duniafintech.com – Lembaga amil zakat nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) melihat dalam prakteknya, pemberi zakat kadang mengalami kesulitan menemukan lokasi untuk menunaikan kewajiban tersebut. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, urusan memberikan zakat kini juga dapat dilakukan secara online.
Beberapa penyalur zakat resmi di dalam negeri pun telah menambahkan opsi untuk berzakat secara online. Lebih jauh, peluang teknologi era digital ternyata mampu mendorong realisasi filantropi Islam, Zakat Infaq, Shadaqah, dan Wakaf (Ziswaf). Melalui urun dana atau istilah lain crowdfunding yang diintegrasikan dengan kemampuan digital internet, praktik penggalangan dana kini bisa dikombinasikan dengan Ziswaf.
Hal ini pula yangย menjadi latarbelakang BMH berdiri,ย BMHย sebagaiย lembaga amil zakat yang bergerak dalam penghimpunan dana Zakat, infaq, sedekah, Wakaf dan Hibah berikut dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dan melakukan distribusi melalui program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara nasional.
Lembaga zakat ini hadir di 30 Provinsi dengan unit penghimpunan (UPP) Ziswaf mencapai 97 se-Indonesia. Kiprah program mereka dari hasil pengelolaan zakat telah melintasi berbagai daerah di Indonesia, setidaknya 287 Pesantren telah eksis dan berkiprah, ribuan keluarga dhuafa telah terberdayakan dan mandiri, dan ribuan anak usia sekolah mendapatkan pendidikan yang layak. Semua dedikasi dan kiprah mereka tersebut merupakan mahakarya dukungan semua pihak yang telah mempercayakan donasinya.
BMH telah menjalankan banyak program. Salah satunya adalah Senyum Anak Indonesia. Diskriminasi pembangunan di Indonesia membuat timpang khususnya dalam proses pembelajaran. Infrastruktur yang tidak memadai, membuat situasi yang sulit untuk anak bangsa dapat mengenyam pendidikan secara layak. Kondisi geografi Indonesia yang terdiri dari kepulauan, membuat pulau-pulau luar dan jauh (perbatasan) kurang mendapatkan perhatian dan skala prioritas dalam pembangunan sumber daya manusia. Pada akhirnya mereka laksana anak tiri di tanah air.
Keprihatinan atas sebagian wajah pendidikan di Indonesia harus diikuti langkah perbaikan yang merupakan tanggungjawab kita semua, tidak hanya pemerintah, tapi seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga kekuatan masyarakat turut peduli dan membantu anak bangsa untuk bangkit menatap masa depan yang indah. Melalui program Senyum Anak Indonesia, bagian dari ikhtiar untuk mewujudkan masa depan generasi bangsa yang lebih baik. Keterbatasan sarana pendidikan, menjadi kendala besar Kebanyakan anak negeri dalam menikmati pendidikan yang lebih layak. Melalui program senyum anak indonesia, zakat dan sedekah anda menjadi solusi atas kendala yang mereka hadapi.
Sasaran program ini adalah anak bangsa yang hidup di daerah kepulauan, misal Mentawai, Siberut, Saga, Kera, Sangihe Talaud, Pulau Seribu, Pulau Derawan dan lain-lain.
Program ini juga menyasar pendidikan untuk anak yatim dhuafa dan anak-anak yang hidup dengan serba kekurangan, misal tidak memiliki salah satu atau kedua orangtua, kekurangan biaya, hidup di panti asuhan dan sebagainya.
Tak ketinggalan, pendidikan untuk anak pedesaan atau pedalaman. Mereka adalah anak-anak yang hidup di pedesaan yang minoritas sumber daya dan akses pendidikan (ketertinggalan). Anak-anak yang hidup di wilayah berbatasan dengan negara tetangga, misalnya Malasyia, Timor Leste, dan Philipina juga termasuk bagian dari program ini.
Bentuk Program ini adalah:
- Beasiswa anak Indonesia untuk 10.000 siswa
- Bantuan 10.000 paket peralatan sekolah (tas, buku, alat tulis)
- Pelatihan guru pedalaman
Selain program rutin, seperti Senyum Anak Indonesia, lembaga zakat ini juga menjalankan program-program yang sifatnya insidensial. Program yang dimaksud tercermin pada siaga bencana di Palu, Sulawesi Tengah. Program ini mencakup evakuasi korban, pengiriman bantuan logistik, pemberian layanan kesehatan, trauma healing hingga pendirian posko darurat dan dapur umum.
Masyarakat dapat menyalurkan donasinya secara online melalui situs maupun secara offline ke kantor atau gerai BMH.
Source:ย bmh.or.id
Written by: Sebastian Atmodjo