25.2 C
Jakarta
Jumat, 29 Maret, 2024

Fintech CrowdFunding Design For Dream untuk Disabilitas

duniafintech.com – Di Indonesia, masih dijumpai sejumlah kasus penyandang disabilitas yang belum mendapat perlakuan selayaknya. Tidak jarang pula mereka mendapat bullying. Padahal, mereka juga memiliki hak sama dengan masyarakat lain pada umumnya. Fintech crowdfunding design for dream hadir untuk penyandang disabilitas.

Tujuan Berdirinya Fintech CrowdFunding Design For Dream

Penyandang disabilitas juga memiliki mimpi-mimpi–sekecil apapun itu. Fintech Crowdfunding Design for Dream mencoba mewujudkannya.

Design for Dream menyebut platform mereka sebagai crowdhelping disabilitas pertama di Indonesia yang bertujuan untuk mengadvokasi, mendukung, dan merealisasikan mimpi penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk dapat terbantu lewat sebuah metode product campaign dengan menggunakan bisnis model sociopreneur.

Terhitung sejak tahun 2016, Design for Dream menyediakan sebuah platform untuk membantu mimpi disabilitas yang memiliki keterbatasan ekonomi dengan melibatkan stakeholders (Adik Mimpi, Kakak Mimpi, dan Pejuang Mimpi).

Dengan mengusung semangat #NoDreamLeftBehind, Design for Dream meyakini bahwa tidak ada mimpi yang boleh tertinggal. Termasuk mimpi para penyandang disabilitas. Oleh sebab itu, Design for Dream mempunyai visi “Menjadikan Mimpi Menjadi Lebih Inklusif bagi Disabilitas” dengan beberapa misi:

-Mengadvokasi mimpi disabilitas yang memiliki keterbatasan ekonomi melalui program “Ajukan Mimpi”.

-Mendukung mimpi difabel agar lebih teraih melalui product campaign dalam program “Bantu Mimpi”.

-Mewujudkan mimpi disabilitas agar lebih kuat dan nyata melalui program “Aksi Mimpi”

Sebagai social enterprise startup, Design for Dream menggunakan dua metode bisnis model. Pertama adalah profit sharing (60–40%) dari setiap hasil penjualan product campaign, di mana 60% akan masuk ke Design for Dream dan 40% sisanya akan digunakan untuk membantu mendanai mimpi penyandang disabilitas. Kedua adalah 10% dari hasil open donation akan dikenakan untuk biaya administrasi pada sebuah campaign.

Prinsip kerja Design for Dream bisa dimulai dari apa yang mereka sebut Ajukan Mimpi, Bantu Mimpi, Aksi Mimpi, dan Tukar Mimpi. Pada website Design for Dream, sudah ada beberapa penyandang disabilitas yang memiliki beragam mimpi yang belum terwujud. Salah satunya adalah Nani (28 tahun). Ia memiliki mimpi yang cukup sederhana, yakni mic dan audio system. Nani pernah berkata bahwa dirinya suka bernanyi. Lagu-lagu kesukaannya adalah dari band Wali. Nani akan senang sekali bila ia bernyanyi menggunakan mic dan audio system suatu hari nanti.

Design for Dream sendiri digawangi oleh Irvandias Sanjaya (CEO), Imam Pesuwaryantoro (CMO), Jaka Sembodo (CTO), dan Martha Cynthia (CFO). Design for Dream sempat menorehkan prestasi membanggakan di tingkat ASEAN pertengahan tahun ini. Startup asal Yogyakarta ini berhasil meraih penghargaan dalam ajang 2nd Startup Accelerator Class di Kaplan University, Singapura, yang diselenggarakan pada 10–12 Juli lalu.

Kegiatan ini sendiri diadakan oleh Indonesian Youth Academy yang diikuti 85 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Design for Dream berharap, startup yang dikembangkan ini bisa merealisasikan impian para penyandang disabilitas di Indonesia yang rata-rata hidup di bawah garis kemiskinan.

Design for Dream tidak melakukan batasan berdasarkan dari jenis dan rentang umur disabilitas. Selama penyandang disabilitas tersebut mempunyai sebuah mimpi untuk dapat diwujudkan, namun mengalami keterbatasan dalam memenuhi mimpi tersebut, maka mereka layak untuk dibantu.

Sejak Juli 2017 hingga sampai saat ini, Design for Dream terus melakukan sebuah riset tentang pandangan masyarakat awam tentang isu disabilitas. Sampai detik ini, telah ada 300 responden lebih yang menjawab dengan beberapa kegelisahan di antaranya adalah masih ada lebih dari 50% penduduk Indonesia yang bingung tentang bagaimana cara untuk dapat membantu disabilitas. Namun, 80% dari penduduk Indonesia setuju untuk dapat berkontribusi dalam isu disabilitas, baik secara fisik maupun material. Design for Dream juga didukung lebih dari 90% responden agar platform ini bisa dapat memberikan dampak bagi teman-teman disabilitas agar mimpinya dapat tercapai.

-Sebastian Atmodjo-

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE