duniafintech.com – Menjamurnya layanan peer to peer (P2P) lending di Indonesia, membuat persaingan usaha dibidang investasi dan peminjaman ini mulai terasa, terlebih lagi bagi startup yang baru memulainya. Pasalnya, p2p lending seperti Investree, Modalku, KoinWorks, Amartha, Crowdo sudah terkenal dan tidak asing lagi di telinga masyarakat.
Melihat fakta tersebut, Startup fintech Pinjam memiliki strategi untuk terus mengembangkan usahanya. Walaupun hingga kini, Startup fintech Pinjam masih belum mengantungi lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebenarnya saya senang ketika semakin banyak pelaku yang bermain di bidang P2P lending. Karena, hal itu akan semakin mengedukasi masyarakat bahwa kini sudah ada berbagai macam platform yang menyediakan pinjaman secara online,” jelas CTO Pinjam, Sofian Hadiwijaya.”
Namun agar brand Pinjam lebih familier di tengah masyarakat, Sofian mengatakan pihaknya memutuskan untuk terjun langsung menemui calon nasabahnya. Strategi ini mereka terapkan ketika memasarkan layanan Gadai Online dan Pinjaman Usaha.
Strategi kita, selain ada gerakan online, ada juga gerakan offline. Contoh gerakan offline itu misalnya mengadakan acara, mengumpulkan ibu-ibu, mendampingi bisnis mereka. Pendekatan-pendekatan itu yang kita lakukan untuk mengedukasi mereka. Awal masuknya mungkin offline, tapi selanjutnya bisa online,” ujar Sofian kepada Tech in Asia Indonesia.
Sofian menilai strategi promosi dari mulut ke mulut ini memiliki dampak yang signifikan bagi bisnisnya. Testimoni nasabah, kata Sofian, akan berpengaruh ke orang lain yang juga berniat mengajukan pinjaman. “Testimoni itu melekat. Lihat ibu sebelah, testimoninya bagus, dia mau juga. Karena ini bisnis keuangan, kental dengan kepercayaan. Kita butuh bangun kredibilitas dulu,” tuturnya.
Sofian menambahkan, Pinjam kini tengah berencana melakukan ekspansi ke kota lain yakni Surabaya dan Makassar. Secara potensi pasar, ia menilai dua kota memiliki permintaan yang banyak terkait pinjaman online. “Nanti bakal sepaket (pinjaman dan gadai online). Enggak menutup kemungkinan nanti di Palembang juga,” ucapnya.
Beroperasi sejak bulan April 2015, saat ini Pinjam baru memiliki dua jenis produk, yaitu Gadai Online dan Pinjaman Usaha. Karena itu, mereka masih mewajibkan pengguna mereka untuk memberikan barang jaminan ketika mengajukan pinjaman atau gadai.
Namun ketika sudah mendapatkan lisensi dari OJK, pihaknya akan mengubah model bisnis menjadi P2P lending, yakni sebagai perantara antara pemilik modal dan peminjam untuk layanan Pinjaman Usaha. Langkah tersebut akan mereka ambil setelah mereka mendapatkan lisensi P2P lending dari OJK untuk layanan ini. Jika sudah mendapatkan lisensi P2P lending, maka pinjaman usaha atau pribadi bisa diberikan tanpa jaminan. Namun untuk Gadai Online, Sofian mengatakan nasabah Pinjam masih harus memberikan jaminan. Saat ini, Pinjam baru mengantungi lisensi OJK untuk layanan Gadai Online.
Kalau pinjaman usaha, kita bakal lihat usahanya juga. Kalau usahanya lancar, bisa dapat pinjaman lebih besar karena kita lihat cashflow juga. Saat ini semuanya masih memakai barang jaminan. Tapi ke depannya bakal ke sana juga (pinjaman tanpa jaminan),” jelas Sofian.
Written by : Andriani Supri