dinukil dari Kontan.co.id.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Julo Dukung Inklusi Keuangan lewat Akses Kredit Digital
Berita Fintech Indonesia: Optimistis Tumbuh Ratusan Persen pada 2023
Disampaikan Ketua Umum AFSI, Ronald Yusuf Wijaya, mengacu pada data terbaru saat ini, sudah ada 21 fintech syariah yang berizin dan yang terbaru, yaitu Vestora dari Securities Crowdfunding.
“Di tengah isu resesi global, kami tetap optimistis fintech syariah bisa tumbuh hingga beberapa ratus persen di tahun 2023 ini,” ucapnya, dikutip pada Kamis (26/1).
Ia menerangkan, peluang di bisnis fintech syariah masih banyak sekali yang dapat digarap, di antaranya pembiayaan di industri ekspor halal dan lainnya.
Tantangannya saat ini, yaitu cara AFSI menumbuhkan lebih banyak lagi penyelenggara fintech syariah di tanah air.
Terpisah, PT Duha Madani Syariah (Duha Syariah) pun melihat peluang yang masih cukup besar di fintech lending syariah, apalagi mengingat tingginya kebutuhan akan pembiayaan kepada sektor produktif.
Menurut Direktur Duha Syariah, Hot Asi, tren fintech syariah di Indonesia terus tumbuh positif.
Dalam hal ini, penyaluran pembiayaan Duha Syariah sepanjang 2022 tumbuh sebesar 211% jika dibandingkan tahun 2021.
“Penyaluran pembiayaan sebagian besar disalurkan ke sektor produktif,” jelasnya, belum laam ini.
Ia menambahkan, penyaluran pembiayaan tahun 2023 masih fokus di sektor produktif. Duha Syariah berharap bisa berkolaborasi dengan mitra strategis atau ekosistem agar penyaluran pembiayaan bisa semakin luas.
Target pembiayaan tahun 2023 Duha Syariah diharapkan bisa bertumbuh di atas 50%. Akan tetapi, Duha Syariah akan tetap berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan supaya kualitas pembiayaan atau Non Performing Loan (NPL) dapat terjaga.
Berita Fintech Indonesia: OJK Sebut Fintech Syariah Berpeluang Besar Tumbuh
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa layanan financial technology (fintech) syariah yang berpeluang besar tumbuh di Indonesia.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: OJK Sebut Fintech Syariah Berpeluang Besar Tumbuh
Adapun peluang ini mengingat mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam. Di samping penduduk mayoritas Islam, ekosistem ekonomi syariah di Indonesia pun bisa dibilang cukup besar.
Standar Global Muslim Travel Index (GMTI) mencatat, Indonesia merupakan destinasi wisata halal terbaik dunia.
Di lain sisi, Asosiasi Fintech Syariah Indonesia mencatat bahwa ada 20 penyelenggara fintech syariah di Indonesia yang terdiri dari fintech peer-to-peer lending (P2P lending), inovasi keuangan digital (IKD), dan securities crowdfunding.
Kini, pertumbuhan fintech syariah pun cukup potensial. Dalam catatan AFSI, dari tahun 2020 hingga 2021, terjadi pertumbuhan sekitar 130% di industri fintech syariah.
Sementara itu, pada tahun 2022 meningkat sampai 180%. Kolaborasi fintech syariah dengan perbankan syariah menjadi dorongan industri fintech syariah bertumbuh.
Dari sisi pelaku usaha, PT Duha Madani Syariah (Duha Syariah) juga melihat peluang yang masih cukup besar dalam fintech lending syariah, apalagi mengingat tingginya kebutuhan akan pembiayaan kepada sektor produktif.
Tren Terus Tumbuh Positif
Menurut Direktur Duha Syariah, Hot Asi, tren fintech syariah di Indonesia terus tumbuh positif, dengan penyaluran pembiayaan Duha Syariah sepanjang 2022 tumbuh sebesar 211% jika dibandingkan tahun 2021.
“Penyaluran pembiayaan sebagian besar disalurkan ke sektor produktif,” ucap Hot Asi.
Ia menambahkan, penyaluran pembiayaan tahun 2023 masih fokus di sektor produktif. Duha Syariah pun berharap bisa berkolaborasi dengan mitra strategis atau ekosistem supaya penyaluran pembiayaan bisa semakin luas.
Adapun target pembiayaan tahun 2023 Duha Syariah diharapkan bisa bertumbuh di atas 50%. Meski demikian, Duha Syariah akan tetap berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan agar kualitas pembiayaan atau Non Performing Loan (NPL) bisa terjaga.
Lebih jauh, yang menjadi tantangan fintech lending syariah saat ini, antara lain, terkait cara memberikan layanan yang mampu menghadirkan solusi terhadap permasalahan atau kebutuhan dari pengguna, tetapi tetap memenuhi aspek syariahnya.
“Selain itu, menyediakan layanan yang tepat guna, cepat, dan user friendly,” tuturnya.
Edukasi masyarakat mengenai keberadaan fintech syariah pun dianggap penting agar industri fintech syariah terus bertumbuh.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: 65 Pemain Fintech P2P Lending Masih Merugi secara Akumulatif
Sekian ulasan tentang berita fintech Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com