JAKARTA, duniafintech.com – Kurs dollar ke rupiah atau nilai tukar rupiah melemah 0,08% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.840 per US$ pada perdagangan Senin (12/9/2022), padahal, indeks dolar AS sedang mengalami pelemahan hari ini.Â
“Kekeringan” valuta asing yang melanda di dalam negeri menjadi salah satu penyebab rupiah sulit untuk menguat.Â
Namun, indeks dolar AS yang kembali jeblok hingga 0,62% Senin kemarin membuka peluang penguatan rupiah pada perdagangan Selasa (13/9/2022) hari ini. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini sudah 4 hari beruntun merosot.
Sementara itu likuiditas valas di dalam negeri juga tengah tertekan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kredit valasnya lebih tinggi dibandingkan dana pihak ketiga valas. Mengutip data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit valas tumbuh 16,82% dan DPK valasnya 5,8%.
Di sisi lain, referensi kurs dollar ke rupiah hari ini bisa diikuti oleh nasabah yang ingin menukarkan valas atau valuta asing.Â
Kurs Rupiah ke Dollar Hari Ini
Melalui situs resmi Bank BCA, beberapa kurs dollar ke rupiah yang berlaku yakni TT counter, e-rate, maupun bank notes yang bisa didapatkan oleh para nasabah.Â
Baca juga:Â Intip Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini, Cek Sebelum Tukar Valas
Simak kurs dollar ke rupiah yang dicatat dari laman Bank BCA (Diperbarui pada pukul 09.45 WIB per Senin 13 September 2022) atau hari ini, inilah ulasannya:
Kurs dollar rupiah e-rate:
- Kurs beli Rp 14.854,00 per dollar AS
- Kurs jual Rp 14.874,00 per dollar AS
Kurs dollar rupiah TT counter:
- Kurs beli Rp 14.704,00 per dollar AS
- Kurs jual Rp 15.004,00 per dollar AS
Kurs dollar rupiah bank notes:
- Kurs beli Rp 14.704,00 per dollar AS
- Kurs jual Rp 15.004,00 per dollar AS
Hal yang Perlu Anda Pahami
Sebagai informasi buat Anda, ada perbedaan tingkat dollar rupiah yang pada kurs TT counter, kurs e rate, dan kurs bank notes.
Penggunaan kurs dollar rupiah TT counter hanya berlaku ketika nasabah melakukan setoran atau transfer melalui counter bank.Â
Kurs dollar rupiah e-rate merupakan kurs yang berlaku jika nasabah melakukan transaksi dengan nilai nominal equivalent diatas 25.000 dollar AS.Â
Bank BCA menghimbau para nasabah untuk menghubungi cabang terdekat terlebih dahulu.
Sementara untuk kurs dollar rupiah bank notes berlaku saat nasabah menukarkan uangnya melalui kantor bank secara langsung.Â
Adapun kurs ini hanya berlaku pada sudut pandang bank saja. Kurs beli dipakai ketika bank membeli dollar dari nasabah, sedangkan kurs jual dipakai ketika bank menjual dollar ke nasabah.
Berita Seputar Kurs Dollar ke Rupiah Hari ini
Di samping itu, Rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Senin (12/9/2022) kemarin. Indeks dolar AS yang kembali merosot membuat rupiah mampu untuk menguat.
Baca juga:Â Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini di BCA, Intip Harga Terkininya!Â
Melansir data Refinitiv yang dilansir dari CNBC Indonesia, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,12% ke Rp 14.810/US$.Â
Indeks dolar AS sebelumnya menyentuh level tertinggi lebih dari 20 tahun terakhir di 110,78, tetapi berbalik melemah 0,48% sepanjang pekan lalu, dan kembali turun 0,35% pagi ini, membuat rupiah langsung menguat.
Pergerakan indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut masih akan mempengaruhi rupiah pada pekan ini, apalagi Selasa (13/9/2022) ada rilis data inflasi Amerika Serikat.
Gubernur The Fed, Christoper Waller pada Jumat lalu mengatakan, dia memperkirakan suku bunga akan dinaikkan 75 basis poin di bulan ini. Selain itu, Waller mengatakan keputusan The Fed kini seharusnya sangat tergantung dari rilis data, bukan proyeksi ke depannya.
“Melihat rapat kebijakan moneter ke depan, saya mendukung kenaikan suku bunga yang signifikan lagi. Namun, melihat jauh ke depan saya tidak bisa memberitahu anda jalur kebijakan moneter yang tepat. Puncak suku bunga dan seberapa cepat kita bergerak akan tergantung dari data ekonomi yang kita dapat,” kata Waller sebagaimana dilansir CNBC International.Â
Hal ini membuat rilis data inflasi di AS menjadi penting untuk jadi perharian. Sebab jika menunjukkan tanda-tanda perlambatan yang signifikan, ada kemungkinan The Fed akan menurunkan agresivitasnya.
Hasil survei dilakukan Reuters menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) melambat menjadi 8,1% year-on-year (yoy) pada Agustus, dari bulan sebelumnya 8,5% (yoy).
Jika sesuai ekspektasi, maka inflasi di Amerika Serikat akan semakin menjauhi level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun, 9,1%, yang dicapai pada bulan Juni lalu.
Sementara itu dari dalam negeri, ulah hacker Bjorka yang melakukan peretasan membuat pemerintah ketar-ketir, dan bisa memberikan sentimen negatif ke pasar finansial. Pasalnya, Bjorka juga mengajak masyarakat untuk menggunakan ‘Topeng Bjorka’ untuk ikut dalam revolusinya tersebut.Â
Momennya terjadi pasca pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertalite dan Solar yang memicu demo besar-besaran. Jika masyarakat terpancing ajakan Bjorka, maka dikhawatirkan stabilitas dalam negeri bisa terganggu.
Nama ‘Bjorka’ muncul terkait peretasan data dari Indonesia sejak Agustus lalu.Selain peretasan data Kominfo, Bjorka mengklaim telah mengakses dokumen rahasia milik Badan Intelijen Negara (BIN) yang dikirimkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bjorka mengatakan, dirinya telah menjual sebanyak 105 juta data milik warga negara Indonesia (WNI) yang berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia juga mengklaim telah mempunyai 1,3 miliar data registrasi SIM card prabayar Indonesia, yang terdiri atas NIK, nomor telepon, operator seluler, hingga tanggal registrasi.
Bjorka membocorkan data Menkominfo Johnny G Plate, dirinya mengancam membobol data My Pertamina hingga mengklaim telah membocorkan dokumen rahasia Presiden Jokowi.Â
Itulah ulasan seputar kurs dollar ke rupiah hari ini. Semoga bermanfaat ya.
Baca juga:Â Cara Investasi Saham Buat Pemula, Berikut Langkah Sederhananya
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada