26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

BNI Perkuat Modal Inti dengan Perpetual Bond Sebesar US$600 Juta

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil memperkuat struktur modal perseroan untuk mendukung ekspansi bisnisnya melalui penerbitan perpetual bond sebesar US$600 juta per September 2021.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, penerbitan perpetual bond tersebut berhasil oversubscribed atau 2,7 kadi di atas jumlah yang ditawarkan yang dapat dikategorikan sebagai tambahan modal inti utama bagi BNI.

“Penerbitan ini merupakan yang pertama dilakukan oleh perbankan di Indonesia,” katanya dalam video conference, Senin (25/10).

Perpetual bond sendiri merupakan obligasi yang diterbitkan tanpa masa pelunasan dan pembayaran kupon dilakukan periodik tanpa batasan waktu.

Modal Inti BNI Naik 140 bps

Dengan adanya penerbitan Additional Tier 1 Perpetual Non Cumulative Capital Securities atau Efek Modal AT-1 ini modal inti BNI naik 140 basis point (bps).

Sehingga, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) meningkat menjadi 19,9% dan Tier 1 BNI per September 2021 meningkat menjadi 17,8%, atau telah mendekati rasio bank pesaing lainnya.

Ekspansi Kredit Pada Debitur Top Tier

Lebih jauh Novita menjelaskan, dengan kapasitas bisnis yang dicerminkan oleh kondisi permodalan yang semakin kuat, pihaknya terus melanjutkan fokus pengembangan bisnis korporasi.

Salah satunya dengan memberikan one stop wholesale banking solution bagi perusahaan-perusahaan top tier di bidang usahanya, termasuk pembiayaan rantai pasok dan bisnis konsumer.

Menurutnya, langkah ini pun terus memperlihatkan hasil positif. Selama kuartal III-2021, setidaknya enam perusahaan top tier telah bergabung dalam ekosistem pembiayaan BNI.

“Salah satunya adalah produsen terbesar pada industri petrokimia terintegrasi di Indonesia, yaitu Chandra Asri,” ujarnya.

Segmen Korporasi Terus Bertumbuh

Selain itu, pertumbuhan di segmen korporasi BNI juga sudah mulai terlihat di mana pertumbuhan rasio dana murah atau CASA terhadap pinjaman dan pertumbuhan fee based income (FBI) terhadap total pendapatan dari segmen korporasi juga terus meningkat.

“Hal ini sebagai hasil dari upaya BNI dalam peningkatan kapabilitas layanan investment banking,” ucapnya.

Kinerja penghimpunan dana murah atau CASA per September 2021 yang sangat sehat. Di mana komposisi himpunan dana murah mencapai 69,7% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini.

CASA tumbuh 8% yoy, yaitu dari Rp431,3 triliun pada kuartal III-2020, menjadi Rp465,7 triliun pada kuartal III-2021. CASA mendominasi DPK yang juga tumbuh 1,4% yoy dari Rp659,52 triliun pada kuartal III-2020 menjadi Rp668,55 triliun pada kuartal III-2021.

Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga

Di samping itu, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Non Bunga yang kuat sebesar 14,2% yoy, yaitu dari Rp 8,94 triliun, menjadi Rp10,21 triliun pada kuartal III-2021.

Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga ini bersumber dari peningkatan kinerja sumber FBI penting perseroan, seperti pemeliharaan kartu debit dan rekening yang tumbuh 5,8% yoy dari Rp1,81 triliun, menjadi Rp1,92 triliun pada kuartal III-2021.

Kemudian pendapatan layanan ATM dan e-channel yang tumbuh 12,4% yoy dari Rp1,01 triliun, menjadi Rp1,14 triliun pada kuartal III-2021. Demikian juga FBI dari layanan trade finance yang meningkat 19,8% yoy dari Rp901 miliar, menjadi Rp 1,08 triliun pada kuartal III-2021.

Serta, pendapatan komisi dari marketable securities yang tumbuh 54,4% yoy dari Rp1,04 triliun pada Kuartal III-2020, menjadi Rp1,59 triliun pada kuartal III-2021.

Dapat Menerbitkan Global Bond Reg-S/144A

Di samping itu, dia mengungkapkan, BNI sudah dapat memberikan jasa konsultasi bagi perusahaan yang ingin mendapatkan tambahan modal dari penerbitan obligasi global bertipe Reg-S/144A (Regulation S dan Rule 144A securities).

Obligasi ini merupakan global bond yang memungkinkan penerbitnya mendapatkan kemudahan-kemudahan, seperti bebas dari ketentuan terdaftar di Securities Act of 1933 dan dapat diperdagangkan di luar Amerika Serikat.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU