Banyak orang akan bingung jika diminta memilih antara deposito vs reksadana. Pasalnya, para investor pemula pun sering bertanya-tanya mana yang lebih menguntungkan di antara keduanya.
Adapun untuk para investor pemula yang baru hendak berinvestasi, deposito dan reksadana biasanya merupakan instrumen yang paling direkomendasikan sebab di samping kemudahannya, risiko kerugiannya pun rendah.
Baik deposito maupun reksadana, keduanya diketahui sama-sama dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan. Pada dasarnya, deposito adalah produk simpanan berjangka dari bank dengan bunga di atas bunga tabunga biasa dan tenor dari 1, 3, 6, hingga 12 bulan.ย
Ketimbang reksadana, deposito umumnya lebih dikenal masyarakat dan dipercaya aman karena uang disimpan di bank yang kredibel dan sudah dipercaya untuk menyimpan uang tabungan.
Reksadana adalah instrumen investasi yang dananya dihimpun dan dikelola oleh manajer investasi (MI) menjadi sejumlah aset, seperti obligasi, pasar uang, serta saham. Salah satu jenis reksadana berisiko rendah yang mirip dengan deposito adalah reksadana pasar uang.
Di reksadana pasar uang, dana yang dihimpun oleh MI diinvestasikan pada instrumen pasar uang dalam negeri, yang salah satunya adalah deposito. Namun, potensi imbal balik reksadana pasar uang dapat lebih tinggi ketimbang menyimpan uang langsung di deposito.
Tentang Perbedaan Deposito vs Reksa Dana Pasar Uang
Terdapat banyak hal yang bisa menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan mana yang lebih baik antara deposito dan reksadana.
Perbedaan di antara keduanya adalah sebagai berikut:
- Deposito
- Jenis Produk: Produk perbankan yang dikelola oleh bank
- Jangka Waktu: 1, 3, 6, 12 bulan
- Likuiditas: tidak bisa dicairkan sebelum masa jatuh tempo
- Setoran Awal: Rp8.000.000
- Pajak: 20%
- Keuntungan: Fixed, berasal dari bunga
- Reksa dana pasar uang
- Jenis Produk: Produk investasi yang dikelola oleh manajer investasi profesional
- Jangka Waktu: Fleksibel, investor bebas menyimpan dana sampai kapan saja sesuai kebutuhan
- Likuiditas: bisa dicairkan kapan saja dengan proses kurang lebih 7 hari kerja
- Setoran Awal: Rp 100.000
- Pajak: reksadana tidak dikenakan pajak karena bukan merupakan objek pajak
- Keuntungan: Berasal dari pertumbuhan nilai aset dalam portofolio
Sementara itu, keuntungan dan kekurangan deposito, yaitu:
- Keuntungan deposito
- Return pasti dan tidak terpengaruh fluktuasi suku bunga.
- Cocok untuk investasi jangka panjang.
- Keamanan terjamin.
- Pengembalian dana dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
- Bunga yang didapat bisa digunakan untuk menambah pokok investasi.
- Bisa diperpanjang secara otomatis.
- Kekurangan deposito
- Saldo awal cukup besar yaitu Rp8 juta s.d Rp10 juta.
- Pencairan dana hanya bisa dilakukan ketika sudah jatuh tempo.
- Keuntungan dipotong pajak deposito 20%.
Adapun keuntungan dan kekurangan reksa dana pasar uang, antara lain:
- Keuntungan reksadana
- Instrumen investasi yang baik, bagi pemula maupun investor dengan tipe konservatif.
- Saldo awal cukup ringan, hanya Rp100 ribu.
- Relatif kebal terhadap gejolak di pasar keuangan.
- Fleksibel atau tidak memberlakukan tenor.
- Likuiditas tinggi, dana bisa dicairkan kapan saja.
- Keuntungan tidak dipotong pajak.
- Kinerjanya diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
- Kekurangan reksadana
- Memiliki risiko loss atau keuntungan minus.
- Tidak bisa menjanjikan imbal hasil pasti.
- Nilai investasi fluktuatif tergantung perubahan tingkat suku bunga pasar uang.
