25.2 C
Jakarta
Minggu, 3 November, 2024

Ekonomi Indonesia Tahan Banting, Ekonom: Sistemnya Masih Tradisional

JAKARTA, duniafintech.com – Ekonomi Indonesia tahan banting dari gempuran ketidakpastian global lantaran sifatnya yang tradisional. Adapun ekonomi Indonesia dinilai tidak memiliki banyak ketergantungan dengan kondisi ekonomi global karena memiliki konsumsi rumah tangga yang kuat. 

Terkait ekonomi indonesia tahan banting tersebut, ekonom yang juga pendiri Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Hendri Saparini, menerangkan bahwa Indonesia memiliki sistem ekonomi yang cenderung tradisional. 

“Walaupun terjadi gonjang-ganjing di luar (negeri), kenapa ekonomi kita masih bisa sustain, karena ekonomi kita masih tradisional,” ucapnya dalam Media Workshop Hilirisasi Pada Sektor Industri Kimia dan Peran Sektor Infrastruktur, dikutip pada Jumat (29/1/2024) dari Kompas.com, terkait ekonomi indonesia tahan banting.

Ekonomi Indonesia Tahan Banting

Ditambahkannya, terkait ekonomi indonesia tahan banting, kondisi itu kontras ketika dibandingkan dengan dua negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia. 

Baca juga: Ekonomi 2024 Lebih Lemah Menurut Perkiraan BI, Ini Penyebabnya

Ekonomi Indonesia tahan banting

 

Ekonomi Singapura sangat tergantung dengan negara lain. Sementara itu, ekonomi Malaysia memiliki porsi perdagangan internasional dan investasi lebih dari separuh ekonomi nasional. 

“Tapi di Indonesia, 75-80 persen ekonomi Indonesia itu tergantung pada konsumsi domestik oleh swasta dan konsumsi pemerintah lewat APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),” jelasnya terkait ekonomi indonesia tahan banting.

Dengan demikian, kata dia lagi, terkait ekonomi indonesia tahan banting, Indonesia memiliki ruang yang cukup luas untuk dapat mengembangkan ekonomi pada 2024. 

Meski demikian, sambungnya, terkait ekonomi indonesia tahan banting, Indonesia juga tak lepas dari tantangan ekonomi. Penurunan harga komoditas, dipicu perlambatan ekonomi global yang membuat permintaan secara volume jadi turun. 

Di sisi lain, surplus perdagangan Indonesia terhadap negara lain terus menipis. Hal ini disebabkan karena impor Indonesia belum tumbuh normal, imbas dari industri yang belum pulih. 

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Ekonomi Kreatif Sumbang Rp 1.300 Triliun Devisa Negara

Ekonomi Indonesia tahan banting

“Sehingga ekspor melemah, tetapi impornya belum kembali, jadi Indonesia masih surplus dagang. Ini yang masih menjadi masalah bagi kita,” ujar dia.

Maka dari itu, terkait ekonomi indonesia tahan banting, ia berharap ekspor dapat terus tumbuh ke depannya. 

Pasalnya, ketika ekonomi domestik telah kembali ke jalur pertumbuhan, peningkatan impor dapat mengganggu surplus perdagangan. Belum lagi, saat ini ekspor Indonesia semakin bergantung pada produk-produk turunan tambang. Selain itu, Indonesia juga cenderung hanya bergantung pada satu negara tujuan ekspor. 

“Kalau diversifikasi ini tidak dikembangkan, ini akan jadi masalah untuk kita, karena ketika terjadi masalah di satu negara, itu tidak kemudian terganggu kalau kita mengekspor produk lain ke negara yang lebih beragam,” tandas dia. 

Sebagai informasi, Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mampu mencapai 5 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada 2024 diproyeksikan ada di kisaran 4,9 sampai 5 persen.

Ekonomi Indonesia tahan banting

Baca juga: Hasil Rapat Kabinet, Jokowi Target Ekonomi 2025 Tumbuh 5,6 Persen

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU