duniafintech.com – Akhir pekan lalu, The Athletic melaporkan bahwa point guard asal Brooklyn Nets, Spencer Dinwiddie mengambil perpanjangan kontrak terbarunya, senilai $34 juta, dan mengubahnya menjadi “kendaraan investasi digital” yang aman.
Meski pasarnya sempat meredup pasca ledakan di tahun 2017 lalu, ICO masih menemukan cara untuk menjaga eksistensinya. Berbagai sektor mulai melirik dan memanfaatkan konsep ICO untuk berbagai kebutuhan mereka. Salah satunya yang dilakukan oleh Dinwiddie, yang dikabarkan akan menokenkan kontrak miliknya dan menjualnya dalam bentuk investasi digital mirip dengan ICO.
Baca juga: Ninja Xpress Luncurkan Ninja Academy untuk UKM Indonesia
Dengan kata lain Dindwiddie akan meluncurkan STO (Security Token Offerings, mirip dengan ICO) dengan menawarkan para investor memiliki sebagian dari nilai kontrak yang dimilikinya.
Menurut laporan Fox News, sang atlet berencana untuk menjual ribuan token digital yang terikat dengan kontrak dan menggunakan uang itu untuk melakukan investasi lain dan mengembangkan aliran pendapatan baru. Mereka yang membeli akan dibayar kembali dengan harga beli pokok dan bunga, menurut laporan itu.
Di hari pengumuman tersebut, Dinwiddie melalui akun Twitternya menuliskan kicauan singkat bertuliskan, “$btc” yang mengisyaratkan ketertarikannya untuk mulai meluncurkan proyek investasi digitalnya sendiri.
Mengapa Seorang Atlet Profesional Tertarik Membuat STO?
Kontrak Dinwiddie konon akan dibayar lagi setelah 3 tahun dari sekarang. Alih-alih menunggu uang miliknya itu masuk, STO memungkinkannya mendapatkan keuntungan dari uang yang dimilikinya saat ini yakni dari para investor. Dan, menurut The Athletic, Dinwiddie menciptakan perusahaan yang sama sekali baru untuk mengatur semuanya.
Langkah ini sebenarnya bukan sebuah ide yang sama sekali baru. Sebuah venture bernama Fantex berusaha melakukan hal yang sama beberapa tahun yang lalu. Perusahaan yang berbasis di California ini menyediakan “pelacakan saham atlet” yang dihubungkan dengan para pemain sepak bola profesional di NFL. Meski tidak berhasil, namun langkah tersebut berhasil menunjukkan bagaimana olahraga mungkin akan menapaki langkah baru bersama kripto aset.
Baca juga: Kolaborasi PrivyID dengan Investree Dorong Inklusi Keuangan Indonesia
Di sisi lain, ada juga dunia olahraga yang berhasil membuat kemajuan di ruang kripto. Agustus lalu, Dallas Mavericks membuat pengumuman mengejutkan bahwa mereka akan segera menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran untuk tiket acara dan barang dagangan. Mavericks menjadi tim NBA kedua yang melakukannya, dengan Sacramento Kings menjadi yang pertama di awal 2014.
-Dita Safitri-