Deposito vs Reksa Dana: Risiko Investasi Reksa Dana
Unsur-unsur risiko senantiasa ada di setiap investasi. Karena itu, sebelum berinvestasi melalui reksa dana, calon investor harus mempertimbangkan faktor-faktor risiko sebagai berikut.
- Keuntungan Tidak Dijamin
Dalam hal ini, investor mesti menyadari bahwa dengan berinvestasi dalam reksa dana, tidak ada jaminan untuk mendapatkan pembagian dividen, keuntungan, maupun kenaikan modal investasi.
- Risiko Umum Pasar Modal
Sebagaimana diketahui, setiap pembelian efek bakal melibatkan sejumlah unsur risiko pasar. Karena itu, reksa dana mungkin rentan terhadap perubahan kondisi pasar yang merupakan hasil dari:
- global, regional atau perkembangan ekonomi nasional;
- kebijakan pemerintah atau kondisi politik;
- development in regulatory framework, law and legal issues
- pergerakan suku bunga secara umum;
- sentimen investor yang luas, dan
- guncangan eksternal (misalnya: bencana alam , perang dan lain-lain)
- Risiko Efek
Memang terdapat banyak risiko efek yang bisa terjadi pada setiap efek. Contohnya, antara lain, kemungkinan default perusahaan penerbit pada pembayaran kupon dan/atau pokok obligasi, dan implikasi dari peringkat kredit perusahaan yang di downgrade.
- Risiko Likuiditas
Risiko ini bisa diartikan sebagai seberapa mudah sebuah efek dapat dijual pada atau mendekati nilai wajarnya tergantung pada volume yang diperdagangkan di bursa.
- Risiko Inflasi
Merupakan risiko potensi kerugian daya beli investasi Anda sebab terjadinya kenaikan rata-rata harga konsumsi.
- Risiko Pembiayaan Pinjaman
Apabila dana pembelian unit reksa dana diperoleh dari pinjaman, investor perlu memahami hal-hal ini:
- Pinjaman meningkatkan kemungkinan baik untuk untung maupun rugi;
- Jika nilai investasi turun dibawah tingkat tertentu, investor mungkin diminta oleh lembaga keuangan untuk menambah agunan, atau mengurangi jumlah pinjaman ke level yang disyaratkan;
- Biaya pinjaman dapat bervariasi dari waktu ke waktu tergantung pada fluktuasi suku bunga;
- Risiko menggunakan pinjaman harus di pertimbangkan secara berhati-hati karena mengandung risiko.
- Risiko Ketidakpatuhan
Risiko yang satu ini mengacu pada risiko terhadap reksa dana dan keuntungan investor yang bisa timbul lantaran ketidaksesuaian terhadap hukum, aturan, peraturan, etika, serta policy and procedure internal dari manajer investasi.
- Risiko Manajer Investasi
Untuk dipahami, kinerja setiap reksa dana sangat bergantung pada, antara lain, pengalaman, pengetahuan, keahlian, dan teknik/proses investasi yang diterapkan oleh manajer investasi. Di Adapun setiap kekurangan dari syarat ini bakal berdampak buruk terhadap kinerja reksa dana sehingga bakal merugikan investor.
Simulasi Deposito
Agar Anda lebih mengerti mengenai deposito dan perbedaannya dengan reksadana, Anda dapat melihat simulasi perhitungan deposito berikut ini:
- Dana simpanan: Rp10 juta
- Tenor: 6 bulan
- Suku bunga:ย 4%
- Pajak deposito: 20%.
- Bunga deposito = (setoran pokok x bunga deposito x tenor) / 365 hari = (10 juta x 4% x 180 hari) / 365 hari = Rp197.260
- Jumlah pajak deposito = tarif pajak x profit bunga deposito = 20% x Rp197.260 = Rp39.452
- Total pendapatan deposito saat jatuh tempo: Rp10 juta + (Rp197.260 โ Rp39.452) = Rp10.157.808.
Demikianlah penjelasan mengenai deposito vs reksa dana. Setelah mengetahui perbedaan di antara keduanya, kini Anda dapat menentukan instrumen investasi yang mana yang akan pilih sebagai investor pemula.
Penulis : Kontributor’
Editor : Gemal A.N. Panggabean