JAKARTA, duniafintech.com – Harga Bitcoin mencatatkan kenaikan terbesar dalam dua minggu ini. Bitcoin berhasil diperdagangkan di atas USD 30.000 atau sentuh sekitar Rp 437,36 juta (asumsi kurs Rp 14.579 per dolar AS).Â
Cryptocurrency atau aset kripto dengan kapitalisasi terbesar itu naik 5,2 persen menjadi USD 30.687 atau Rp 447,42 juta pada Senin 14:21 waktu New York, merupakan kenaikan terbesar sejak 15 Mei.
Eter dan token yang lebih kecil seperti Avalanche, yang terpukul minggu lalu bahkan ketika Bitcoin bertahan relatif stabil, juga ikut naik.Â
Baca juga:Â Peringatan Keras dari Jokowi, APBN dan APBD Tak Boleh Beli Barang Impor!Â
Melansir Yahoo Finance, Selasa (31/5/2022), pasar saham Asia dan Eropa naik, menyusul rencana China untuk melonggarkan pembatasan COVID-19.
Baca juga:Â Kripto, Metaverse dan NFT Diyakini Akan Ubah Dunia, Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Ambil Peluang
Sementara pasar AS ditutup untuk liburan Memorial Day. Korelasi antara Bitcoin dan saham mulai rusak pada pekan lalu karena indeks S&P 500 membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak November 2020, sementara Bitcoin turun untuk minggu kedelapan secara berturut-turut.Â
Ether sempat melonjak 7,7 persen pada Senin sementara Avalanche dan Solana masing-masing naik sebanyak 12 persen dan 7 persen.Â
Laporan inflasi dari Spanyol dan Jerman pada Senin menggarisbawahi bahwa kekuatan ekonomi makro yang telah membebani crypto dalam beberapa pekan terakhir tidak akan mereda.
Baca juga:Â Berapa Penghasilan YouTuber? Simak di Sini Cara Menghitungnya
Harga konsumen di kedua negara itu melonjak lebih cepat dari perkiraan menambah tekanan pada Bank Sentral Eropa untuk menghapus stimulus selama era krisis.Â
Kenaikan suku bunga di seluruh dunia telah memicu aksi jual aset berisiko tahun ini, mengirim harga Bitcoin turun 34 persen sejak 31 Desember.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada