31.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Dukung Ukraina, PayPal Tutup Layanan di Rusia

JAKARTA, duniafintech.com – PayPal Holdings Inc, sebuah perusahaan pembayaran online, resmi menutup layanan di Rusia pada Sabtu (5/3/2022) pagi kemarin waktu setempat.

Adapun keputusan ini sebagai bentuk dukungan Paypal ke Ukraina akibat invasi Rusia ke wilayah tersebut. CEO PayPal, Dan Schulman, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada pemerintah Ukraina mengatakan bahwa perusahaannya menangguhkan layanan mereka di Rusia.

“Dalam situasi saat ini, kami menangguhkan layanan PayPal di Rusia,” ucapnya, dikutip dari CNBC, Minggu (6/3/2022).

Diketahui, surat ini diunggah di akun Twitter pribadi milik Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov.

“Kami menerima surat dari @Dan_Schulman, CEO PayPal. Jadi, sekarang sudah resmi: PayPal menutup layanannya di Rusia dengan alasan agresi Ukraina. Terima kasih @PayPal untuk dukungan Anda! Semoga segera Anda akan membukanya untuk,” demikian cuitan Fedorov, kemarin (5/3/2022).

Di samping itu, salah satu juru bicara PayPal pun sudah mengonfirmasi bahwa perusahaan mereka telah ditutup di Rusia.

“Perusahaan akan terus bekerja memproses penarikan pelanggan untuk jangka waktu tertentu, dengan memastikan bahwa saldo akun yang tersebar, sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku,” tutur sang juru bicara itu dikutip dari CNBC.

Sebagai informasi, alat untuk memproses pembayaran layanan domestik PayPal sudah dihentikan di Rusia pada tahun 2020 silam. Tindakan tersebut berkaitan dengan sisa bisnisnya di Rusia, termasuk fungsi kirim dan terima dan kemampuan untuk melakukan transfer internasional lewat platform pengiriman uang Xoom PayPal.

Lebih jauh, sanksi-sanksi yang sudah diluncurkan beberapa perusahaan ke Rusia membuat jaringan pesan antar bank global Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) telah menendang keluar beberapa bank Rusia dari jaringanya. 

Di samping itu, Visa dan Mastercard pada minggu ini pun mengatakan bahwa mereka bakal memblokir lembaga keuangan Rusia dari jaringan mereka.

“Sekarang pada dasarnya tidak mungkin mengirim uang ke individu mana pun di Rusia,” ujar CEO ComplyAdvantage, Charles Delingpole. Untuk diketahui, ComplyAdvantage adalah perusahaan rintisan fintech yang membantu perusahaan mematuhi peraturan.

Kini, dengan adanya penangguhan layanan PayPal di Rusia, hal itu sudah menambah jumlah perusahaan yang memberikan tanggapan berupa sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina. Perusahaan raksasa teknologi Apple, perusahaan energi British Petroleum (BP), hingga perusahaan pakaian ternama seperti H&M, sebelumnya juga sudah memutuskan untuk berhenti dan menghentikan penjualan mereka di negara tersebut.

 

 

Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama

Admin: Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU