JAKARTA, duniafintech.com โ Berita fintech Indonesia kali ini akan membahas soal induk perusahaan fintech lending Kredivo, yakni FinAccel.
Kabarnya, FinAccel telah meraih pendanaan hampir $140 juta atau sekitar Rp2,1 triliun. Apabila kabar itu benar maka startup ini berarti sudah berstatus unicorn.
Adapun unicorn sendiri merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas $1 miliar atau Rp15 triliun, sementara decacorn di atas $10 miliar atau Rp150 triliun.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Suku Bunga Naik, P2P Lending Waspada
Berita Fintech Indonesia: Bagian dari Pendanaan Seri D
Mengutip Katadata, kabar ini diketahui dari data VentureCap Insights.
โInvestasi ini sebagai bagian dari putaran pendanaan seri D,โ demikian tulis Tech In Asia, dikutip pada Kamis (13/10).
Diketahui, investor yang kabarnya berpartisipasi pada putaran pendanaan ini, antara lain, Mirae Asset, Square Peg, GMO Global Payment Fund, Jungle Ventures, Openspace Ventures, Cathay Innovation, dan Endeavour Catalyst.
Adapun Katadata mengonfirmasi kabar ini kepada Kredivo, tetapi startup ini masih belum bisa memberikan komentar. Kalau hal itu benar maka valuasi FinAccel lebih dari $1,6 miliar.ย
Di samping itu, harga sahamnya pun hampir tiga kali lipat ketimbang saat putaran pendanaan sebelumnya pada 2019, sebagaimana data VentureCap Insights.
Sebagai informasi, FinAccel berdiri pada tahun 2016 silam. Startup ini menyediakan layanan beli sekarang bayar kemudian alias paylater. Startup yang satu ini mengumumkan akan mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di Amerika Serikat (AS). Caranya, yakni dengan melakukan merger dengan VPC Impact Acquisition Holdings II.
VPC Impact Acquisition Holdings II adalah perusahaan akuisisi bertujuan khusus alias SPAC di bawah Victory Park Capital. Akan tetapi, rencana itu dibatalkan pada awal tahun ini lantaran kondisi pasar publik yang tidak menguntungkan.
Meski demikian, FinAccel telah mengakuisisi bank di Indonesia bernama Bank Bisnis Internasional. Bank itu akan diubah menjadi bank digital.
Berita Fintech Indonesia: Kerja Sama dengan Bank DBS Salurkan Kredit Rp2 Triliun
Sebelumnya diberitakan, Kredivo telah menjalin kerja sama dengan PT Bank DBS Indonesia untuk menyalurkan pinjaman senilai Rp2 triliun. Kredivo akan memperluas layanan kredit terutama para pengguna di pasar tier 2 dan tier 3.
Sebagai informasi, Kredivo dan Bank DBS sudah menjalin kerja sama joint financing sejak 2020 lalu. Pada mulanya, Bank DBS menyalurkan dana joint financing senilai Rp500 miliar. Lantas, pada 2021, Bank DBS pun meningkatkan limit joint financing menjadi Rp1 triliun.
Menurut CEO of Kredivo Indonesia, Umang Rustagi, penambahan limit joint financing pada tahun ini menguatkan potensi industri fintech dalam membuka akses pinjaman kepada masyarakat.
“Kerja sama ini juga memungkinkan kami untuk terus menghadirkan layanan kredit bagi lebih dari 5 juta pengguna,” katanya, belum lama ini.
Ia bilang, Kredivo pun akan memperluas jangkauan pengguna melalui pendanaan itu.
“Kami akan terus bertumbuh hingga mencapai puluhan juta pengguna dalam beberapa tahun ke depan,” paparnya.
Adapun salah satu strategi perluasan pengguna yang dilakukan dengan dana ini, yaitu masuk ke pasar kota tier 2 dan tier 3. Hal itu dilakukan sebab potensi pasar di wilayah ini besar. Menurut riset Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC) bertajuk โPerilaku Konsumen E-Commerce Indonesiaโ, pada 2021, proporsi jumlah transaksi dan nilai transaksi e-commerce di kota-kota tier 2 meningkat.
Diketahui, jumlah transaksi naik dari 31% menjadi 34% dari total transaksi di tahun itu, sedangkan nilai transaksi meningkat dari 28% pada tahun sebelumnya menjadi 30%.
Kredivo sendiri menyediakan layanan pembayaran dengan cara mencicil atau paylater di e-commerce. Sementara itu, terdapat sebanyak 38% konsumen yang berbelanja online menggunakan paylater dalam setahun terakhir. Angka itu naik ketimbang tahun lalu sebesar 28%.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Sebelum Pinjam, Cek Legalitas Pinjol
Disampaikan Consumer Banking Director of Bank DBS Indonesia, Rudy Tandjung, perusahaannya bekerja sama dengan Kredivo, salah satunya, lantaran melihat potensi pasar paylater.
“Kami lihat paylater bukan hanya peluang tapi jadi gaya hidup,” jelasnya.
Di samping itu, imbuhnya, visi dan misi kedua perusahaan sama-sama ingin memberikan solusi keuangan yang mudah bagi masyarakat.
“Kemudian, kami bekerja sama dengan Kredivo mengandalkan basis dan teknologi mumpuni,” bebernya.
Mengacu pada data Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), total pendanaan untuk fintech di Indonesia melonjak pada kuartal III 2021. Nilainya juga sudah mencapai rekor tertinggi dalam 5 tahun belakangan.
Sekilas tentang Apa Itu Kredivo
Mengutip laman resminya, Kredivo adalah solusi kredit instan yang memberikan kamu kemudahan untuk beli sekarang dan bayar nanti dalam 30 hari atau cicilan 3 bulan dengan bunga 0% ataupun dengan cicilan 6 bulan atau 12 bulan dengan bunga 2.6% per bulan.
Siapa pun bisa mendaftar Kredivo secara online dengan cara download aplikasi Kredivo di Google Play Store (untuk Android) dan Apple App Store (untuk iOS). Untuk mendaftar Kredivo, berikut ini persyaratan yang harus dipenuhi:
- Berstatus Warga Negara Indonesia (WNI).
- Berusia antara 18 hingga 60 tahun.
- Berdomisili di seluruh Indonesia untuk akun starter dan basic.
- Berdomisili di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, Palembang, Medan, Bali, Yogyakarta, Solo, Makassar, Malang, Sukabumi, Cirebon, Balikpapan, Batam, Purwakarta, Padang, Pekanbaru, Manado, Samarinda, Kediri, Tasikmalaya, Tegal, Lampung, Banjarmasin, dan Pontianak untuk akun premium.
- Berpenghasilan minimal Rp3.000.000 per bulan.
Sekian ulasan tentang berita fintech indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Ada Pesan Penting dari OJK buat Fintech!
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.