JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia hari ini akan mengulas tentang serangan siber yang menjadi tantangan bagi fintech.
Lantas, bagaimana regulator menyikapi hal tersebut? Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Fintech tidak Lagi Andalkan Data KTP
Berita Fintech Indonesia: Keuangan Digital Rentan Serangan Siber
Disampaikan Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Rudiantara, serangan siber masih menjadi tantangan besar bagi industri penyedia jasa keuangan digital atau teknologi finansial (tekfin) atau financial technology (fintech) di Indonesia.
“Setiap hari kurang lebih 14 juta ancaman (serangan siber). Ancaman yang kita dapatkan paling tinggi terjadi pada April, lebih dari satu juta ancaman per hari. Dalam hitungan detik, kami harus mengatasi kurang lebih 75 ancaman,” ucapnya, dinukil dari Antara, Kamis (20/10/2022).
Data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan bahwa serangan siber di tanah air pada tahun 2022 ini mencapai angka 100 juta kasus yang didominasi oleh serangan ransomware dan malware.
Dalam hal ini, sektor perbankan atau jasa keuangan pun dirasa perlu untuk meningkatkan keamanan data digital lebih lanjut.
“Semua tidak dianggap menjadi peretasan namun beberapa merupakan dengan phising dan doxing. Semua itu perlu diatasi mengingat kepercayaan masyarakat terhadap fintech tidak jauh berbeda dengan kepercayaan non-fintech pada layanan keuangan konvensional,” jelasnya.
Berita Fintech Indonesia: Perlu Digital Trust System
Diberitakan sebelumnya, dalam upaya mendorong hadirnya ekosistem layanan digital yang tidak hanya inovatif, tetapi juga memprioritaskan aspek perlindungan konsumen, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menyelenggarakan acara tahunan OJK Virtual Innovation Day 2022 pada 10 Oktober lalu.
Pelaksanaan helat itu berkolaborasi dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), dengan mengangkat topik โBuilding Trust in Digital Financial Ecosystemโ.
“OJK menyadari bahwa keamanan sangat penting dalam hal membangun ekosistem keuangan digital Indonesia, di mana semua pemain harus bisa saling percaya. Kemampuan untuk memverifikasi data pengguna dan menerapkan tanda tangan secara digital, itu bisa membangun satu mekanisme yang dapat dipercaya konsumen menggunakan platform digital,” ucap Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, baru-baru ini.
โHal ini juga dapat memberikan rasa kepercayaan konsumen ketika melakukan transaksi digital, serta dapat meningkatkan kesadaran dari konsumen untuk mengelola risiko di dalam ekosistem digital,โ imbuhnya.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: OJK Perkuat Digital Trust System
Terkait hal itu, OJK menyadari bahwa perlunya membangun digital trust system agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terkait data, aset, dan pribadi yang dikelola secara aman sehingga masyarakat dapat dengan nyaman memanfaatkan layanan digital di industri keuangan.
Dalam memperkuat digital trust system ini, OJK bersama dengan industri fintech telah menaruh perhatian terhadap inovasi teknologi yakni pada identitas digital seperti sertifikat elektronik yang bisa digunakan untuk proses verifikasi identitas secara online maupun tanda tangan elektronik.
Pastikan Verifikasi Simpel
VIDA, penyedia identitas digital terpercaya yang aman, juga ikut memberikan kontribusinya dalam hal ini. Hal itu diungkap oleh Founder & Group CEO VIDA, Niki Luhur.
โProses yang dilakukan VIDA untuk meningkatkan trust pada ekosistem keuangan digital, yakni menegaskan apakah pengguna itu adalah orang sah atau tidak, dan dengan proses dan data, dan sumber data yang sah, dan cara untuk mengakses platform secara sah,โ tuturnya.
VIDA pun memastikan bahwa proses verifikasi dan otentikasi dalam verifikasi identitas seamless dan simpel sehingga tidak hanya memudahkan konsumen, tetapi juga mampu meningkatkan skala bisnis platform digital.
Adapun saat ini, VIDA sudah mendorong otomatisasi 95% proses verifikasi berbasis video call pada beberapa bank digital dan neobank dalam negeri untuk bertransformasi menjadi onboarding secara digital sepenuhnya.
Bukan itu saja, VIDA pun sudah berhasil mendukung 5 kali pertumbuhan pengguna platform dalam memverifikasi identitas dengan rata-rata semua proses verifikasi identitas tersebut dapat dilakukan kurang dari dua detik sehingga bisa mendorong efisiensi dan pertumbuhan bisnis.
“Kami memastikan bahwa proses harus aman dan simpel sehingga dapat membuat proses onboarding pengguna di platform digital menjadi lebih mudah. Hal ini dapat terjadi tentunya melalui perhatian dan kerja sama dari pemerintah, khususnya OJK dan Kominfo, untuk mendorong pola bisnis dan inovasi yang luar biasa,” tandasnya.
Sekian ulasan tentang berita fintech Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Daftar 5 Pinjol Bunga Rendah Terbaik
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com