31.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Berita Kripto Hari Ini: Ini Alasan Belgia akan Atur Iklan Terkait Kripto

JAKARTA, duniafintech.com – Berita kripto hari ini terkait Belgia yang akan mengatur iklan terkait kripto. Lantas, apa alasan Belgia melakukannya?

Untuk diketahui, dalam aturan baru nantinya, iklan kripto di Belgia harus akurat dan memperingatkan investor tentang risiko yang bisa terjadi jika berinvestasi kripto.

Berikut ini berita kripto hari ini selengkapnya, seperti dinukil dari Liputan6.com.

Baca juga: Pasca Kasus SVB, Bitcoin dan Kripto Justru Naik Ini Komentar Indodax

Berita Kripto Hari Ini: Promosi Harus Diserahkan 10 Hari Sebelumnya

Adapun peraturan yang diterbitkan dalam Lembaran Negara Resmi Belgia pada Jumat,17 Maret 2023, berarti setiap kampanye media massa untuk mempromosikan mata uang digital harus diserahkan ke Otoritas Jasa Keuangan dan Pasar Belgia (FSMA) 10 hari sebelumnya.

“Mata uang virtual sedang populer saat ini, tetapi melibatkan risiko yang cukup besar. Mereka sering mengalami fluktuasi harga yang liar dan rentan terhadap penipuan dan risiko terkait TI,” ucap FSMA, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (24/3/2023). 

Peluang untuk menghasilkan uang dengan cepat dikutip sebagai alasan utama mengapa orang berdagang dalam mata uang virtual, dan investor tidak terpengaruh oleh musim dingin kripto atau runtuhnya pertukaran kripto FTX , menurut sebuah studi FSMA.

Aturan baru, yang akan berlaku pada 17 Mei, mengharuskan iklan menyatakan satu-satunya jaminan dalam kripto adalah risiko.

Belgia bergabung dengan negara-negara Eropa seperti Spanyol dan Inggris dalam memberlakukan pembatasan pada kampanye publisitas, yang seringkali mencerminkan yang sudah ada untuk keuangan tradisional.

Inggris lebih dulu telah membatasi iklan kripto dan melarang penyediaan layanan oleh operator yang tidak sah. 

Langkah-langkah itu sekarang secara resmi termasuk dalam RUU Layanan dan Pasar Keuangan pemerintah.

Berita Kripto Hari Ini: Runtuhnya Perbankan di AS Jadi Nasib Baik bagi Kripto

Sebelumnya, reli yang terjadi di pasar kripto banyak dipengaruhi oleh gejolak krisis perbankan yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa.

Harga Bitcoin (BTC) pun sempat melampaui angka USD 28.000 atau setara Rp 429,6 juta (asumsi kurs Rp 15.344 per dolar AS) yang merupakan harga tertinggi selama sembilan bulan terakhir.

Public Relations Tokocrypto, Bianda Ludwianto mengatakan runtuhnya bank merupakan sentimen positif untuk aset kripto, terutama Bitcoin. 

BTC dikembangkan dengan tujuan sebagai layanan peer-to-peer transaksi dan lahir dari ketidakpercayaan Satoshi Nakamoto terhadap krisis bank-bank pada 2009.

Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Harga Bitcoin dan Ethereum Ikut Anjlok Gegara Kasus Silvergate

“Krisis terhadap bank-bank besar bisa menimbulkan efek domino ke market kripo, baik itu positif maupun negatif. Hal positif adalah tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank akan menguntungkan aset kripto sebagai tempat penyimpanan aset mereka. Ini akan meningkatkan akumulasi dan pembelian aset yang mendorong market kripto reli,” kata Bianda, Selasa (21/3/2023).

Bianda menambahkan, di samping itu belajar dari kasus krisis bank AS saat ini, di mana The Fed dan otoritas lembaga keuangan AS lainnya mengeluarkan dana talangan, dapat menstimulasi market kripto. 

“Dana talangan yang diberikan memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan mencetak duit baru untuk mendanai bailout perbankan, yang pada gilirannya akan menurunkan nilai mata uang terutama dolar AS dan menaikan market kripto,” tutur Bianda.

Berita Kripto Hari Ini

Krisis Perbankan Memicu Hiperinflasi

Bianda menjelaskan, krisis perbankan AS akan juga akan memicu skenario hiperinflasi. 

Apabila suku bunga mengalami penguatan maka aset-aset berisiko akan mengalami pelemahan. Begitu juga sebaliknya.

Dengan pelemahan suku bunga acuan, maka para investor akan mencoba untuk mengalihkan sebagian aset nya ke aset lebih berisiko atau banyak trader yang menunggu suku bunga acuan bank mulai menurun. 

“Sisi negatifnya, perlu diingat bahwa saat ini banyak perusahaan pencetak stablecoin menyimpan reserve USD/fiat mereka di bank. Itu artinya jika bank yang digunakan oleh perusahaan stablecoin collapse. Maka akan memberikan sentimen negatif, seperti yang terjadi pada stablecoin USDC,” tandasnya.

Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Agen Travel di Amerika Latin Mulai Terima Kripto sebagai Bentuk Pembayaran

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU