33.1 C
Jakarta
Sabtu, 30 November, 2024

Ekonomi Indonesia Bertumbuh Usai Sukses jadi Tuan Rumah G20?

JAKARTA, duniafintech.com – Pemerintah Indonesia optimis Ekonomi Tanah Air dapat bertumbuh usai meraih kesuksesan penyelenggaraan Presidensi G20.

Kesuksesan penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia di tengah berbagai krisis dan tantangan yang menerpa dunia telah mendapatkan apresiasi dari banyak negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia merupakan satu-satunya negara yang mewakili Asia Tenggara dan menjadi salah satu poros negara berkembang dalam forum G20 serta sukses menjadi penengah dan menghasilkan deklarasi yang dapat diadopsi semua negara anggota dalam KTT G20 Indonesia.

Menurutnya kesuksesan tersebut juga tidak terlepas dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina yang merupakan salah satu upaya untuk mengkonsolidasikan seluruh negara, sehingga akhirnya dapat menciptakan kesepakatan bersama dalam KTT G20. Bahkan Indonesia disebut majalah The Economist sebagai ‘Asia’s Overlooked Giant’.

Dia mengungkapkan keberhasilan Presidensi G20 Indonesia juga memberikan dampak positif bagi Indonesia, dari segi ekonomi terlihat dari laju ekonomi nasional pada dua kuartal terakhir yang terus bertumbuh (5,72% yoy) melampaui ekonomi negara maju seperti Tiongkok (3,9% yoy) dan Amerika Serikat (1,8% yoy) serta terjadi peningkatan PDRB pada sejumlah kota tempat penyelenggaraan event G20.

Baca juga: Menko Airlangga Ajak Para Menteri APEC Dukung Transisi Hijau dan Transfer Teknologi

Dari sisi hubungan internasional, dia menambahkan Indonesia semakin menguatkan tingkat kepercayaan dunia atas kemampuan Indonesia menjadi aktor penting dalam kancah internasional. Meningkatnya posisi Indonesia ini dapat mendorong kemajuan-kemajuan dalam berbagai sektor perekonomian Indonesia.

“Mereka, negara-negara besar, sudah melihat bahwa ekonomi terbesar di dunia ini yang masih positif atau istilah dari Kristalina itu adalah the bright spot in dark adalah Indonesia dan ASEAN. Dengan demikian, alternatif investasinya, melihat Indonesia stabil secara politik dan ini stabil untuk regulasi, rule of law dari investment. Jadi ini kesempatan bagi Indonesia berada di dalam panggung dunia,” ujar Airlangga.

Selain itu, Airlangga mencatat dalam pelaksanaan KTT G20 Indonesia terdapat momen launching komitmen kerjasama Indonesia dengan Amerika Serikat dalam skema Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII). Dalam skema PGII, mobilisasi pendanaan dari Amerika Serikat selama lima tahun ke depan untuk pembangunan infrastruktur di negara berkembang mencapai besaran USD600 miliar.

Baca juga: Dihadapan ASEAN, Menko Airlangga Tegaskan Netralitas Karbon dan Agenda Ekonomi Berkelanjutan 

Dia menambahkan Indonesia juga telah memperoleh komitmen dari Just Energy Transition Progam (JETP), dimana negara-negara G7 menyediakan dana USD20 miliar atau sekitar Rp311 triliun selama 3 sampai 5 tahun ke depan untuk membiayai proyek-proyek yang mendukung penurunan emisi.

Airlangga menyinggung gejolak geopolitik Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung sangat mempengaruhi kenaikan harga energi dan pangan karena terjadi disrupsi supply serta kerugian finansial. Beberapa negara mengalami kerugian finansial bukan hanya akibat perang Rusia dan Ukraina, tetapi juga karena pandemi Covid-19. Dalam menghadapi dampak perang tersebut, Indonesia memiliki daya tahan yang cukup baik.

“Jadi kalau khusus untuk Indonesia, kita sudah ada daya tahan. Satu, pangan. Kita produksinya relatif baik yaitu 31 juta ton beras setiap tahun. Kemudian kedua, terkait dengan fertilizer, kita untuk urea juga bisa ekspor 2 juta ton, jadi relatif untuk pupuk pun aman,” ujar Airlangga.

Baca jugaMenko Airlangga Tekankan Pentingnya Industri Minyak Sawit di Indonesia

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU