30.1 C
Jakarta
Jumat, 22 November, 2024

BUKAN TRUMP DAN BREXIT, PEJABAT KEUANGAN LEBIH PEDULI PADA BITCOIN, BLOCKHAIN, DAN FINTECH

duniafintech.com – Bitcoin dan teknologi buku besar terdistribusi atau Blockchain jadi isu penting dalam pertemuan para pejabat keuangan perusahaan Eropa pada sebuah konferensi tahunan di Manchester, Inggris, menurut sebuah blog The Wall Street Journal. Pertemuan para bendahara pada Konferensi Tahunan ACT yang berlangsung dua hari dengan berjudul “Mendefinisikan Ulang Peluang Perbendaharaan (Treasury) dari Ketidakpastian,” juga membahas tentang cara menemukan solusi teknis untuk lindung nilai (hedging) mata uang terpusat dan pengelolaan risiko otomatis. Para pejabat keuangan perusahaan tersebut mengungkapkan perhatian lebih banyak tentang isu-isu ini daripada Brexit atau kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Masalah Integrasi

Richard Abigail, pejabat keuangan Arup Group Ltd, mengatakan bahwa perusahaannya harus menentukan bagaimana mengintegrasikan teknologi baru ke dalam sistem yang ada saat ini dan berapa anggarannya. Arup Group adalah perusahaan perencanaan dan rekayasa yang berbasis di Inggris.

Bruce Meuli, direktur bisnis layanan transaksi global Bank of America, mengatakan bagian keuangan di perusahaan kini mulai bergerak untuk mengotomatisasi sistem yang ada. Otomasi berlaku untuk hutang selain transaksi, mata uang, dan risiko. Fungsi treasury yang lebih otomatis akan menghasilkan keuntungan dengan cara menggunakan satu format data daripada sistem dan spreadsheet terpisah yang kini banyak digunakan.

Paul Thwaite, kepala layanan transaksi Royal Bank of Scotland Group PLC, mengatakan bendahara perusahaan ingin menjawab tantangan fintech ini. Bank sekarang mulai memperlihatkan kegunaan praktis teknologi. Banknya telah menggunakan sebuah aplikasi yang memungkinkan bendahara untuk melihat berapa banyak yang telah dikeluarkan untuk kartu pembayaran komersial secara real time, terlepas dari berapa banyak kartu yang digunakan.

Isu yang Bergaung secara Global

Bendahara perusahaan di benua lain juga mengungkapkan masalah yang sama. Penelitian dari East & Partners, sebuah perusahaan riset pasar yang berbasis di Australia, baru-baru ini menemukan bahwa bendahara perusahaan Australia berencana untuk meningkatkan pengeluaran mereka untuk fintech sekitar 12,2%. Selain itu, 17,6 % bendahara telah berinvestasi di sektor ini, sementara tambahan 24,2% melakukan eksplorasi atas kemungkinan tersebut.

Sebuah laporan baru-baru ini dari Ovum menemukan bahwa 75% bendahara perusahaan Amerika Latin dan Afrika tertarik pada solusi yang dapat diberikan teknologi Blockchain pada bank.

Dikembangkan dalam kerjasama dengan Temenos, spesialis perangkat lunak layanan keuangan Swiss, sebuah laporan berjudul, “Memahami Bendahara Perusahaan Saat Ini: Implikasi untuk Layanan Perbankan Korporasi,” mengeksplorasi bagaimana prioritas dan sikap bendahara perusahaan saat ini terhadap empat bidang tanggung jawab utama sudah mulai berubah, yaitu pada manajemen kas dan likuiditas, forecasting dan analisis, risiko dan kepatuhan, dan efisiensi biaya dan operasional.

Bank versus Fintech Perusahaan

Laporan Fintech Global 2017 dari PriceWaterhouseCoopers menemukan bahwa 88% bank global semakin mengkhawatirkan kehilangan pendapatan yang beralih ke bisnis fintech. Area yang dikhawatirkan adalah pembayaran, transfer dana dan sektor keuangan pribadi. Sebagai tanggapan, 82% mengklaim bahwa mereka berniat untuk meningkatkan kemitraan dengan layanan teknologi keuangan selama tiga sampai lima tahun ke depan.

Laporan tersebut menemukan bahwa sejak krisis keuangan, peran bendahara perusahaan mulai berubah. Sebagai konsekuensi dari ketidakpastian dan keragaman, kebutuhan terhadap bendahara perusahaan telah meningkat signifikan jika dibandingkan dengan perbaikan dalam layanan perbankan korporasi.

Sumber: cryptocoinnews.com

Picture: pixabay.com

Written by: Rosmy Sophia

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU